Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Akhmad Muzakir

GURU DAN KOMITMEN TANPA BATAS SAAT PANDEMI

Guru Menulis | Saturday, 09 Oct 2021, 10:06 WIB

Fenomena pandemi Covid-19 membuat orang-orang menjadi sangat terbatas untuk melakukan sesuatu. Berbagai sektor terkena dampak dari pandemi Covid-19 tersebut. Tak terkecuali pada sektor pendidikan. Dampak pandemi ini mengharuskan para guru dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran di rumah secara daring atau virtual. Pada sisi lain, siswa dengan berbagai tugas yang diberikan oleh guru dituntut untuk mampu bertahan dalam keadaan yang sulit seperti saat ini. Mereka harus bisa bertahan dalam segala tekanan, tugas dan berbagai permasalahan yang dialami. Siswa harus mampu menunjukkan prestasi akademik yang baik selama masa pandemi covid-19 ada. Siswa harus bisa bertahan diberbagai keadaan walaupun keadaan covid-19 melanda.

Hampir satu tahun lebih, terhitung dari bulan Februari 2020 kita hidup berdampingan dengan wabah yang mengerikan ini. Wabah dengan nama Covid-19 atau Corona Virus Disease. Sampai saat ini juga belum berakhir, semua tidak tahu kapan berakhir pastinya. Menyikapi hal demikian melalui arahan pemerintah dilakukanlah pembelajaran daring atau dalam jaringan. Pembelajaran daring atau dalam jaringan yakni menggunakan kuota internet melalui jejaring media sosial ataupun aplikasi online.

Perpanjangan masa pembelajaran ini menimbulkan berbagai ide kreatifitas guru agar kegiatan pembelajaran tetap berjalan secara optimal walaupun harus dilakukan secara daring (online). Namun, masih banyak juga guru-guru yang belum benar-benar siap menerapkan sistem daring (online) ini secara utuh. Tidak lain dan tidak bukan, alasannya adalah belum siapnya mental guru, fasilitas yang ada atau pun lokasi di mana sekolah tersebut berada terlalu sulit untuk diakses. Meski demikian, bukan berarti pembelajaran harus dihentikan dan sekolah meliburkan para siswanya. Itu bukanlah solusi dari permasalahan yang ada.

Pola pembelajaran jarak jauh atau belajar di rumah menjadi solusi sementara dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia selama new normal. Ini adalah upaya ikhtiar untuk mengurangi penyebaran virus corona. Kondisi semacam ini terus dirasakan pada sekolah negeri maupun sekolah swasta. Terdapat banyak kendala pada tatanan pelaksanaan teknis pembelajaran daring tersebut. Seorang siswa kadang terpaksa harus membantu orang tuanya mencari nafkah untuk keluarga. Sejak pagi hingga petang hari, berbagi tugas dengan orang tua dalam menjalankan tugas harian keluarganya, dengan maksud menjaga stabilitas kondisi ekonomi keluarga. Pada kondisi ini berefek siswa belum bisa totalitas dalam mengikuti pembelajaran daring yang diberikan oleh guru. Belum lagi rendahnya minat dan partisifasi siswa karena belum hadirnya mental dan budaya belajar yang positif. Banyak anak yang mempersefsikan bahwa belajar di rumah sama saja dengan libur sekolah.

Bantuan kuota internet dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang disalurkan melalui telkomsel tentu sangat bermanfaat bagi siswa. Kouta yang diberikan oleh pemerintah tersebut bisa digunakan siswa untuk mengakses laman dan aplikasi pembelajaran siswa selama pembelajaran daring. Pemberian bantuan kuota sangat mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19. Guru dan siswa mendapat kemudahan atas bantuan tersebut.

Ada lima kategori tipologi kelompok siswa yang menerima pemberlakuan pembelajaran daring. Masing-masing kelompok tersebut perlu penanganan dan komitmen yang baik dari para guru dalam menghadapinya. Kelompok pertama yaitu siswa yang kuota internet mencukupi, jaringannya baik dan mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar. Kelompok kedua yaitu kouta internet mencukupi, jaringan tak bersahabat tetapi semangatnya tinggi. Kelompok ketiga yaitu siswa yang kouta internet mencukupi, jaringan bersahabat tetapi semangat belajarnya rendah. Kelompok keempat yaitu siswa yang kouta internet mencukupi, jaringan tak bersahabat dan semangat belajarnya rendah. Kelompok kelima adalah mereka yang tak memiliki fasilitas ponsel, jarak yang jauh, jaringan tak bersahabat dan semangat belajarnya rendah. Situasi seperti ini menuntut perhatian lebih dari para guru bagaimana menanggulanginya.

