ASN Guru dan Digital Mindset
Eduaksi | 2022-05-29 07:16:53(Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI di MTsN 2 Garut)
“Ajari anak-anakmu sesuai dengan samannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan di zamanmu, sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian.” Ali Bin Abi Thalib.
*********************
Pernyataan tersebut mengandung makna ilmu itu dinamis dan selalu berkembang sesuai zaman dan kehidupan di masa depan. Teknologi canggih dan internet yang sudah menjangkau masyarakat hingga pelosok daerah. Maka dari itu para guru dan orang tua harus selalu mengembangkan pengetahuan sesuai dengan tantangan zaman.
Salah satu kewajiban ASN sebagaimana tertuang dalam pasal 23 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2012 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu, “Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab.”. Guru ASN baik fresh maupun experienced graduate dituntut untuk meningkatkan kompetensi digital literacy. Kemampuan dalam menulis artikel dan publikasi ilmiah sangatlah penting meskipun sebenarnya kemampuan tersebut terbilang masih rendah.
Salah satu komponen penilaian pada pengajuan sertifikasi Guru dalam Jabatan maupun Kenaikan Pangkat/Golongan (KNP) yaitu publikasi ilmiah. Digital mindset akan sangat membantu dalam proses dan pengembangan diri baik digital literacy maupun publikasi ilmiah. Digital mindset adalah guru yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan mental yang terbentuk karena hidup dalam lingkungan digital di mana setiap hari berhubungan dengan teknologi digital.
Ciri-ciri ASN Guru yang memiliki Digital Mindset adalah sebagai berikut :
1. Solutif
Memiliki kemampuan dalam menelaah setiap masalah dengan kritis berikut memberikan solusi yang kreatif dan inovatif. Individu yang memiliki kemampuan leadership dan problem solving akan semakin kompetitif dan membawa kemajuan pada kualitas pendidikan yang ditunjang dengan kebaruan teknologi sesuai dengan zamannya.
Pemimpin yang berani bertindak menghadapi tantangan. Setiap orang dipandang sebagai pemimpin dan didorong untuk bertindak dan menghadapi tantangan. ASN Guru diharapkan mencari dan memiliki kebebasan untuk bertindak, sekaligus bertanggung jawab untuk memenuhi tujuan pendidikan.
Referensi internet akan membatu meringankan beban permasalahan dalam memberikan informasi yang akurat dan faktual. ASN Guru yang memiliki digital mindset bisa memanfaatkan dan menghasilkan keuntungan dalam dunia kerja mereka.
2. Kreatif dan Inovatif
Kreatif dalam menghasilkan karya yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Karya yang dihasilkan bersifat kebaruan, informatif, komunikatif, tidak flat dan berani mengambil resiko. Digital mindset akan menghantarkan pada peluang untuk show up karya-karya yang produktif melalui publikasi digital.
Salah satu kegiatan yang dianjurkan untuk membentuk guru yang bernalar kritis, kreatif, dan inovatif adalah menulis. Dengan menulis, guru akan terbiasa membangun sebuah ide sekaligus mengomunikasikannya secara kontinyu. Kegiatan menulis ini bisa diterapkan di semua mata pelajaran.
Guru yang memiliki digital mindset tidak hanya menjadi role model bagi peserta didik di dalam kelas saja tetapi sebaiknya menjadi sebuah kebiasaan. Menulis produktif kini bisa memanfaatkan blog baik blog pribadi maupun nasional untuk mempublikasikan tulisannya.
Guru mengajak peserta didik mengakses serta membaca artikel-artikel di blog tersebut dan mendiskusikan bersama-sama. Dua keuntungan yang bisa didapat dengan model pembelajaran tersebut yaitu, pertama, guru dan peserta didik ikut menulis secara produktif. Kedua, membentuk warga belajar yang literat, rasional, dan anti hoax.
Setiap orang adalah inovator. Setiap orang dalam lembaga pendidikan didorong untuk secara produktif berinovasi melalui bagaimana tugas pokok, fungsi, peran, dan prosesnya dilakukan antara manusia dan teknologi. Selalu ingin berkembang dan memiliki rasa ingin tahu agar bisa terus melakukan inovasi dan berkembang.
