Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Djoko Soegiyanto, S.Pi, S.Pd, M.Pd.I

Guru Profesional Mencetak Siswa Berkarakter

Guru Menulis | Wednesday, 29 Sep 2021, 10:30 WIB

Dunia pendidikan mengalami perkembangan yang dinamis dari waktu ke waktu. Dimana apabila kita napak tilas di masa yang lalu tentunya ada beberapa perbedaan yang signifikan dalam proses pembelajaran maupun cara guru mengajar di kelas. Misalnya kita ingat di masa yang lalu proses pembelajaran masih bersifat satu arah, artinya guru menjadi satu-satunya sumber belajar dan siswa terlihat kaku serta masih belum terbiasa untuk menyampaikan pendapatnya. Guru berceramah sepanjang jam pelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran di kelas.

Metode guru mengajar juga belum bervariasi, artinya hanya menggunakan satu metode yaitu ceramah dimana guru mendominasi dalam proses pembelajaran. Siswa diberikan ilmu pengetahuan baik secara konsep dan bagaimana untuk memahami pelajaran. Sehingga lama kelamaan siswa akan bosan dan cenderung mengantuk di kelas karena hanya guru yang menjadi sumber belajar.

Kemudian siswa terlihat takut untuk menyampaikan pendapatnya di depan kelas dan lebih cenderung diam ketika proses pembelajaran di kelas. Hal ini terjadi mungkin siswa belum memiliki kepercayaan diri untuk terbiasa menyampaikan pendapatnya di depan kelas. Karena proses pembelajarannya masih satu arah yaitu siswa mendengarkan penjelasan guru melalui ceramah yang disampaikan oleh guru.

Namun seiring perkembangan zaman, dunia pendidikan mengalami berbagai perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini tentunya disadari oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk senantiasa melakukan pembaharuan dalam bidang pendidikan baik meningkatkan kualitas kompetensi mengajar guru maupun metode mengajar guru melalui kemampuan dalam mengelola kelas dengan baik dan efektif. Kemudian metode apa yang sesuai dan tepat dalam menyampaikan sebuah materi pembelajaran.

Siswa akan berhasil apabila memiliki guru yang profesional, selain didukung oleh kemampuan diri siswa untuk menjadi lebih baik maka peran guru adalah sebagai fasilitator, artinya seorang guru menjadi orang yang mampu memberikan stimulus dan rangsangan kepada siswa agar aktif dalam pembelajaran. Mengarahkan dan memastikan siswa mengetahui dalam mencapai tujuan pembelajaran yang tentunya sudah disusun dalam sebuah indikator pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Dewasa ini banyak upaya pemerintah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meningkatkan kompetensi mengajar guru-guru agar benar-benar bisa menjadi seorang guru profesional. Misalnya pelatihan, lokakarya, pendidikan dan latihan, bimbingan teknis dan lain-lain. Semua itu tentunya memerlukan sinergi dan kolaborasi yang baik antara pemerintah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah daerah serta manajemen sekolah baik sekolah negeri dan swasta agar tujuan pendidikan bisa diwujudkan dengan baik. Tentunya dari sisi gurunya harus terlebih dahulu dibekali dengan kompetensi yang mumpuni.

Selain itu pembelajaran dewasa ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana dikenal dengan pembelajaran abad 21 dimana proses pembelajaran aktif dimana siswa sebagai pusat pembelajaran (student center) dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Kemudian siswa dilatih untuk berpikir kritis dan dalam proses pembelajaran harus dua arah artinya dalam proses pembelajaran tersebut merangsang siswa untuk menyampaikan pendapatnya baik saat diskusi maupun presentasi pembelajaran di depan kelas.

Kemampuan siswa tersebut harus dilatih dan dibiasakan dalam proses pembelajaran di kelas. Guru sebagai fasilitator bisa memastikan agar semua siswa aktif dan saling memberikan masukan dan pendapat dalam setiap proses pembelajaran. Karena kita mengetahui bahwa tidak semua siswa di kelas kita memiliki kepercayaan diri yang baik, artinya ada siswa yang sangat pemalu dan tidak percaya diri berbicara ataupun menyampaikan pendapatnya di depan kelas. Tugas seorang guru untuk memastikan agar siswa tersebut bisa berubah menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

Menjadi seorang guru (baca:pendidik) memang akan menjadi sangat berat apabila kita tidak melakukannya sepenuh hati, karena yang akan kita dapatkan hanya rasa lelah saja. Namun apabila kita luruskan niat dan komitmen didalam hati seharusnya menjadi seorang guru (baca:pendidik) adalah sebuah anugerah dan kebanggaan. Karena kita adalah pewaris para nabi, seseorang yang patut digugu dan ditiru serta mampu menjadi teladan bagi siswa kita di kelas.

Menjadi guru (baca:pendidik) adalah panggilan jiwa karena sesungguhnya setiap kebaikan yang kita lakukan akan kembali lagi kepada diri kita sendiri. Karena kita tidak tahu kebaikan mana yang akan membawa kita masuk surga. Niatkan dengan ikhlas dan ridho karena dengan hal tersebut akan dapat menjamin kita mendapatkan kucuran pahala jariyah di akhirat kelak. Wallahu'alam Bisshowab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image