Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Chintya Tuffahati Fadhilah

Penggunaan Bahasa Campuran atau Mix Bahasa

Info Terkini | 2022-06-04 14:09:35

Bahasa campuran akhir-akhir ini sering menjadi perbincangan. Terutama di sekitar kalangan milenial. Biasanya, bahasa campuran yang digunakan adalah bahasa indonesia dan bahasa inggris (dalam bahasa sehari-hari). Penggunaan bahasa campuran juga sering menjadi masalah bagi beberapa orang. Namun, apakah menggunakan bahasa campuran itu salah?

Menurut penulis, menggunakan bahasa campuran dalam obrolan setiap hari tidak salah. Mungkin akan menjadi salah jika penggunaan bahasa campuran digunakan dengan lawan bicara yang tidak paham sama sekali dengan bahasa yang digunakan. Jika sebaliknya, maka menggunakan bahasa campuran sangat baik dan menguntungkan bagi berbagai pihak saat berbicara. Karena selain dapat melatih kecakapan dan kosa kata baru dalam bahasa yang digunakan, juga secara tidak langsung dapat melatih otak dengan baik.

Kebanyakan bahasa campuran digunakan saat obrolan informal. Namun, tidak sedikit juga ditemukan menggunakan bahasa campuran dalam obrolan formal. Dalam obrolan informal, biasanya hanya saat mengobrol dengan teman. Dan saat obrolan informal, biasanya digunakan saat ada suatu acara rapat seperti di organisasi dengan orang-orang yang juga sesama paham menggunakan bahasa campuran.

Tetapi tidak sedikit juga penggunaan bahasa campuran ini menimbulkan kontra bagi beberapa orang. Beberapa dari mereka memberi alasan, "Ngapain sih pake bahasa campuran indo-inggris. Pengen dibilang jago bahasa inggirs?" "Gak cinta tanah air" dan lain sebagainya. Alasan-alasan tersebut sering muncul di beberapa platform digital seperti sosial media. Lalu, apakah memang benar menggunakan bahasa campuran seburuk itu?

Penulis berpendapat, bahwa penggunaan bahasa campuran bukan berarti tidak cinta negara sendiri. Melainkan, ada beberapa orang yang menggunakan bahasa campuran memang karena orang tersebut menguasai lebih dari satu bahasa. Atau bahkan juga karena memang setiap harinya ia menggunakan 2 atau lebih bahasa yang berbeda karena tuntutan pekerjaan, dan lain-lain.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image