Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ady Cahyadi

Mahasiswa dan Pengembangan Zakat di Indonesia Melalui Program Kampus Zakat

Eduaksi | Wednesday, 06 Oct 2021, 06:49 WIB

Salah satu kebijakan dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka ialah magang terstruktur dengan dunia industri. Dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa agar siap untuk masuk ke dunia kerja, maka di inisiasi suatu kerjasama antara Asosiasi Program Studi Ekonomi Islam Indonesia (APSEII) dengan Forum Organisasi Zakat (FOZ). Kolaborasi ini direalisasi dalam bentuk Program Kampus Zakat.

Program Kampus Zakat ini secara resmi diluncurkan pada Sabtu, 14 Agustus 2021 yang dilakukan secara daring. Terdapat 16 program studi Ekonomi Islam/Syariah dan 61 Organisasi Pengelola Zakat. Program Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah termasuk sebagai salah satu program studi yang berkolaborasi dalam program Kampus Zakat ini. Peluncuran program kampus ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama antara 16 orang Dekan dan 61 Pimpinan OPZ. Program ini diapresiasi langsung oleh Kementerian Agama RI melalui Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag RI Tarmizi Tohor.

“Saya ingin sekali melihat nantinya, kampus ini memberikan sumbangsih dalam pengembangan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang zakat secara detail, sehingga betul-betul bisa dipahami orang tidak hanya dalam bentuk yang tradisional,” ujar pada saat peluncuran program 2 bulan yang lalu sebagaimana dilansir dari republika.co.id

Menurutnya, saat ini, kebanyakan orang hanya tahu bahwa jika tidak berzakat maka akan berdosa. “Orang harus tau bagaimana zakat bisa memperbaiki ekonomi, bagaimana zakat itu bisa merubah kehidupan orang, dan bagaimana zakat itu bisa menciptakan pemberdayaan sosial. Karena itu, perlu sekali kerjasama dengan perguruan tinggi untuk mengembangkan literasi zakat di tengah masyarakat,”.

Sementara, Sekretaris Umum Forum Zakat Irvan Nugraha mengatakan Program Kampus Zakat ini hadir karena menyadari karena tidak terhitungnya ide besar yang untuk Gerakan Zakat yang lahir dari instansi Pendidikan Tinggi.

“Gerakan Zakat boleh jadi tidak akan lahir tanpa aktivis kemahasiswaan, dan spirit kerelawanan mahasiswa juga terus berputar karena kehadiran amil zakat. Kami mengatakannya sebagai lingkaran kebaikan, dan kemudian muncul dari sini pula sebuah kegelisahan besar. Yakni fakta bahwa dalam lingkaran kebaikan ini ada satu lubang yang belum terisi, yaitu ranah akademis. Bagaimana hubungan yang sedemikian eratnya antara mahasiswa dan amil belum mengakomodir kepentingan akademik secara maksimal. Sehingga produk-produk akademik juga masih memiliki gap aplikatif yang sedemikian besarnya bagi praktisi zakat,” jelas Irvan.

Nadhifah Adiratna, mahasiswa program studi ekonomi syariah FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengikuti program magang kampus zakat menyatakan bahwa program ini sangat bermanfaat dan menambah khazanah pengetahuan zakat bagi dirinya. "Sekarang ini kami sedang melakukan olah data (muzaki dan mustahik) Dompet Dhuafa Republika bersama Tim Pembimbing dari (LAZ) Dompet Dhuafa. Selanjutnya, kami akan di rolling ke semua divisi yang ada di DD Republika agar mengetahui semua jenis aktivitas DD Republika sebagai sebuah lembaga amil zakat", ujar Nadhifah.

Mahasiswa magang kampus zakat dibimbing langsung oleh Tim LAZ

Pun demikian dengan Johan P. Morrow yang mengikuti program ini sejak 2 bulan lalu di Aceh bersama LAZ Al Azhar begitu antusias bergabung memberdayakan masyarakat melalui program-program Rumah Gemilang Indonesia LAZ Al Azhar.

Johan bersama LAZ Al Azhar di Aceh

Di lain pihak, Kepala Program Studi Ekonomi Syariah FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyampaikan sambutan positifnya terhadap program magang kampus zakat ini. "Program ini akan sangat membantu mahasiswa kami, menambah pengalaman di industri khususnya di OPZ sehingga mereka tidak hanya memperoleh pengetahuan secara teori di kelas tapi juga mendapatkan pengalaman praktek di lapangan bersama OPZ yang bekerjasama di kampus zakat ini. Mereka pun akan lebih siap terjun ke dunia kerja setelah lulus nanti", ujar ibu yang akrab dipanggil Erika ini.

Erika juga menambahkan bahwa kampus telah menugaskan 6 orang dosen yang secara intensif membimbing mahasiswa program kampus zakat. "Kami dari prodi telah menugaskan 6 orang dosen yang akan membimbing dan mengarahkan 35 orang mahasiswa kami yang tersebar di berbagai LAZ baik di Aceh, Yogyakarta, Bandung, Surabaya dan kota-kota lainnya agar keterlibatan mahasiswa dalam kampus zakat ini menjadi lebih optimal baik bagi LAZ maupun bagi pengembangan zakat secara umum di Indonesia".

Yang jelas, program magang kampus zakat hasil kerjasama dunia akademik (kampus) dengan industri pengelolaan zakat (FOZ dan LAZ) adalah langkah positif bagi pengembangan literasi dan pemberdayaan zakat di Indonesia. Kita kawal bersama program ini agar dapat berlangsung secara optimal dan kontinyu di tahun-tahun yang akan datang. Insya Alloh.

Mahasiswa terjun langsung dalam program pemberdayaan di LAZ YBM PLN.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image