Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dr. Abu Fayadh Muhammad Faisal, M.Pd

Khutbah Jumat: Mendudukkan Istilah Kafir

Agama | Saturday, 21 May 2022, 09:12 WIB
Jangan Phobia istilah Kafir ye kalau kagak mau jadi Muslim KAFFAH

*Khutbah Jum'at: Mendudukkan Istilah Kafir*

Disampaikan Oleh:

*Al Ustadz Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, M.Pd* -Hafidzhahulloh Ta'ala-

(Ketum ICMI/Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Orsat Bekasi Timur Kota Bekasi) *

*KHUTBAH PERTAMA*

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,

أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.

اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ،

اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

:قَالَ اللهُ تَعَالَى

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ

Sungguh telah kafir orang-orang yang menyatakan bahwa Alloh adalah Al-Masih putra Maryam (TQS al-Maidah [5]: 17 dan 72).

Ikhwani fiddin a’azzaniyallahu waiyyakum,

Bertaqwalah kepada ALLOH ﷻ dengan sebenar-benarnya bertaqwa, karena dengan ketaqwaan itulah yang akan menyelamatkan kehidupan kita di dunia dan di akhirat. Taqwa membawa keberkahan dari Alloh dan durhaka akan membawa murka dari Alloh subhanahu wa ta’ala.

Hadirin jamaah jumah rahimakumulloh

Salah satu karakter orang yang bertaqwa adalah selalu mengatakan kebenaran meski itu pahit. Kebenaran harus disampaikan walaupun ada celaan atau ada yang tidak suka. Inilah prinsip yang diajarkan dalam Islam oleh Nabi kita Shallallohu 'alaihi wa Sallam.

Dalam sebuah hadits yang cukup panjang, beliau menasihati sahabat mulia Abu Dzarr.

عَنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ أَمَرَنِى خَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- وَأَمَرَنِى أَنْ أَقُولَ بِالْحَقِّ وَإِنْ كَانَ مُرًّا وَأَمَرَنِى أَنْ لاَ أَخَافَ فِى اللَّهِ لَوْمَةَ لاَئِمٍ

Dari Abu Dzaar, ia berkata, “Kekasihku Rasululloh Muhammad Shalallohu 'alaihi wa Sallam memerintahkan kepadaku untuk mengatakan yang benar walau itu pahit, beliau memerintahkan kepadaku agar tidak takut terhadap celaan saat berdakwah di jalan Alloh . ” (HR. Ahmad).

Sidang jumah rahimakumulloh

Hari-hari belakangan ini, kita umat Islam kembali disibukkan dengan polemik istilah kafir. Istilah yang sudah begitu jelas, menjadi tidak jelas gara-gara ada yang membuatnya kabur.

Mari kita dudukkan istilah itu secara jernih. Agar kita tidak keluar dari konteks istilah itu secara syar’i.

Siapakah orang kafir? Dalam kitab Mujam Lughah al-Fuqaha`(hlm. 268) karya Prof. Rawwas Qalah Jie disebutkan makna kafir sebagai berikut:

اَلْكَافِرُ: مَنْ لاَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ لَا بِمُحَمَّدِ رَسَوْلِ اللهِ، أَوْ مَنْ يُنْكِرُ مَا هُوَ مَعْلُوْمٌ مِنَ الإِسْلاَمِ بِالضَّرُوْرَةِ، أَوْ يَنْتَقِصُ مِنْ مَقَامِ اللهِ تَعَالَى أَوْ الرِّسَالَةِ

Kafir adalah siapa saja yang tidak mengimani Allah dan Nabi Muhammad SAW, atau siapa saja yang mengingkari ajaran apa pun yang diketahui secara pasti berasal dari Islam, atau yang merendahkan kedudukan Alloh dan risalah Islam.