Berbicara pelayanan sebuah sekolah, guru menjadi ujung tombak dalam upaya mencerdaskan bangsa. Guru memiliki peran yang sangat vital dalam keberhasilan maju atau tidaknya target capaian kurikulum di kelasnya. Guru memikul tanggung jawab terhadap kenyamanan siswanya dalam memperoleh pelajaran. Guru harus membangun atmosfir semangat dan memastikan siswa tetap mendapatkan pembelajaran bermakna. Oleh sebab itu dalam melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) menuntut komitmen guru tingkat tinggi. Pandemi membuatnya lebih tertantang keluar dari masalah, bukan untuk menciptakan masalah baru.

Posisi guru pada masa pandemi ini harus mempunyai kekuatan berbeda, harus mempunyai energi berbeda. Mental energi yang digunakan pada kondisi pada masa pandemi sangat jauh lebih berat dibanding pada kondisi sebelumnya. Kondisi ini menuntut guru harus lebih aktif, kreatif, inovatif serta memiliki jiwa petarung yang siap menghadapi kondisi tersulit sekalipun. Maka dari itu kembali lagi kepada komitmen guru. Kebulatan tekad guru untuk melakukan perubahan dan keluar dari zona nyamannya.

Pada lima kategori kelompok siswa di atas, memang sistem pembelajaran jarak jauh menurut pengamatan saya masih menjadi beban bagi para guru, orang tua dan siswa. Perihal demikian dikarenakan harus memperhatikan aspek kondisi ekonomi, latar belakang pendidikan para orang tua dan siswa yang terdampak pandemi Covid-19. Jika sistem ini masih diberlakukan, maka ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan menyikapi lima kelompok siswa di atas.

Kelompok pertama yaitu yang kuota internet mencukupi, jaringannya baik dan mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar. Kondisi seperti ini sebenarnya kondisi yang diharapkan semua guru. Pada posisi ini peluang siswa meraih prestasi bisa lebih optimal. Pandemi tak menjadi kendala dalam mengembangkan kompetensi mereka. Peran guru hanya merawat dan menjaga semangat siswanya agar tidak luntur. Kelompok kedua yaitu kouta internet mencukupi, jaringan tak bersahabat tetapi semangatnya tinggi. Pada kondisi ini siswa bisa diarahkan mencari jaringan lebih stabil. Atau bisa juga diarahkan ke rumah teman yang mempunyai jaringan WIFI internet indihome. Guru juga harus menghimbau siswa tersebut tetap dengan protokol kesehatan dan jumlah yang terbatas.

Pada kelompok ketiga yaitu siswa yang kouta internet mencukupi, jaringan bersahabat tetapi semangat belajarnya rendah. Pada kelompok ini yang dilakukan guru adalah mengupayakan seringnya komunikasi dan memberi motivasi kepada siswa. Guru yang komitmennya baik akan mampu meyakinkan orang tua dan siswa agar terus semangat mengikuti pembelajaran walaupun dalam situasi pandemi. Memberi sentuhan kata-kata positif sehingga motivasi siswa terus terbangun. Caranya bisa menjadwalkan menelpon siswa ataupun melalui aplikasi zoom meeting.

Kelompok keempat yaitu siswa yang kouta internet mencukupi, jaringan tak bersahabat dan semangat belajarnya rendah. Situasi seperti ini menuntut perhatian lebih dari para guru bagaimana menanggulanginya. Pada kelompok ini guru sebaiknya menyarankan siswa untuk mencari jaringan yang lebih kuat. Selain itu mengupayakan frekuensi komunikasi dan memberi motivasi lebih banyak kepada siswa. Baik melalui telpon, video call maupun aplikasi zoom meeting.

Hal yang berbeda kita rasakan jika menyikapi siswa yang berada pada kelompok kelima. Kelompok kelima adalah mereka yang tak memiliki fasilitas ponsel, jarak yang jauh, jaringan tak bersahabat dan semangat belajarnya rendah. Biasanya ini adalah sekolah pada kawasan 3T (tertinggal, terdepan dan terluar). Pada kondisi seperti ini, maka guru harus terjun menjemput bola dengan tetap menjaga protokol kesehatan mendatangi siswanya. Membuat zonasi kelompok siswa lagi berdasarkan rumah yang saling berdekatan. Silaturrahim ke tempat mereka. Mendatangi mereka satu persatu-satu. Menjelaskan pola pembelajaran dan materi ajar. Pada situasi ini guru bisa menggunakan model penugasan dan penilaian seperti portofolio, karya inovatif atau berbasis proyek. Sehubungan dengan hal demikian, maka diperlukan pendekatan yang taktis dalam memberikan penugasan kepada siswa. Beberapa mata pelajaran bisa diramu menjadi satu pada sebuah tugas proyek siswa. Pemantauannya bisa dilakukan perpekan. Semua itu kembali lagi mau tidaknya guru untuk bergerak. Hal ini tentu terkait loyalitas dan kebulatan tekad guru dalam mengabdikan dirinya sebagai guru.

