Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Johanes Sutanto

3 Tip Trading Saham Saat Kondisi Sahamnya Sedang Sideways

Bisnis | Thursday, 07 Oct 2021, 10:23 WIB

Musim window dressing menjelang akhir tahun menjadi moment istimewa bagi pelaku pasar saham melakukan trading. Trading adalah jual-beli saham untuk mendapatkan keuntungan atau cuan saham dalam waktu singkat.

Window dressing menjadi menarik untuk trading karena ada kecenderungan saham-saham menggeliat naik menjelang akhir tahun karena langkah Manajer Investasi yang mempercantik diri dengan meramu portofolio baru biar keliatan kece dan menarik di mata investor.

MI membuang saham-saham yang merugi dan memborong saham-saham yang sedang memberikan keuntungan. Hal ini dilakukan agar portofolio akhir tahunnya terlihat elok. Hal lain yang dilakukan MI yakni mempercantik laporan keuangannya agar makin memikat investor. Pasar saham pun menjadi semarak.

Namun tengah kondisi apa pun tetap ada saham yang kondisinya sedang sidesways. Sideways adalah kondisi saham yang berada dalam kegalauan karena pergerakannya tanpa arah atau choppy.

Sideways adalah kondisi ketika harga saham yang diperdagangkan di pasar bergerak relatif horizontal alias datar-satar saja akibat penawaran dan permintaan yang sama-sama kuat dalam periode waktu tertentu.

Kondisi ini biasanya terjadi selama tahap konsolidasi, sebelum harga melanjutkan tren sebelumnya atau justru berbalik ke tren yang baru. Nah, dihadapkan pada saham-saham yang sedang sideways, apa yang sebaiknya dilakukan investor atau trader? Berikut ini 3 tip menghadapi saham-saham yang dalam kondisi sideways:

1. Analisis Mendalam

Langkah pertama yang wajib dilakukan yakni melakukan analisis secara komprehensif saham sideways sebelum mentradingkannya. Analisis dilakukan untuk melihat time frame pergerakan harganya apakah valuasinya benar-benar sudah murah atau belum, lalu perhatikan trend sektornya dan cermati berbagai sentimen positif yang berpotensi menggerakkan saham tersebut sehingga bisa buy dan sentimen negatif yang berpotensi menumbangkan saham sehingga bisa sell.

2. Cermati Arah Market

Pergerakan market wajib dipantau, khususnya dengan berpatokan pada IHSG. Jika market sedang lesu sehingga IHSG cenderung flat karena tidak ada sentimen positif maka saham ada kemungkinan sulit untuk bangkit, tetapi jika IHSG sedang bullist maka ada peluang ikut terkerek apalagi ada sentimen positifnya. Toh, investasi saham saat ini sudah sangat mudah berbasis aplikasi, semisal dengan aplikasi IPOT besutan Indo Premier Sekuritas. Buy atau sell bisa dilakukan dengan mudah dan cepat dengan semartphone di genggaman tangan.

3. Analisis dengan Price Action

Analisis price action merujuk pada analisa teknikal berdasarkan pergerakan harga di masa lampau. Dalam hal ini trader bisa melihat pola tertentu pergerakan harga di masa lampau. Kendati ada pola tertentu, tetap harus dilakukan analisis fundamental dan teknikal, jadi bukan sekadar percaya dengan pola yang ditemukan. Jika hanya percaya begitu saja dengan pola yang ditemukan dan meyakini itu maka jatuh-jatuhnya menjadi spekulasi. So, analisis fundamental dan teknikal wajib dilakukan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image