Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nevinka Ibtihal Reulysanto

Memasuki Era Generasi Nunduk, Bisa Mengawali Kesuksesan Karir di Masa Depan

Gaya Hidup | Saturday, 11 Jun 2022, 17:23 WIB
Generasi Nunduk Bukan Berarti Terpuruk

Sesuai dengan fakta yang ada, kita sebagai generasi milenial saat ini jarang menemukan anak muda yang tidak memiliki atau memainkan smartphone. Apalagi pada kaum milenial jaman now yang tidak bisa jauh dari hp alias dikit-dikit update, Mengapa begitu? Faktanya tidak mungkin generasi milenial seperti kita bisa melepas Handphone. Keberadaan handphone memiliki dampak positif dan negatif tersendiri, namun semua itu tergantung dari kita sebagai pengguna.

Generasi milenial saat ini telah dikenal dengan julukan ‘Generasi Nunduk’, bukan berarti menunduk karena sedang berjalan melewati orang yang lebih tua ataupun sedih, namun menunduk karena sedang menatap ke layar HP. Banyak bukti yang memperlihatkan bahwasannya kaum milenial seperti kita yang tidak dapat melewati hari tanpa membuka media sosial, seperti scroll instagram, tiktok, twitter, menonton youtube, dan masih banyak lagi. Anak muda saat ini bisa dibilang melekat dengan istilah ‘kepo’ karena kita bisa mengetahui betapa banyak informasi yang kita dapatkan saat membuka smartphone, kita bisa tahu berita terkini yang sedang viral dan juga bisa mengetahui kegiatan seseorang di setiap waktunya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran anak muda akan masa depannya, karena terkadang anak jaman sekarang lebih cenderung sering merasakan insecure. Maka dari kekhawatiran tersebut anak muda sekarang lebih aktif dalam penggunaan smartphone sebagai jembatan menuju kesuksesan dengan kreativitas masing-masing. Banyak hal yang dilakukan seperti belajar berbisnis, dan mengejar karir sesuai passionnya. Mengandalkan media sosial juga musti berhati-hati karena banyak netizen yang mencari celah dari yang benar menjadi salah, salah menjadi benar. Pada hakikatnya media sosial diciptakan dengan tujuan yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Media sosial berkembang dan menyebar di seluruh dunia. Dengan adanya kecanggihan teknologi saat ini membuat media sosial semakin diminati oleh masyarakat. Di zaman digital ini manusia dimanjakan dengan akses yang begitu cepat dan instan. Media sosial kini menjadi primadona dan sistem digital yang memberikan kemudahan bagi pengguna (Benny Sinaga, 2018).

Fenomena kemunculan banyak seleb di media sosial dengan banyak follower bisa menjadi pemicu anak muda sekarang ingin sukses dengan cara instan. Semenjak adanya media sosial dan informasi mengenai banyak kemunculan seleb, banyak anak muda yang cita-citanya ingin jadi selebgram. Menjadi selebgram akan cepat terkenal dan juga menghasilkan uang banyak, karena mendapatkan endorsement atau iklan adalah salah satu dampak positif anak menjadi seleb medsos, dengan cara instan bermain game, mengunggah foto atau video konten di instagram,tiktok, dan youtube bisa menjadi miliader dan semua itu tidak ada batas umurnya. Dampak negatif salah satunya yaitu hanya mendapat popularitas yang sementara, namun tergantung dari penggunanya. Biasanya seleb medsos yang bisa bertahan hingga lintas tahun sejatinya tetap menghadapi berbagai proses perjuangan untuk tetap eksis di publik. Tak jauh berbeda dari proses kehidupan konvensional seperti melalui pendidikan formal. Remaja pada umumnya menyukai hal-hal yang sensasional sehingga mereka menjadi pusat perhatian. Dengan mendapatkan perhatian, mereka merasa mendapat tempat di lingkungan sosialnya. Dari keuntungan yang di dapatkan sebagai seleb di media sosial, mereka tanpa harus menyeselesaikan sekolah atau pekerjaan secara konvensional. Hal-hal seperti ini membuat keinginan untuk bisa jadi orang sukses dengan waktu singkat semakin besar, anak jaman sekarang menghindari proses karena proses membutuhkan waktu, butuh ketekunan, butuh fokus dalam suatu hal yang menyita waktu. Penggunaan media sosial dengan intensitas yang tinggi dapat memicu terjadinya beberapa masalah kesehatan, tidak hanya fisik tapi juga kesehatan mental. Terdapat kasus yang sempat viral di media sosial mengenai gangguan mental remaja karena kecanduan game online, kekhawatiran bersaing dengan orang di sekitarnya, dan bisa menjadi depresi.

Fenomena sosial ini telah membuktikan bahwa penggunaan media sosial memiliki dampak positif dan dampak negatif bagi pengguna gadget. Tentunya bagi kalangan muda juga membutuhkan perhatian khusus. Hal ini karena potensi tindak kekerasan yang dilakukan oleh remaja akibat terpaan media sosial, karena anak muda sekarang masih labil membuat mereka mudah terpengaruh oleh konten yang diunggah di media sosial.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image