7 Cara Menghadapi Interview Kerja
Eduaksi | 2022-05-21 11:06:43Jika berbicara tentang dunia pengajaran atau dunia kerja, biasanya kita tidak lepas dari tahap awal wawancara atau yang kita kenal dengan wawancara pada umumnya. Wawancara ini dapat dilakukan oleh seseorang yang ingin melanjutkan jenjang mengajar di universitas atau yang ingin melamar posisi di suatu perusahaan.
Dilasir dari Loker Pintar, Pada hakekatnya tes wawancara atau wawancara kerja merupakan tes yang juga sangat penting untuk menentukan apakah seseorang akan diterima bekerja atau tidak setelah melalui tahapan tes atau tes psikologi. Karena pihak HRD (Human Resource Development) perusahaan yang kita lamar akan mengetahui seperti apa sikap, sikap dan kekuatan kita agar dapat cepat beradaptasi dengan situasi dan cara kerja di perusahaan ini.
Secara umum, dengan melakukan fase wawancara kerja ini, pihak perusahaan mengetahui seberapa cepat dan tanggap seorang pelamar dalam mengambil keputusan dalam memecahkan berbagai masalah yang selalu ada di dunia kerja. Karena salah satu faktor kemajuan suatu perusahaan tergantung pada kinerja beberapa karyawan. Oleh karena itu, penting bagi fraksi perusahaan untuk memiliki dan mengandalkan proses wawancara ini agar tidak salah mengambil keputusan dalam memilih karyawannya.
Cara Menghadapi Interview Kerja
Saat tes wawancara berjalan, rasa gugup biasanya tinggi, terutama bagi orang yang baru pertama kali melamar pekerjaan. Sejauh ini ada beberapa orang yang gagal menyelesaikan fase ini.
Oleh karena itu, bagi Anda yang ingin menghadapi wawancara kerja, ada baiknya simak 7 langkah di bawah ini agar Anda bisa lebih mengoptimalkan diri jika sedang memperjuangkannya. Baca pembahasan selengkapnya di bawah ini.
1. Perhatikan kinerja
Langkah pertama dalam wawancara adalah melihat kinerja Anda sendiri. Performa Anda sangat penting saat melakukan tes wawancara. Karena hal pertama yang dilihat orang yang ingin melakukan wawancara adalah penampilannya.
Disarankan agar Anda mengenakan pakaian formal pada saat wawancara, mis. B. Pakaian yang berwarna cerah namun tidak terlalu mencolok. Sebaiknya jangan menggunakan celana yang berbahan jeans dan usahakan untuk selalu tampil rapi, baik dari sisi kemeja maupun beberapa hal yang membantu proses penilaian terhadap bahan yang akan diberikan.
2. Usahakan datang lebih awal
Yang kedua adalah berusaha untuk datang lebih awal dari waktu yang ditentukan dan tidak membuat orang yang ingin Anda wawancarai menunggu, karena ini nantinya akan menurunkan poin penilaian Faktor Disiplin.
Datang lebih awal akan memungkinkan Anda untuk mempersiapkan diri semaksimal mungkin dan mengendalikan emosi Anda, mengelola depresi yang tidak perlu dan mengumpulkan pikiran positif Anda sehingga Anda dapat selalu tetap fokus sehingga semuanya dapat berjalan dengan baik seperti yang diharapkan.
3. Bersikap sopan dan tegas
Setelah Anda mempersiapkan semuanya dengan baik, ketika Anda diundang untuk memasuki ruang wawancara, Anda harus terlebih dahulu mengetuk pintu dan menyapa. Jika Anda diizinkan masuk, cepatlah berjabat tangan dengan pewawancara.
Jabat tangan yang erat ini dimaksudkan untuk mengungkapkan antusiasme pelamar untuk lowongan dan proses aplikasi yang akan datang. Jangan lupa untuk memberikan pewawancara wajah yang tersenyum dan ramah sehingga ini menjadi poin penilaian tambahan nantinya. Membawa masalah ini pada saat wawancara tidak dianjurkan karena akan berakibat fatal pada Anda.
4. Jawab setiap pertanyaan dengan jelas dan singkat
Selama wawancara, usahakan untuk selalu melakukan kontak mata dengan fraksi pewawancara. Tidak bisa menatap kosong, apa lagi untuk melamun. Kontak mata itu sendiri berfungsi memberikan wawasan jika Anda adalah orang yang paling serius mendapatkan pekerjaan dengan status yang Anda harapkan.
Setelah Anda memasuki sesi tanya jawab, berikan jawaban yang cepat, singkat, dan jelas. Karena jika Anda memberikan jawaban yang panjang dan cenderung berbelit-belit tetapi tidak sampai menjawab pertanyaan yang diberikan, maka hal ini memakan waktu dan dapat menurunkan poin penilaian Anda di mata pewawancara.
Jawaban yang panjang membuat kesan jika Anda tidak mengerti dan memahami arah pertanyaan yang diberikan. Bahkan mungkin menimbulkan pertanyaan baru dan membingungkan pewawancara.
5. Buatlah situasi menjadi nyaman
Ciptakan situasi yang nyaman dengan lawan bicara dan ajukan pertanyaan tentang pekerjaan yang Anda lamar. Misalkan Anda ingin tahu lebih banyak tentang perusahaan dalam hal kegiatan yang dilakukan atau cara kerja yang harus diikuti. Beberapa pertanyaan ini akan membuat Anda lebih dekat dengan faksi pewawancara.
6. Tunjukkan semangat dan semangat kerja
Percayakan pada Grup Perusahaan jika Anda ingin berbuat lebih banyak untuk membantu perusahaan maju dan terus bekerja keras untuk mewujudkannya. Pada level ini, Anda juga harus pandai menjual kekuatan Anda ke perusahaan tempat Anda bekerja nantinya, agar pewawancara percaya dengan kekuatan Anda. Tunjukkan semangat bekerja untuk perkembangan dan manfaat yang lebih baik bagi perusahaan.
7. Ucapkan terima kasih setelah wawancara
Terakhir, saat melakukan wawancara kerja dengan memberikan kepercayaan diri dan mendapatkan gambaran proses dari wawancara tersebut. Jika Anda ingin menyelesaikan wawancara, optimislah ketika Anda sudah merasa cukup dan tidak ada yang mau ditanyai lagi tentang pekerjaan Anda. Hal ini dilakukan karena jika Anda memiliki ruang yang tersisa, Anda tidak merasa bingung dan terjebak, sehingga jika Anda secara hukum diizinkan untuk bekerja, Anda tidak dapat melacak semuanya dengan baik.
Jika Anda merasa itu sudah cukup, maka ucapkan terima kasih kepada pewawancara karena telah memberi mereka kesempatan untuk menjelaskan kekuatan dan informasi Anda tentang diri Anda. Hingga timbul pertanyaan apakah dia bisa diterima di perusahaan tersebut.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.