Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image rahayu pawitri

Saat Pekerjaanmu Bukan Hal yang Kamu Sukai

Gaya Hidup | Friday, 27 May 2022, 22:20 WIB

"Bekerjalah sesuai passion dan kamu akan sukses dan bahagia."

Banyak sekali nasehat yang mengatakan jika ingin sukses, maka bekerjalah sesuai pasion. Sayangnya, hidup seringkali berjalan diluar rencana. Kita inginnya bekerja atau melakukan pekerjaan A, tapi malah dapatnya B. Lebih parah lagi, kadang kita malah tidak tahu apa yang menjadi passion kita saat kita lulus SMA.

Tidak mengherankan jika banyak survey yang menyebutkan sedikit sekali karyawan yang menyukai pekerjaannya atau malah bahagia dengan pekerjaannya saat ini.

Meskipun saat ini kamu tidak menyukai pekerjaan kamu, sebaiknya jangan mudah menyerah dan segera melepaskan pekerjaan kamu tanpa pertimbangan matang.

Iya, hal ini memang bukan hal yang mudah dilakukan. Tapi tahukah kamu, meskipun kamu bekerja sesuai passion akan ada masa kamu pun enggak menyukai hal-hal yang harus kamu kerjakan.

Jadi, sebelum rencana masa depan kamu matang, cobalah beberapa strategi di bawah ini. Bagaimanapun kamu menghabiskan hampir sebagian besar waktu mu di tempat kerja bukan? Rugi banget kalau sampai nggak bisa menikmatinya.

Hal yang perlu kamu lakukan saat pekerjaanmu bukan hal yang kamu sukai

#1. Warning! Jangan pernah ceritakan perasaanmu pada orang lain

Jangan pernah ceritakan perasaanmu pada siapa pun, apalagi pada rekan kerja, networking, atau malah media sosial. Ingat, saat ini tidak hanya perorangan yang menggunakan media sosial, perusahaan pun banyak menggunakannya. Meski mereka tidak ada di lingkaran kamu, akan mudah bagi mereka melacak keseharian kamu lewat media sosial.

Kamu juga nggak pernah tahu di masa depan kamu akan bekerjasama dengan siapa dan dimana. Bicara buruk tentang pekerjaanmu saat ini hanya akan merugikanmu dan menurunkan level keprofesionalan mu.

Kalau memang sudah terasa berat banget, berbagi saja pada keluarga atau sahabat dekatmu.

Untuk sementara, cobalah untuk;

* Bertahan sedikit lebih lama, apalagi jika kamu adalah seorang newbie

* Jika mungkin, coba bertukar job desk dengan rekan setim kamu. Siapa tahu, kamu menemukan sedikit gairah dengan mengerjakan pekerjaan baru.

#2. Sadari kalau kamu enggak sendiri

Siapa saja dapat terjebak dalam pekerjaan yang menyebalkan. Pekerjaan itu mungkin memang bukan pekerjaan impian kamu. Atau kamu suka dengan pekerjaanmu, tapi rekan kerja atau bos mu setiap hari bikin kamu malas berangkat kerja.

Percayalah, siapa pun bisa mengalami hal ini. Dan menyadari kalau kamu benci dengan pekerjaan atau lingkungan tempat kamu kerja, sebetulnya bukanlah hal yang buruk. Paling tidak, menyadari hal tersebut bisa mendorong kamu merencanakan arah dan langkah masa depan kamu.

Lingkungan kerja nggak nyaman, atau pekerjaan yang menyebalkan memang bikin malas kerja.

Tapi, fakta juga kalau kita belum tentu bisa bertahan tanpa pekerjaan dalam kurun waktu yang tidak pasti.

Coba jawab 3 hal ini sebelum kamu mengajukan surat resign;

1. Apa kamu yakin harus resign saat ini juga, nggak sekedar karena term pekerjaan yang lagi berat?

2. Apakah ada hal yang bisa kamu lakukan agar kamu lebih hepi di tempat kerja sekarang?

3. Apakah ada kemungkinan pindah shift atau job?

4. Apa benar tidak ada kemungkinan yang akan membuatmu bertahan lebih lama?

Coba cek lagi, ingat kalau hidup itu sering tak berjalan sesuai rencana dan keinginan kita.

#4. Update CV

Kalau memang dari 4 jawaban di atas keputusan resign kamu makin bulat, mulailah buka kembali CV kamu. Cek, apakah ada hal-hal yang perlu ditambahkan atau malah udah nggak relevan lagi. Update juga profil LinkedIn mu dan mulai bangun jejaring disana.

Jika perlu ambil juga kelas tambahan untuk meningkatkan keterampilan kamu. Lengkapi keterampilan teknikal kamu dengan kemampuan komunikasi, dan beradaptasi (soft skill).

Soft skills juga penting dalam dunia kerja (Sumber gambar: koleksi premium Canva.com)

Kamu bisa mulai dari kemampuan memecahkan masalah, mengatur waktu, komunikasi (negosiasi, public speaking, presentasi, dan lain sebagainya), leadership, decision making, dan masih banyak lagi.

Alternatif lain, cobalah untuk melakukan side job pada bidang pekerjaan yang kamu sukai. Budaya bekerja jarak jauh saat ini membuka peluang side hustle lebar-lebar. Selain bisa jadi alternatif untuk pekerjaan kamu yang membosankan, pengalaman yang kamu peroleh bisa menjadi nilai tambah pada CV.

#5. Mulai hunting pekerjaan

Lakukan pencarian pekerjaan mu dengan hati-hati, dan tetap jaga kerahasiaan kamu sampai ada kepastian di tempat baru.

Kamu bisa gunakan platform-platform untuk pencarian kerja guna mendapatkan pekerjaan yang kamu impikan.

Jika ada pekerjaan yang cocok, ajukanlah aplikasi kamu. Bila kamu butuh informasi tambahan terkait dengan pekerjaan tersebut, gunakan saja kotak pesan, jangan tinggalkan komentar pada utas lowongan pekerjaan.

#6. Perhatikan apa dan kepada siapa kamu bicara

Ini bukan tentang jujur atau enggak jujur pada diri sendiri. But let's face it, cara kamu berkomunikasi dengan orang lain bisa jadi bahan pertimbangan apakah sebuah perusahaan atau klien akan hire kamu.

Termasuk saat wawancara, jangan jadikan ketidaknyamananmu sebagai alasan kamu resign. Lakukan dengan elegan, please!

Luangkan juga waktu untuk membaca aturan perusahaan terkait dengan waktu pengunduran diri. Beberapa perusahaan mengharuskan karyawan yang resign memberi waktu dua minggu, tapi yang lain bisa saja sampai sebulan.

Pastikan kamu juga sudah memahami peraturan ini agar proses kepindahan kamu berjalan dengan baik dan tidak meninggalkan kesan yang buruk.

Sedikit berdamai dengan pekerjaan kamu saat ini mungkin terasa membuang waktu dan energi. Tapi percayalah ada kala kita memang perlu berkompromi dengan kondisi kita saat ini.

Lakukan langkah yang tepat agar level profesional kamu tidak turun karena salah memilih strategi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image