Di dalam kamus bahasa Arab juga dinyatakan:

اَلْكَافِرُ مَنْ لاَ يُؤْمِنُ بِالْوَحْدَانِيَّةِ أَوْ النُّبُوَّةِ أَوْ الرِّسَلَةِ أَوْ بِثَلاَثَتِهَا

Orang kafir adalah siapa saja orang yang tidak mengimani keesaan Alloh, atau kenabian Muhammad shalallohu 'alaihi wa sallam., atau risalah Islam, atau ketiga-tiganya (Kamus Al-Mujam al-Wasith, II/891).

Sidang jumah rahimakumulloh

Makna kafir tersebut tentu digali dari nash-nash al-Quran maupun as-Sunnah. Di dalam al-Quran jelas bertaburan penggunaan kata kafir dengan makna itu, dengan ragam variannya, seperti kafirun dan kuffar, untuk menyebut orang-orang di luar Islam. Contoh kecil firman ALLOH ﷻ saat menyebut kaum Nasrani:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ

Sungguh telah kafir orang-orang yang menyatakan bahwa Allah adalah Al-Masih putra Maryam (TQS al-Maidah [5]: 17 dan 72).

Dalam ayat lain ALLOH ﷻ berfirman:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ

Sungguh telah kafir orang-orang yang menyatakan bahwa Allah adalah oknum ketiga di antara tiga oknum (TQS al-Maidah [5]: 73).

Bahkan di alam al-Quran sendiri ada satu surat yang secara khusus dinamai dengan Surat al-Kafirun.

Karena itu wajar jika di dalam Piagam Madinah (Shahifah al-Madinah) pun—yang diklaim tidak pernah mengunakan kata kafir—ternyata kata kafir digunakan oleh Rasululloh Muhammad shalalloh 'alaihi wa sallam sebagai kepala Negara Islam saat itu. Pada Pasal ke-14 Piagam Madinah jelas dinyatakan:

١٤ :وَ لاَ يَقْتُلُ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنًا فِى كَافِرٍ وَ لاَ يَنْصُرُ كَافِرًا عَلَى مُؤْمِنٍ.

Pasal 14: Seorang Mukmin tidak boleh membunuh Mukmin lainnya lantaran membunuh orang kafir. Tidak boleh pula orang Mukmin membantu orang kafir untuk (membunuh) orang Mukmin (Lihat: Ibnu Hisyam, Sirah an-Nabi saw., II/119-133).

Sidang jumah rahimakumulloh

Ketahuilah, wajar pula jika Pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hadhartusy Syeikh Hasyim Asy’ari Rahimahulloh pun menyebut kaum di luar Islam, termasuk di negeri ini, dengan istilah kafir. Beliau menyatakan antara lain:

وَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ، بَيْنَكُمْ الْكُفَّارُ قَدْ مَلَؤُوْا بَقَاعَ الْبِلاَدِ

“Wahai manusia, di antara kalian ada kaum kafir yang tinggal di berbagai wilayah di negeri ini ” (Lihat: Irsyad as-Sari fi Jam’i Mushanafat asy-Syaikh Hasyim Asy’ari, hlm. 33).

Bahkan dalam mazhab Asy-Syafii, seorang Muslim yang tidak mengkafirkan pemeluk agama selain Islam—baik Kristen, Yahudi, Budha, Hindu, Majusi dll; atau ragu dengan kekafiran mereka; atau membenarkan doktrin/ajaran mereka—maka ia dihukumi kafir. Imam an-Nawawi menyatakan:

مَنْ لَمْ يُكَفِّرْ مَنْ دَانَ بِغَيْرِ الْإِسْلَامِ كَالنَّصَارَى، أَوْ شَكَّ فِي تَكْفِيرِهِمْ، أَوْ صَحَّحَ مَذْهَبَهُمْ، فَهُوَ كَافِرٌ، وَإِنْ أَظْهَرَ مَعَ ذَلِكَ الْإِسْلَامَ وَاعْتَقَدَهُ

Siapa saja yang tidak mengkafirkan orang yang beragama selain Islam seperti Nasrani, atau meragukan kekafiran mereka, atau membenarkan doktrin/ajaran mereka, maka dia telah kafir meskipun bersamaan dengan itu dia menampakkan dirinya Islam dan meyakininya (An-Nawawi, Rawdhah ath-Thalibin, 3/444).