Guru dengan karakter tak peduli atau masa bodoh akan membiarkan kondisi siswanya tenggelam dalam gubangan masalah. Kualitas pembelajaran akan menurun. Cenderung menyalahkan siswanya. Perannya sebagai guru tak dirasakan siswanya. Berpotensi menambah keruh masalah yang sudah ada. Kurang kreatif yang pada akhirnya kepercayaan masyarakat akan menurun kepada sekolah tersebut. Sebaliknya Guru yang memiliki komitmen tinggi akan memiliki hati nurani yang tajam. Peka terhadap setiap permasalahan dan kondisi siswanya. Keberadaannya dirindukan siswanya. Kehadirannya mampu memberi solusi pada setiap permasalahan siswanya. Guru ini memiliki wawasan yang tinggi, sehingga mampu menaklukan hati siswa dalam memotivasinya dalam pembelajaran. Guru yang memiliki simpati kepada kondisi siswa dan keluarganya. Guru yang pengabdiannya tak berbatas. Guru demikianlah yang akan dikenang oleh siswanya sepanjang hayat. Guru seperti inilah yang pantas menyandang gelar “pahlawan tanpa tanda jasa”.

Saat seseorang telah memilih menjadi guru, maka profesi itu seharusnya dia lakukan sepenuh hati. Guru yang komitmennya baik akan menjalankan tugasnya sepenuh hati. Dia akan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Guru tersebut memiliki pandangan dalam mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dia yakini. Sifat sukarela dan ikhlas dalam melakukan tugas sebagai guru saat pandemi adalah sifat yang timbul dari pemahaman nilai kemanusian dan spiritual guru yang baik. Spritual yang baik berhubungan dengan kearifan sikap, komitmen dalam kerja dan totalitas dalam menjalankan tugas. Guru seperti ini akan menjadi model (teladan) bagi siswanya dan dapat menimbulkan ketenangan pikiran, keceriaan, kasih sayang, kepedulian, kesabaran, kreativitas, kerendahan hati dan kejujuran bagi siswanya. Karena perbuatannya bersumber dari hati yang baik, maka yang hadir juga akan menerima dengan hati yang baik. Sebaiknya, karakter guru seperti inilah yang harus dimiliki saat masa pandemi ini. Sikap tersebut dia lakukan sampai akhir masa baktinya. Proses menanam kebaikan hingga nanti berbuah sebagai bagian dari perjuangan semasa menjadi seorang guru.

BIONARASI PENULIS

Akhmad Muzakir. Dipanggil Zakier, dia adalah anak keempat dari lima bersaudara. Zakier berasal dari keluarga sederhana di sebuah desa yang bernama desa Cakeru. Tepatnya berada di kecamatan Amuntai Utara kabupaten Hulu Sungai Utara. Ia terlahir dari rahim seorang ibu yang sangat penyabar yaitu Bunda Tarminah. Asli kelahiran dari Amuntai. Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan. Pendidikan kuliahnya di tempuh di STIQ (Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an) Amuntai pada Prodi Pendidikan Bahasa Arab. Saat ini, aktifitasnya sebagai pendidik di SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Ihsanul Amal. Tepatnya berada di desa Sungai Sandung. Kecamatan Sungai Pandan Alabio. Kabupaten Hulu Sungai Utara. Kalimantan Selatan.

Kegemarannya pada dunia tulis menulis dia geluti sewaktu masih bersekolah di MTs NIPA Rakha. Awalnya dia sering mengikuti lomba tulis menulis yang diadakan di sekolah tersebut, seperti pada momen Pekan Maulid, Pekan Rajabiyah dan lain-lain. Terbukti semasa itu dia meraih juara pertama pada bidang lomba cipta puisi dan membuat naskah essay pendek pada tingkat sekolah. Opininya tentang pendidikan juga biasa dimuat di koran lokal Banjarmasinpost.

Sekarang dia terus aktif menulis dan melatih siswa yang mengikuti lomba pada bidang tulis menulis serta aktif dalam mikroblog berbasis literasi. Karya-karyanya yaitu Di sini Kutemukan Cinta-Nya (Kisah Inspiratif/ 2020), Guru Sepanjang Masa (Kisah Inspiratif/ 2021), Lafal Sakti (Antologi Puisi/ 2021), Titik Nadir (Antologi Cerpen/2021), Romansa Perjuangan Guru Idaman (Kisah Inspiratif/ 2021), Madrasah Kehidupan (Kisah Inspiratif/ 2021).

Alamat Rumah :

Jl. Rakha Gang Keramat Desa Cakeru RT III, No. 016 Kecamatan Amuntai Utara Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalsel Kodepos 71471

Fb : Zakir Zukhair Uzed

IG : Zakier Zukhair Uzed

Email : [email protected]

No.WA : 085249503134

#GuruHebatBangsaKuat

#Pembelajaran Saat Pandemi

#Guru

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image