Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Munawar Khalil N

Talaash: Mengikhlaskan yang Telah Pergi

Sastra | Monday, 30 May 2022, 17:57 WIB

Film ini sudah cukup lama, rilis tahun 2012. Namun entah kenapa menjadi trending di Netflix dalam beberapa hari ini. Film India berjudul Talaash bercerita tentang seorang inspektur polisi bernama Surjan (Aamir Khan) yang menangani kasus kematian aktor terkenal bernama Arman Kapoor (Vivan Bathena). Arman mengalami kecelakaan tunggal di jalan raya Seaface di wilayah dekat pemukiman PSK di Mumbay. Mobilnya meluncur ke dalam laut.

Foto: republika/newfilm.org

Sepertinya tidak ada alasan rasional yang bisa menjelaskan mengapa di tengah malam Armaan menyetir sendirian dan terjun ke laut. Dari hasil pemeriksaan dia tidak mabuk, tidak dalam kondisi depresi, tidak pula punya konflik keluarga. Tidak ada petunjuk yang masuk akal mengapa kecelakaan itu terjadi. Namun sang Inspektur yakin bahwa kematian Arman bukan hanya kecelakaan biasa, namun sebuah pembunuhan yang direncanakan.

Sementara itu, Surjan punya anak yang juga meninggal tenggelam di danau. Dia depresi karena Karan, anak Surjan dan istrinya Roshni (Rani Mukherjee), meninggal tenggelam membuatnya tak berhenti menyalahkan diri sendiri. Waktu itu mereka bertamasya ke sebuah danau. Karan meminta izin berjalan-jalan di sekitar danau, Roshni mengiyakan, Surjan juga membolehkan bahkan ia berbaring santai menikmati suasana di pinggir sungai. Namun Karan dan seorang temannya justru naik ke atas kapal dan menyalakan mesin. Kapal terbalik, Karan tenggelam, dan temannya selamat.

Inspektur Surjan terobsesi membuka misteri kematian sang aktor. Semua orang mengatakan ada faktor lain di luar nalar manusia yang membuat kecelakaan itu terjadi.

Di Indonesia, ada banyak jalan yang dipercaya sebagai "langganan" kecelakaan. Masyarakat meyakini tempat seperti itu ada penunggunya. Kadang orang suka mengingatkan jika melewati sebuah jalan kita disarankan membunyikan klakson, atau berdoa/berzikir untuk menghindari kecelakaan. Akan tetapi inspektur Surjan tidak percaya. Sama halnya ia tidak percaya pada salah seorang tetangganya yang kemudian mengaku mampu berkomunikasi dengan arwah Karan.

Maka inspektur yang gigih ini kemudian terus berusaha mencari jawaban dari kematian sang aktor. Dalam investigasinya di lokasi pelacuran, ia bertemu dengan seorang PSK bernama Rosie (Karina Kapoor). Dari informasi Rosie, terbukalah sedikit demi sedikit misteri kematian sang aktor.

Ternyata kematian sang aktor bukanlah satu kejadian, namun melibatkan beberapa kasus lain. Mulai dari kasus prostitusi sampai kasus pemerasan yang melibatkan aktor tersebut. Semakin Surjan gali lebih dalam tentang kasus tersebut semakin terungkap pula rahasia serta jati diri Rosie yang sebenarnya. Dia rupanya arwah gentayangan yang hanya bisa berkomunikasi dengan Surjan, dan ia tidak menyadari hingga kasus tersebut terungkap karena bantuan dari Rosie.

Ada dua hal yang menurut saya menarik dari film ini. Pertama, bagaimana kehilangan anggota keluarga yang dicintai mengguncang jiwa mereka yang ditinggalkan. Tenggelam di sungai, dibunuh, atau kecelakaan di jalan merupakan sederet peristiwa menyakitkan bagi keluarga korban. Sedangkan meninggal dengan wajar saja sudah begitu dalam dukanya, apalagi jika pergi untuk selamanya dengan cara yang tragis.

Surjan tidak berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Ia marah, menyesal, mengapa tidak mengawasi anak semata wayangnya dengan baik. Hal itu justru membuat hubungannya dengan Roshni memburuk. Apalagi Roshni kemudian percaya bahwa Karan bisa berkomunikasi dengannya melalui perantaraan tetangga yang memiliki kemampuan supranatural. Dan Roshni menjadi lebih ikhlas menerima kepergian anaknya. Sementara Surjan masih tidak rela atas takdir yang terjadi.

Beberapa hari terakhir ini jagad maya dihebohkan dengan hilangnya putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bernama Emeril Kahn Mumtadz atau dikenal dengan Eril. Eril hilang di sungai Aare Swiss saat berenang pada hari Kamis 26 Mei 2022. Hingga kini, polisi setempat masih melakukan pencarian. Ini hari-hari yang sangat berat bagi Kang Emil beserta keluarga. Menunggu kejelasan apakah sang anak selamat atau tidak sangatlah menyiksa. Semua orang berharap dan berdoa terjadi keajaiban. Bahwa Eril akan ditemukan selamat di suatu tempat dengan kondisi masih hidup.

Dari media kita tahu betapa Kang Emil sangat tenang menghadapi situasi kritis yang menimpa keluarganya. Beberapa saat setelah ia mendapat kabar bahwa anaknya hilang di Sungai Aare, Kang Emil yang juga sedang kunjungan di Inggris masih meneruskan beberapa agenda dengan tenang dan baik. Sebagai manusia biasa Kang Emil tentu sangat khawatir akan putranya. Namun sebagai pemimpin ia sangat profesional dalam menuntaskan agenda kerja yang sudah ada.

Kedua, kehilangan bisa saja tidak berarti apa-apa bagi seseorang. Rosie adalah PSK yang meninggal di jalan Seaface ketika ia dibawa oleh Arman, dan dua orang temannya menuju hotel. Ia terjatuh dari mobil bersama teman Arman karena pintu samping tidak tertutup dengan baik. Arman hanya menyelamatkan temannya dan menelepon mucikari bernama Sashi untuk mengambil Rosie yang ditinggalkannya di jalan dengan kepala berdarah. Pada akhirnya Rosie meninggal dan dikubur di suatu tempat sunyi di pinggir pantai.

Hanya karena seorang PSK, Rosie ditinggal begitu saja di jalanan. Ia dianggap bukan siapa-siapa. Bahkan sebagian orang, membunuh PSK pun bukan hal yang berat. Kebalikan dengan Karan yang diliputi cinta dan kehangatan keluarga, tidak ada yang meratapi kehilangan Rosie.

Sebagai PSK, ia dipandang rendah. Hanya pemuas nafsu para lelaki hidung belang. Siapa yang meratapi kehilangan pelacur? Keluarganya pun-jika ada- tidak akan peduli. Status pelacur bagi sebagian orang dianggap sama dengan binatang. Padahal jika digali dari kedalaman hatinya, wanita waras mana yang mau menjual tubuhnya kepada banyak lelaki.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image