Perempuan Mencari Cinta
Curhat | 2021-09-26 16:33:11Seperti hari biasanya aku menjalani hidup tanpa ada yang harus aku renungkan, tapi terkecuali dirimu yang selalu aku renungkan dalam jurang yang dalam tanpa aku mengetahuinya sedalam apa dan apapun yang ada di dalamnya. Begitu sulit? Iya mungkin bagimu tidak begitu sulit, tapi apakah menurutmu bagiku tidak begitu sulit? Tentu saja aku merasa ada tekanan yang menusuk hidupku sejak kau datang menghampiri bahkan kau berlabuh sebentar saja dengan memberi status yang kuharapkan lalu kau pergi lagi entah kapan dan kemana kau berkelana.
Ohiya aku lupa kau punya kesibukan, akupun juga mempunyainya yang kau namakan dengan kesibukan. Bahkan sejenak aku berpikir untuk apa kesibukanku hanya untuk merasa ketakutanku dengan datangnya pesan singkat atau panggilan telepon darimu? Kau benar, ya kau benar kalau aku sedang bermain bersama teman kau sungguh khawatir. Tapi akankah berlebihan jika kau membuatku begitu tertekan dengan kata-kata daj ucapanmu untuk menyuruhku sekadar pulang kerumah, jika akupun tersandung karena kerikil apakah kau akan datang menghampiri? Kuyakin kau hanya mengucapkan ucapan dari mulutmu itu untuk aku lebih berhati-hati. O gusti apakah aku kurang berhati-hati dalam menjalani hidup di tengah riuhnya kota ini untuk selalu menanyakan kerinduanmu dan caramu untuk memberiku perhatian yang berlebihan sampai aku memiliki rasa takut akan telepon dan pesan singkat darimu ketika aku sedang mengencani kehidupan diriku yang mencari kebebasan dalam arti cinta. Ya cinta yang saling bekerja sama seperti yin dan yang, simbol yang menjadi satu dari segala kekurangan yang dimiliki oleh manusia.
Aku ingin bercerita sedikit tentang diri kita. Suatu hari bahkan kemarin hari itu ketika aku sedang mencari kehidupanku dengan hal kecio yaitu bertemu dengan teman-teman kampusku, ya karena aku sudah lulus kuliah dan jarang bertemu dengan mereka. Tiba-tiba saja ada pesan masuk, o tidak bahkan panggilan telepon masuk. Lalu siapa lagi kalau bukan dirimu kekasihku. Dengan rasa yang meletup-letup aku segera mengangkat panggilan telepon itu hanya untuk dirimu. Ku kira kau akan memberi sesuatu yang indah untukku hari ini, tapi ya ternyata bahwa kau hanya memberiku ketakutan yang ke sekian kalinya. Ketika kuangkat dering telepon selulerku kau berkata sekiranya begini yang kuingat:
*Haloo...." Ucap.dirinya."Iyaa hallo, kenapa telepon? Ada apa gerangan nih?" Jawabku.Kau terdiam dengan mendengar suara ramai dari mulut teman-temanku
"Kamu itu lagi di mana? Kok rame banget sih." Tanya dirinya.
"Oh aku lagi di rumah temenku, lagi kerja di sini soalnya di rumah bosen hahaha." Jawabku.
"Mending kamu pulang! Ngapain sih kerja segala di rumah temen, aku gak suka ya kalau kamu begini suka keluar rumah apalagi kan temen kamu banyak banget, emang bisa fokus? Terus itu cowok banyak banget." Ucap dirinya.
Aku terdiam mematung ketika mendengar ucapanmu, rasa tertekanku semakin menjadi di dalam pikiranku. Aku tak bisa berkata apa-apa.
"Pulang sekarang, lagipula kamu lagi work from home kan ngapain segala pergi-pergi mending di rumah aja." Ucap dirinya.
Semakin aku terdiam di dalam renunganku yang menekanku bak paku bumi sedang menancap tanah.
Terkadang aku selalu merasa apa aku hanya akan terus mencintai seperti aku mencintai pembuat undang-undang yang mengaturku hidup di suatu negara. Kurasa cinta terlalu membuatku buta untuk kulihat, sehingga aku tak tau apa itu artinya cinta yang sebenaenya. Apakah cinta akan selalu mengatur kehidupanku atau memberiku kehidupan.
Sungguh aku ingin sekali merasakan cinta seperti apa yang telah tuhan berikan kepadaku. Cinta yang memandang kehidupanku seperti apa hingga aku hanya menjalani kehidupan yang aku jalani dengan apa yang aku percaya dengan rasa yang telah sepenuhnya kuberikan kepada siapa yang telah aku cintai dan memberikanku cinta yang saling berhubungan satu sama lain. Hingga memberikan rasa haus dahaga dari kebahagiaan yang selalu aku cari dalam kehidupan.
Kurasa cinta seharusnya memberikanku kehidupan yang akan menjadi cerita dan akan selalu kuceritakan pada manusia lainnya yang ingin merasakan cinta dan tertekan pada rasa cinta yang menjadi aturan dalam mengatur kehidupanku. Bahkan tuhan pun yang aku cinta memberi segala yang ia berikan tanpa menilai bentuk manusia yang ia cintai.
Mungkin tuhan cemburu dengan cintaku yang mendapat aturan dari manusia yang telah ia ciptakan dan juga manusia yang ku anggap kekasih yang memberikanku aturan. Mungkin ketika aku mendapatkan kehidupan dari arti cinta yang begitu aku dambakan, aku akan merasa hidup seperti apa yang aku impikan selama aku merenungkan cinta yang saling bersatu seperti romeo dan juliet. Dan tak membebani satu sama lain antara kita yang saling mencinta dengan segala rasa yang ada di dalamnya termasuk saat kita sedang merindu satu sama lain
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.