3. Long Life Education
Setiap hari inovasi dan perubahan akan terus datang silih berganti, sehingga guru dituntut dengan cepat beradaptasi. Fresh atau experienced graduate harus terus mempelajari hal-hal baru. Tidak malu bertanya sesat di jalan tentang teknologi dari orang-orang sekitar. Belajar menggunakan aplikasi yang sedang trend untuk kemajuan pendidikan.
Budaya fleksibel yang mendorong perubahan, melakukan pendekatan global, berkolaborasi dalam setiap aspek, dan mencoba untuk berpikir cepat. Hal ini membutuhkan lingkungan kerja yang support dan kondusif.
ASN Guru disarankan untuk merespon dengan cepat perubahan dan tantangan zaman. Kemampuan berempati antar sesama rekan dan kolega tidak bisa digantikan dengan teknologi apapun. Guru bisa melatih empati dengan banyak berkomunikasi, berdiskusi , dan membangun relasi dengan guru lintas mata pelajaran.
4. Toleran dan Moderat
Guru bisa membangun kolaborasi lintas Nusantara dan belahan dunia. Kemampuan dalam memahami dan menerima perbedaan akan membentuk skill dan mental toleran dan moderat. Melalui digital mindset Guru diharapkan memahami ajaran Islam yang moderat dalam semua dimensi kehidupan agar tercipta pendidikan yang adil, seimbang, bermaslahat, dan proporsional.
Firman Allah SWT menegaskan yang artinya, “Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannyadan carilah jalan tengah di antara kedua itu”. (Qs. Al-Isro`: 110). Imam Abu Hamid Al-Ghazali, beliau berpendapat dalam karyanya “Ihya Ulumiddin” ketika membahas sikap para Sahabat Nabi SAW terhadap dunia pada Bab Zuhud, Al-Ghazali berkata: “Para sahabat tidak bekerja di dunia untuk dunia tapi untuk agama, para sahabat tidak menerima dan menolak dunia secara keseluruhan atau secara mutlak. Sehingga mereka tidak ekstrem dalam menolak dan menerima, tapi mereka bersikap antara keduanya secara seimbang, itulah keadilan dan pertengahan antara dua sisi yang berbeda dan inilah sikap yang paling dicintai oleh Allah swt”.
Daftar Pustaka
Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, vol 2, (Kairo: Al-Maktabah A-taufiqiyah, 2003), hal 222
COVID, H. B. P. P. (2021). PERUBAHAN MINDSET GURU DALAM PENCAPAIAN. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SELAMA PELAKSANAAN PTMT, 11.
Komara, E. (2019). Kompetensi profesional pegawai asn (aparatur sipil negara) di indonesia. Mimbar Pendidikan, 4(1), 73-84.
Meyrina, R. S. A. (2017). IMPLEMENTASI PENINGKATAN KINERJA MELALUI MERIT SISTEM GUNA MELAKSANAKAN UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA No. 5 Tahun 2014 DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM (Performance Improvement By Merit System Under The Act Of Civil State Apparatus Number 5 Year 2014 Of The Ministry Of Law And Human Rights). Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum, 10(2), 175-186.
Rohmadi, M. (2021). GURU DAN DOSEN KREATIF, INOVATIF, DAN PRODUKTIF SEBAGAI PENGGERAK LITERASI DI ERA DIGITAL. Prosiding Pedalitra, 1(1), 10-14.
Rahyasih, Y., Hartini, N., & Syarifah, L. S. (2020). Pengembangan keprofesian berkelanjutan: Sebuah analisis kebutuhan pelatihan karya tulis ilmiah bagi guru. Jurnal Penelitian Pendidikan, 20(1), 136-144.
Biodata
Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional) (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 1 buku solo, 18 buku antologi (Januari-April 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan 55 artikel (Oktober 2021-Mei 2022). Blog : http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email : [email protected]. Whatsapp : 081322292789.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.