Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rifa Nurmadina

Pembelajaran bahasa arab di negara Indonesia dan negara arab.

Sastra | 2022-05-31 23:47:43

Bahasa Arab telah ditetapkan sebagai salah satu bahasa resmi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 1973. Kemudian mulai tahun 1979 kedudukan bahasa Arab disejajarkan dengan bahasa-bahasa internasional lainnya. Sebagai bahasa internasional, bahasa Arab perlu dikuasai secara aktif sebagai alat komunikasi. Bagi negara-negara Arab hal itu tentu tidak menjadi masalah karena bahasa Arab telah menjadi bahasa sehari-hari mereka. Di Indonesia, kebanyakan lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab lebih menekankan fungsi bahasa ini sebagai lugat ad-dīn daripada fungsinya sebagai lugat al-mu’āsyarah. Tersebarnya bahasa Arab di berbagai kawasan non Arab menuntut adanya kebutuhan mempelajari bahasa ini sebagai bahasa kedua atau bahasa asing. Di antara problem umum pembelajaran bahasa Arab di Indonesia adalah tidak digunakannya bahasa Arab sebagai alat komunikasi sehari-hari. Bahasa Arab lebih dominan dipelajari untuk mencapai kemampuan pasif dan kemahiran reseptif, bukan kemampuan aktif dan kemahiran produktif. Inilah problem mendasar yang perlu dikaji untuk menemukan alternatif solusinya. Di antara solusi utama untuk mengatasi problem tersebut adalah diciptakannya lingkungan bahasa (bī’ah lugawiyyah). Penciptaan lingkungan bahasa inilah yang kemudian mengilhami sistem baru dalam pembelajaran bahasa Arab, yakni Sistem Kursusan (Niẓām ad-Daurī) Setelah seorang anak memperoleh bahasa pertamanya (B1), maka anak itu akan mengalami proses pemerolehan bahasa kedua (B2) melalui apa yang disebut dengan pembelajaran bahasa. Untuk masalah pembahasan ini ada pakar yang menyebut dengan istilah pembelajaran bahasa (language learning) dan ada juga yang menyebut pemerolehan bahasa (language acquisition) kedua. Istilah pembelajaran bahasa digunakan atas keyakinan bahwa bahasa kedua dapat dikuasai hanya dengan proses belajar dengan cara sengaja dan sadar. Hal ini berbeda dengan penguasaan bahasa pertama atau bahasa ibu yang diperoleh secara alamiah, secara tidak sadar yang dapat diperoleh di dalam lingkungan keluarga. Sedangkan istilah pemerolehan digunakan atas keyakinan bahwa bahasa kedua merupakan sesuatu yang dapat diperoleh baik secara formal dalam pendidikan maupun informal dalam lingkungan kehidupan. Berikut perbedaan penggunaan istilah dalam dunia pembelajaran bahasa, di antaranya: 1. ناطق اللغة Bahasa pertama Bahasa pertama adalah bahasa sehari-hari atau bahasa Nasional. Ada juga yang menyebutnya sebagai bahasa Ibu. Sering terjadi kekeliruan dalam memaknai bahasa ibu. Bahasa ibu bukanlah bahasa yang digunakan ibu sejak lahir atau bahasa yang digunakan oleh kedua orang tuanya ketika berbicara (suami istri), tetapi bahasa yang digunakan ketika berkominikasi dengan anaknya sejak lahir atau usia paling dini. 2. غير ناطق اللغة (Bahasa kedua) Secara umum belajar bahasa yang bukan bahasa pertama (B1) disebut bahasa kedua (B2) atau bahasa asing. Yakni, bahasa yang digunakan oleh orang secara umum dalam masyarakat luas (tetapi bukan bahasa rumah tangga), maupun yang dipakai oleh orang “asing” (yakni di luar lingkungan masyarakat dalam kelompok atau bangsa). Dapat ditarik kesimpulan bahwa istilah yang tepat dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah bahasa Arab sebagai “غير ناطق اللغة”, sedangkan bahasa Indonesia adalah “ناطق اللغة ”. Bahasa Arab dapat dikuasai hanya dengan proses belajar yang dilakukan secara sengaja dan sadar, maka tepatlah kiranya istilah yang digunakan adalah “pembelajaran” (language learning). Mengapa bahasa Arab menjadi bahasa kedua dalam dunia pendidikan di Indonesia? Secara historis bahasa Arab mempunyai hubungan erat yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan di Indonesia. Lantas bagaimanakah urgensi bahasa Arab