Demak, Pusat Peradaban di Abad 16
Sejarah | 2022-05-31 17:10:10Penulis : Muhammad Faqih Jaelani (Mahasiswa PBSI Universitas Islam Sultan Agung Semarang)
Dosen : Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H
Demak merupakan kota yang terletak di sebelah timur ibu kota Jawa Tengah, Semarang. Dengan geografis yang dekat dengan Semarang menjadikan Demak sedikit ramai orang lewat berlalu lalang, entah untuk bekerja, berwisata, maupun berziarah.
Bicara soal ziarah, siapa yang tak kenal Demak. Salah satu kota dengan segudang tokoh, alim dan ulama terkemuka pada masanya. Jarang orang mengenal Demak tanpa kenal wali yang berada di Demak. Salah satunya yaitu Makam Sunan Kalijaga yang terletak di desa Kadilangu. Sebuah desa terpencil yang secara langsung diberikan oleh Raden Fatah kepada Sunan Kalijaga dan anak turunnya ini tak sepi dikunjungi. Sampai sekarang pun area sekitaran makam masih dipegang ahli waris beliau.
Selain sering diziarahi para pencari berkah wali, Demak juga menyumbang sejarah besar bagi Indonesia. Ya! Kesultanan Demak Bintoro. Kesultanan yang berdiri sejak kemerosotan pemerintahan Majapahit ini didirikan oleh Raden Fatah yang merupakan putra dari Raja Majapahit yakni Brawijaya V. Dengan dukungan Walisongo, Raden Fatah menjadikan Demak sebagai pusat perhatian maupun peradaban bagi negara-negara yang sedang berkembang.
Raja kedua yaitu Pangeran Sabrang Lor. Dijuluki Sabrang Lor karena beliau pernah membantu kerajaan di Sulawesi dengan jalur air. Setelah Pangeran Sabrang Lor, ada Sultan Trenggono. Saat dinahkodai Sultan Trenggono, Demak mencapai masa kejayaan. Nama Demak menjadi sangat besar, baik dalam maupun luar nusantara.
Keberhasilan dalam penyebaran agama Islam dan perluasan wilayah kerajaan tak luput dari kewibawaan pemimpin, dukungan Walisongo, dan rakyat yang senantiasa loyal terhadap kerajaan.Seperti dawuh kyai-kyai dahulu,
لا اسلام الا بقوة، لا قوة الا بجماعة، لا جماعة الا بامارة، لا امارة الا بطاعة، لا طاعة الا بطاعةالله
Yang artinya : "Tak akan selamat bila tanpa kekuatan. Tidaklah kuat tanpa kebersamaan/persatuan. Persatuan takkan terjadi jika tanpa pemimpin. Tiada pemimpin baik bila tidak taat. Dan tiada taat melainkan taat kepada Allah SWT."
Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kebijaksanaan, dan keadilan telah tertanam dalam roda pemerintahan Demak. Oleh sebab itu, peradaban tertata rapi dan teliti, yang dijadikan pedoman untuk negara maupun bangsa yang memandang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.