Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Andri Mastiyanto

Anak Dengan Penyakit Jantung Bawaan (PJB), Bagaimana Orang Tua Bersikap ?

Eduaksi | Saturday, 02 Oct 2021, 14:32 WIB

Selamat Hari Jantung Sedunia !, walaupun terlambat tetapi bukan berarti telat ya pren. Peringatan Hari Jantung Sedunia (HJS) tahun 2021 ini mengangkat tema global “ Use Heart to Connect ” dengan tema nasional "Jaga Jantungmu Untuk Hidup Lebih Sehat".

Hari Jantung Sedunia (HJS) jatuh pada tanggal, 29 September 2021. Melalui tema HJS tahun ini kita diajak untuk melakukan perubahan pola hidup, untuk menjaga kesehatan jantung orang-orang yang kita sayangi, seperti berkomitmen mengonsumsi makanan yang lebih sehat, beraktivitas fisik lebih baik, berhenti merokok, dan lain-lain.

Untuk memperingati HJS, Danone Specialized Nutrition Indonesia memberikan edukasi bagi orang tua melalui webinar yang diselenggarakan pada, 29 September 2021 dengan tema “Pentingnya Dukungan Nutrisi Tepat untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan”.

Danone Specialized Nutrition Indonesia menghadirkan Dokter Spesialis Anak Konsultan Kardiologi Rahmat Budi Kuswiyanto yang saat ini berpraktik di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik I Gusti Lanang Sidiartha, yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Bali.

Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengingatkan bahwa tema Hari Jantung Sedunia tahun ini “Use Heart to Connect”. Dirinya berharap agar masyarakat dapat mengambil peran dan menjadi bagian membantu orang tua dengan anak yang mengalami Kelainan Jantung Bawaan (KJB) dan orangtuanya.

"Danone Specialized Nutrition Indonesia berkomitmen membawa anak-anak dalam keadaan kesehatan apapun harus tetap mendapatkan tumbuh dan berkembang dengan kualitas hidup yang sama agar tumbuh kembangnya optimal dan kualitas hidupnya lebih baik," ucapnya.

Salah-seorang narasumber dalam webinar tersebut, dokter Rahmat Budi Kuswiyanto membuka sebuah tabir bahwa tidak semua bayi baru lahir,dan anak dengan KJB akan menunjukkan gejala. Untuk itu pentingnya orang tua untuk memahami gejala-gejala KJB dengan berkonsultasi di fasilitas kesehatan bila memiliki masalah kesehatan pada anak.

Gejala dan tanda PJB diantaranya ; kebiruan, nafas cepat/ sesak nafas, kelelehan saat aktivitas/ menyusu, pertumbuhan terhambat / berat badan susah naik, perubahan bunyi / letak jantung, infeksi paru berulang, kelainan bawaan lain / sindrom, pingsan / berdebar / nyeri dada, kurus stunting, dan kelihatan ‘sehat’.

Lanjutnya, untuk mengetahui pentingnya pemeriksaan saturasi oksigen pada anak baru lahir yang dapat menjadi pemeriksaan dalam deteksi dini penyakit jantung bawaan.

Jika ditemukan gejala, tindakan berikutnya stabilisasi dan pertolongan pertama untuk memperbaiki keadaan umum pada bayi baru lahir.

Orang tua memiliki peran membawa anak ke faskes terdekat bila ada tanda dan gejala PJB, konsultasi ke dokter anak/konsultasi kardiologi, asuhan nutrisi, memantau tumbuh kembang, vaksinasi rutin, jaga kesehatan gigi mulut, obati infeksi dengan tuntas (ISPA, radang telinga), tidak panic dan mengikuti saran dokter. Tentunya orang tua sebaiknya memiliki sikap ikhlas, ikhtiar, sabar dan tawakal.

Tambah dokter Rahmat, penanganan KJB harus disesuaikan dengan jenis kelainan dan tingkat keparahannya. Walaupun telah mendapatkan intervensi, anak dengan KJB masih mengalami tantangan kesehatan karena anak dengan KJB mengalami pertumbuhan terus menerus, memiliki komposisi tubuh yang bervariasi, dan membutuhkan energi yang adekuat.

Narasumber kedua I Gusti Lanang Sidhiarta menjelaskan anak dengan kelainan jantung bawaan (KJB) memiliki risiko yang signifikan terjadinya ketidakseimbangan energi yang dapat menyebabkan malnutrisi.

Dokter Gusti menerangkan Bagaimana indentifikasi dini malnutrisi pada PJB ? Anak sehat akan tumbuh optimal, anak sakit (termasuk PJB) akan gagal tumbuh. Gagal tumbuh karena malnutriei yang terdampak paling awal adalah berat badan (BB).

Tambah nya, Kenaikan BB dibawah persentil-5 menurut table WHO dikatakan gagal tumbuh. Identifikasi dini malnutrisi melalui pemantauan pertumbuhan : timbang BB, plot pada grafik, interpretasikan, lakukan tindak lanjut.

Kebutuhan gizi terutama energi dan protein pada pasien KJB lebih besar dari yang direkomendasikan berdasarkan kebutuhan fisiologis, usia dan berat badan. Sementara toleransi volume cairan terbatas karena adanya disfungsi jantung

Perbaikan gizi anak dengan KJB dapat mencegah serta menurunkan angka kesakitan dan kematian. Perbaikan gizi juga bisa mendukung tumbuh kembang yang optimal, dan memberikan angka keberhasilan operasi koreksi jantung dengan hasil yang lebih baik, serta kualitas fisik dan mental yang optimal di masa depan.

Danone Specialized Nutrition Indonesia berkomitmen bahwa anak-anak dalam keadaan kesehatan apapun harus tetap mendapatkan asupan nutrisi yang tepat melalui makanan dan minuman agar tumbuh kembangnya optimal dan kualitas hidupnya lebih baik. Dalam rangka memperingati Hari Jnatung Sedunia, Danone SN Indonesia mengajak masyarakat agar dapat mengambil peran sebagai bagian dari support system bagi anak dengan PJB dan orang tuanya.

Penanganan PJB disesuaikan dengan jenis kelainan dan tingkat keparahannya. Meski telah mendapatkan intervensi, anak dengan PJB masih memiliki tantangan kesehatan karena anak dengan PJB mengalami pertumbuhan terus menerus, memiliki komposisi tubuh yang bervariasi, dan membutuhkan energi yang adekuat.

Merawat anak dengan PJB tidak sama dengan anak normal. Orang tua dari anak dengan PJB harus selalu memastikan anak mendapatkan penanganan dan perawatan sesuai kondisinya.

Untuk itu, orang tua memiliki peran penting dalam deteksi dini adanya PJB dan mengoptimalkan perawatan dan intervensi bila terindikasi untuk meningkatkan usia harapan hidup dan kualitas hidup anak dengan PJB.

Dukungan nutrisi yang optimal untuk anak dengan PJB harus memberikan cukup energi dan protein untuk memfasilitasi kenaikan berat badan dan mendukung optimalisasi tumbuh kembang anak.

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Instagram I Twitter I

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image