Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image putri abielia

Penyakit Mulut dan Kuku terhadap Kesehatan Masyarakat

Eduaksi | 2022-06-04 17:10:20
PMK terhadap Kesehatan Masyarakat/Putri Abielia

Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak atau Foot and Mouth Disease (FMD) merupakan penyakit infeksius yang disebabkan virus genus Aphtovirus yang bagian keluarga dari picornaviridae bersifat akut dan menular pada hewan berkuku genap/belah serta dapat menyerang ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing, domba, rusa), babi, unta, dan lain sebagainya. Penyakit ini tidak menyerang manusia, namun menyerang hewan ternak yang akan menularkan kepada hewan lainnya.

Wabah ini sudah lama hilang di Indonesia sejak 1887 hingga terakhir diketahui keberadaannya pada tahun 1986 Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit mulut dan kuku. Pada tanggal 28 April 2022 kasus PMK ditemukan kembali di Gresik Jawa Timur hingga sampai saat ini (awal Juni 2022) sudah sebanyak 2226 ekor dengan 1.5% angka kematian hewan ternak di Jawa Timur.

Gejala yang ditimbulkan antara lain demam tinggi hingga 41°C menggigil, hilangnya nafsu makan, kurangnya produksi susu secara drastis, berkurangnya berat badan, adanya erosi sekitar mulut, moncong, hidung, lidah, gusi, dan lain sebagainya.

Masih belum ada laporan ilmiah yang menyatakan bahwa PMK dapat menular ke manusia, sehingga termasuk pada zoonosis dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Pengelolaan daging dan susu sapi juga haruslah dimasak dan diolah dengan benar agar tetap aman untuk dikonsumsi oleh manusia. Namun, berdasarkan pernyataan dari menteri pertanian Syahrul Yasin Limpo daging ternak yang terinfeksi masih bisa dikonsumsi kecuali bagian mulut, jeroan, dan bibir atau lidah yang memang sepatutnya tidak layak untuk dikonsumsi manusia.

Dengan beredarnya berita mengenai penyakit mulut dan kaki pada hewan ini menyebabkan berbagai tindakan dan sikap yang dilakukan oleh berbagai masyarakat. Pada umumnya, masyarakat awam akan berpikir bahwa semua daging berbahaya bagi kesehatannya dan mereka akan berusaha untuk tidak mengonsumsi daging untuk waktu yang belum ditentukan. Dengan demikian, kesehatan mereka secara psikologis juga akan ikut terganggu dengan pemikiran mereka terkait daging sapi ini. Secara otomatis dengan gangguan ini bukan hanya akan berdampak pada kesehatan psikolog seseorang namun juga akan berdampak pada kesehatan secara fisik juga, karena sesungguhnya kesehatan manusia itu berdasarkan pemikirannya. Persentase kesehatan karena pemikiran lebih besar dari pada kesehatan karena makanan yang dikonsumsi orang tersebut, seperti pengukuran belief dasar yang dilakukan Ogden dkk (2002) mengenai nilai keyakinan individu tentang arti makanan serta eksplorasi peran dan perbedaan gender terhadap arti makanan, dampak makanan terhadap perilaku serta berat badan.

Berdasarkan hasil research dan opini diatas, beberapa hal yang dapat disampaikan terkait PMK terhadap kesehatan masyarakat. Dengan adanya PMK ini akan membawa beberapa dampak terhadap masyarakat dan akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia tersebut, khususnya pada hal psikologinya. Sebaiknya bagi orang awam yang belum mengetahui dengan jelas terkait penyebaran PMK terhadap manusia sebaiknya melakukan research terlebih dahulu untuk mengurangi kesalahpahaman yang tersebar dalam masyarakat sehingga bukan hanya sekedar hoax belaka yang ada dalam masyarakat. Serta kita sebagai orang yang lebih mengetahui akan PMK hanya menyebarkan secukupnya agar tidak terjadinya miscommunication yang akan berdampak pada gangguan secara psikis bagi penerimanya.

Semoga dengan penulisan ini akan memberikan pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait penyebaran penyakit mulut dan kuku pada manusia, tindakan promotif terkait PMK, dan rasa kepedulian untuk meluruskan kesalahpahaman yang tersebar dalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA:

Kardaya, Dede; Rahmi, A. (2022) Meningkatkan Kewaspadaan terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Ternak - Universitas Djuanda. Tersedia pada: https://www.unida.ac.id/artikel/meningkatkan-kewaspadaan-terhadap-penyakit-mulut-dan-kuku-pmk-pada-ternak (Diakses: 4 Juni 2022).

Suarya, Luh Made Karisma Sukmayati; Rustika, I Made; Astiti, Puri Dewi; Lestari, Diah Made;Indrawati, Komang Rahayu; Susilawati, Luh Kadek Pande Ary; Widiasavitri, Putu Nugrahaeni; Marheni, Adijanti; Vembriati, Naomi; Wiliani, N. M. A. dan Wulanyani, Ni Made Swasti; Tobing, David Hizkia; Budisetyani, Putu Wulan; Supriyadi; Herdiyanto, Yohanes Kartika; Weta, I Wayan; Pinatih, Gde Ngurah Indraguna; Sutadarma, I. W. G. (2017) “Psikologi Nutrisi,” Bahan Ajar PSIKOLOGI NUTRISI, hal. 1–47.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image