dan pembelajarannya yang efektif, yaitu pembelajaran yang tepat, dengan waktu yang relatif singkat, dan mencapai hasil yang maksimal. Bagi para pembelajar di Indonesia. Atas pandangan tersebut, institusi pendidikan baik formal maupun non formal yang berafiliasi keIslaman sudah semestinya menjadikan bahasa Arab sebagai pembelajaran yang diprioritaskan di antara bahasa asing lainnya.Pembelajaran bahasa Arab, sebagaimana pembelajaran bahasa lainnya merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak komponen (tidak berdiri sendiri). Komponen tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi berhasil tidaknya pembelajaran bahasa. Di antara komponen-komponen tersebut adalah tujuan, materi, metode, sumber belajar, media pembelajaran, evaluasi hasil belajar. Dan kalau menurut pandangan saya Adapun dalam Bahasa Arab terdapat beberapa jenis yaitu, Bahasa Arab Fusha dan Bahasa Arab Amiyah . keduanya memiliki perbedaan dalam pelafalan atau pengucapan. Sebelum kita mengetahui perbedaan antara bahasa arab fusha dan bahasa arab Amiyah, kita harus mengetahui terlebih dahulu penjelasan dari kedua bahasa tersebut Arab fusha adalah bahasa yang digunakan dalam Al-qur’an, situasi-situasi resmi dan juga yang di gunakan di negara indonesia sebagai bahasa pemersatu antara bangsa-bangsa yang menggunakan bahasa arab dengan bahasa arab ini orang-orang dapat memahami dan berkomukasi dengan lancar karena bahasa arab ini sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu nahwu dan sharf balagoh. Adapun bahasa Arab Amiyah adalah bahasa yang sering digunakan dalam aktivitas sehari hari yang berbentuk informal atau nonformal. Bahasa ini lebih sering disebut dengan bahasa pasaran. bahasa arab di negara arab tersendiri itu menggunakan bahasa arab amiyah, Menurut Emil Badi’ Ya’qub, bahasa Amiyah – dikenal juga dengan al-lahjah – adalah bahasa yang digunakan dalam urusan biasa (tidak resmi) dan yang diterapkan dalam keseharian (bahasa gaul). Bahasa Arab Amiyah tidak dapat dilepaskan dari bahasa Arab Fusha, selain itubahasa Arab ini pun tidak sepenuhnya sesuai dengan kaidah atau tata bahasa arab yang resmi. Bahasa Arab Amiyah di setiap negara juga mempunyai berbagai versi sesuai dengan negara dan daerah yang menggunakan bahasa tersebut, sehingga kita dapat menjumpai ada bahasa Amiyah Saudi Arabia, bahasa Amiyah Sudan, bahasa Amiyah Tunisa, bahasa Amiyah Mesir dan sebagainya. Bahasa ini tidak lain adalah bahasa yang hidup di negara dan daerah tersebut serta digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Perbedaan mendasar antara Fusha dan Amiyah terdapat pada kepatuhan terhadap kaidah-kaidah kebahasaan. Bahasa Arab Fusha sangat memperhatikan kaidah-kaidah nahwu dan sharf, sedangkan bahasa Arab Amiyah tidak memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu penggunaan bahasa Arab Fusha dan Amiyah digunakan dalam forum yang berbeda pula. Perbedaan lainnya di antara bahasa Arab Fusha dan Amiyah adalah dari segi pengucapan dan logat. Tidak jarang bahasa Amiyah ini masih sering muncul ketika penutur asli berkomunikasi menggunakan bahasa Arab Fusha karena memang adanya kebiasaan penggunaan bahasa Amiyah dalam keseharian dan adanya kedekatan/kemiripan bahasa Amiyah dengan bahasa Fusha. Berdasarkan paparan diatas memang benar bahwa setiap pembelajaran termasuk pembelajaran bahasa Arab harus menetapkan tujuan sebelum pembelajaran berlangsung. Dengan adanya tujuan yang jelas maka pembelajaran diharapkan akan berjalan sesuai dengan batasan-batasan yang ditentukan. Tujuan pembelajaran bahasa Arab tentunya harus disesuaikan dengan situasi serta kondisi peserta didik. Tujuan pembelajaran akan mempengaruhi pada pemilihan materi dan pendekatan serta metode pembelajaran yang akan dilaksanakan. Mungkin itu pemahaman saya tentang pembelajaran bahasa arab di negara indonesia dan di negara arab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image