Sidang jumah rahimakumulloh

Istilah Muslim dan kafir adalah istilah yang sejak awal digunakan oleh al-Quran. Istilah ini murni digunakan oleh ALLOH ﷻ dalam firman-Nya untuk membedakan kaum yang beriman dan kaum yang ingkar.

Selama berabad-abad, penggunaan kata kafir untuk menyebut orang-orang di luar Islam nyaris tidak pernah menimbulkan problem. Baik di internal umat Islam sendiri maupun di kalangan eksternal non-Muslim. Para ulama sejak dulu juga biasa menggunakan istilah kafir di dalam kitab-kitab mereka untuk menyebut orang-orang non-Muslim.

Walhasil, berhati-hatilah terhadap segala upaya yang dilakukan oleh kalangan yang ingin mengaburkan istilah-istilah syar’i, yang sebenarnya begitu jelas dan gamblang.

Semoga Alloh senantiasa istiqamahkan kita di jalan-Nya. Aamiin Allohumma Amiin Ya Rabbal Alamien ????????

[]

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

*Khutbah II*

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ المسبحة بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

*****

*Bacalah tulisan ini dengan Jernih supaya jangan Phobia terhadap sebuah Tandzim/Organisasi (KEISLAMAN):*

http://penanews.net/wahai-umat-islam-jangan-takut-berorganisasi-bertandzim/

*Atau buka*

https://retizen.republika.co.id/posts/140255/wahai-umat-islam-jangan-takut-berorganisasibertandzim

******

Breaking News Telah terbentuk Insya ALLOH ﷻ ICMI ORSAT Bekasi Timur Kota Bekasi

*Susunan Pengurus ICMI/Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Orsat/Wilayah Bekasi Timur, Kota Bekasi*

Ketum: *Abu Fayadh Muhammad Faisal, S.Pd, M.Pd*

([email protected])

Sekum: *Yemi Malik Abu Azzam*

(0895-0921-9576)

Bendum: *Abu Wildan Heru, S.Pd, I*

(0818-0744-9392)

*Sekbid-Sekbid ICMI ORSAT Bekasi Timur*

1. Seksi Bidang Pendidikan dan Kebudayaan:

*Nais Masduki, S.Pd, I*

(0852-8112-3590)

2. Seksi Bidang IPTEK (IT), Agromaritim dan Lingkungan Hidup:

*Muhammad Lukman* (Pers/Jurnalis Rujuk/Rukun Jurnalis Bekasi)

(0858-8662-6850)

3. Seksi Bidang Hubungan Internasional, Politik, dan Hukum

*Dr. Muhammad Ubaidillah Al Ghifari Slamet, Lc, MA*

(0813-1726-4778)

4. Seksi Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Ummat:

*Miyono*

(0812-9853-681)

5. Seksi Bidang Pengembangan Organisasi dan Kerjasama Antar Lembaga:

*Ahmad Sya'roni*

(0812-8303-9907)

6. Seksi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Perempuan, dan Anak:

*Mochammad Tamzid*

(0857-8266-2725).

Semoga dengan adanya *ICMI ORSAT Bekasi Timur Kota Bekasi* bisa dapat membendung paham Gerakan Kristenisasi dan Aliran Sesat serta menjadi Lembaga yang Berjuang untuk Umat Islam dalam berbagai Kajian KEISLAMANAN dan kegiatan Positif Keummatan lainnya yang terdepan membentengi Ummat ISLAM, Barokallohu' fiikum.

*#ICMIORSATBekasiTimur*

Jika Bermanfaat Share info ini. Salam Ahadun Ahad ☝️ Allohu Akbar ✊ Isy Kariman Aw Mut Syahidan

*Silahkan di Share seluas-seluasnya Info ini, Syukron*

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image