Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Taufik Alamsyah

Pembelajaran IPS dan Pedagogik Sosial

Eduaksi | 2022-05-24 17:35:35

Data lama yang dihimpun oleh Pusat Pengujian Balitbang Depdiknas tahun 1994 menjelaskan demikian: bahwa rata-rata NEM SD untuk beberapa mata pelajaran masih rendah (Matematika: 5,2, IPA: 6,17). Untuk SLTP ternyata lebih rendah lagi (Matematika: 5,2 dan IPA: 4,85. Begitu pula laporan dari Reading Literacy Study (1994) bahwa kemampuan membaca siswa SD kelas IV di Indonesia berada di urutan kedua dari bawah dari sekitar 30 negara, sementara kemampuan IPA SLTA berada di urutan ke-33 dari 39 negara.

Dari data di atas, sungguh memprihatinkan atas segala yang terjadi dalam dunia Pendidikan Indonesia. Dengan bantuan kucuran dana 20% APBN, negara kita, sekiranya, belum mampu menyelesaikan permasalahan Pendidikan Indonesia. Tentu, fenomena ini harus segera dievaluasi, dicari akar permasalahannya untuk membongkar dan mendongkrak kembali realitas Pendidikan Indonesia secara progresif.

Dibutuhkan revolusi pendidikan secara eksplisit dan komprehensif guna mencari jalan alternatif penyelesaian krusial. Jalan alternatif itu saya bisa memberikan dari analisis Pendidikan Sosial. Kualitas pendidikan dalam kenyataan empirik dengan tuntutan ideal, kurikulum, kehidupan praktis, dan perkembangan masyarakat telah terjadi kesenjangan yang begitu lebar dan curam. Oleh karena itu, maka, dibutuhkan semacam inovasi Pendidikan yang radikal, mengakar, dan fundamental.

Inovasi adalah merupakan pemikiran, kemampuan, daya dan upaya strategis serta keharusan untuk dilakukan dalam menjawab tantangan pendidikan, dalam membina kualitas manusia Indonesia yang memiliki kemampuan kompetitif. Fokus permasalahan yang tepat untuk dikaji dalam rangkaian inovasi pembelajaran dalam konteks memperkuat mutu pendidikan nasional dewasa ini, berkisar pada bagaimana arah pelaksanaan inovasi pembelajaran tersebut.

Masalah ini mencakup aspek yang menjadi tantangan, peluang kekuatan, kelemahan masalah serta alternatif bagi pelaksanaan inovasi dalam proses pembelajaran. selain itu, menyangkut kajian tentang mengapa terjadi kelangkaan inovasi dalam proses pembelajaran, bagaimana kemungkinan produktivitas dan strategi inovasi tertentu, bagaimana tentang arah orientasi inovasi pendidikan serta bagaimana kebijakan inovasi dalam proses pembelajaran. (Euis Puspitasari Jurusan Tadris IPS IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jurnal Edueksos Vol III No 1, Januari-Juni 2014).

Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam pendidikan, dalam hal ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan baik dalam arti sempit yaitu tingkat lembaga pendidikan maupun arti luas yaitu sistem pendidikan nasional. Sebenarnya inovasi pendidikan ialah ide atau pemikiran yang baru yang mana tujuannya ditujukan kepada pendidikan agar mempermudah pembelajaran pada saat sedang berlangsung. Yang mana adanya inovasi ini lebih ditujukan kepada pengajar (guru), sebab guru lah yang akan menerapkan inovasi apa yang akan di ajarkan kepada peserta didiknya. (Rusdiana, 2014:46)

Inovasi pembelajaran IPS pada hakekatnya, adalah upaya untuk memenuhi peningkatan mutu proses pendidikan yang dilakukan secara intens, untuk memenuhi perkembangan tuntutan masyarakat terhadap pendidikan. Adanya inovasi mengahasilkan apa yang namanya teknologi, yang dinyana, telah ada perkembangan revolusi teknologi yang berdampak pada begitu cepatnya civitas keilmuan, pengetahuan, dan berkelindan kepada dunia pendidikan, serta mengahasilkan hal-hal yang positif dan efisien. Adanya inovasi pembelajaran membuat guru dan peserta didik harus lebih mengeksplor tentang hal-hal yang baru, agar pembelajaran itu tidak membuat peserta didik menjadi bosan saat pembelajaraan berlangsung, oleh karena itulah seorang guru harus mempunyai banyak inovasi. Dengan Pendidikan Sosial, harapan dan impian, untuk kesetaraan Pendidikan akan terwujud dan menciptakan sebuah generasi yang sadar akan perkembangan dunia teknologi dan informasi, dan itu membuat peserta didik Indonesia akan cepat bertumbuh, berkembang, dan berelaborasi dalam mengimajinasikan tatanan dunia dan nilai-nilai pedagosis sosial.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image