Amerika Sebagai Best Pratices Untuk Indonesia.
Politik | 2022-05-17 14:26:31(Dengan bumbu pemikiran Mariana Mazzucato)
Mariana Mazzucato merupakan salah satu ahli ekonomi yang berpengaruh dan terpenting di era sekarang. Setiap ada isu yang diangkat, menjadi sesuatu hal yang penting dan dapat menyita perhatian masyarakat internasional. Tidak hanya terkenal dengan argumentasi yang tersusun kokoh, akan tetapi gaya komunikasnya yang dinilai artikulatif. Pada isu peran negara dalam menanggapi perkembangan inovasi di negara maju, Mariana mulai memberikan pandangan, bahwa secara konvensional mayoritas masyarakat dunia terus menganggap pemerintah sebagai alat birokrasi yang kikuk dan mustahil untuk berinovasi. Makna nya, peran dari pemerintah dinilai sangat terbatas dalam mengatur, memperbaiki, mengoreksi pasar yang salah, dan mendistribusikan kembali. Selain itu, pegawai negeri juga dinilai kurang kreatif dan sedikit berani dalam pengambilan resiko seperti halnya para pembisnis/pengusaha. Dan pemerintah seharusnya hanya memastikan level playing field, kemudian mulai menyingkir supaya pengambil resiko pada bisnis swasta bisa memainkan perannya. Namun menurut Mariana, pemikiran seperti inilah yang dijadikan sebagai sumber masalah. Penulis ikut mengaminkan beberapa tesis utama dari Mission milik Mariana bahwa, kita tidak bisa melompati masalah utama dalam dunia ekonomi sampai kita benar-benar bisa meninggalkan pandangan yang sempit itu. Dan satu hal lagi, hanya mission thinking yang dapat membantu kita dalam merekstrukturisasi kapitalisme yang kontemporer.
Indikator maju atau tidaknya sebuah negara bisa dilihat dari kemajuan ekonominya. Salah satunya inovasi yang merupakan hal terpenting dalam kemajuan ekonomi tersebut. Sebenarnya tidak hanya mengandalkan inovasi dari setiap masyarakat/bangsanya, melainkan kreativitas juga ikut andil dalam memajukan sebuah negara nya.
Indonesia, Jakarta 2021 Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yakni Laksana Tri Handoko melakukan audiensi dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, YM Sung Y. Kim. Negara Paman Sam ini disebut-sebut sebagai mitra yang sangat berpotensi dan strategis untuk kepentingan Indonesia, khususnya pada kerja sama bilateral di bagian Riset dan Inovasi. Pada kenyataannya, Indonesia dan Amerika Serikat telah banyak bekerjasama dibidang Iptek sejak awal tahun 2010 hingga sekarang. Kerja sama tersebut juga terbilang sangat efektif dan sama-sama menguntungkan. Sebenarnya banyak beberapa negara maju seperti Jepang, Eropa, dan China yang maju dalam bidang manufaktur dan ekonomi dunia, namun negara yang paling maju tetaplah Amerika. Hal ini dikarenakan modal yang dimiliki negara tersebut merupakan inovasi yang lebih baik. Pernyataan ini juga pernah disenggol oleh Jusuf Kalla pada saat menghadiri acara Peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia. Ilmu Pengetahuan (science), teknologi (technology), dan inovasi/IPTEKIN (STI) merupakan gerbang untuk mendorong dan mempercepat pembangunan ekonomi disebuah negara. Di Indonesia sendiri, proses pembuatan kebijakan IPTEKIN memang masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara-negara yang bergabung pada Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) atau pada Newly Industrializing Economies (NIEs). Peran negara Indonesia disini menjadikan negara maju tersebut seperti Amerika sebagai best pratices, dengan proses meniru secara langsung, mengadaptasi, menginsipirasi, mereplikasi dan mengabsorbsi IPTEKIN atau sistem inovasinya. Dalam menanggapi perkembangan inovasi di Amerika, pemerintah sekaligus BRIN juga akan meluncurkan beberapa global platfrom untuk keperluan riset. Proses keterlibatan mitra global dalam kolaborasi riset dan inovasi ini dapat dijadikan keuntungan bagi Indonesia agar masyarakat global dapat tertarik untuk bekerjasama. Research and Innovation Working Group pada G20, Economic Counselor, mulai membahas kemungkinan untuk mengusulkan topik dengan Indonesia. Dann Presiden Jokowi kepada BRIN mulai mengembangkan digital green blue economy. Perkembangan inovasi di Amerika Serikat khususnya pada sektor industri, terus dilakukan guna memastikan transformasi ekonomi yang berkelanjutan. Seperti pembuatan rekayasa gen manusia, pengembangan panel surya dalam memenuhi kebutuhan energi terbarukan, pembuatan teknik mesin dan robot dan sebagainya. Pada konteks ini dapat dikatakan bahwa keberhasilan pengembangan inovasi di Amerika, tentunya di dukung oleh ekosistem riset sekaligus pola pikir masyarakat yang sudah terasah sejak kecil untuk selalu berpikir kritis terhadap lingkungan sekitar. Karena kegiatan riset-meriset merupakan masa depan, apalagi di era Industri 4.0 ini yang dimana seluruh negara dan lembaga semakin kompetitif, dan komparatif dalam dijadikan sebagai pertimbangan utama khususnya bagi pemerintah dan perusahaan swasta, untuk mencari sumber penyedia teknologi terbaik di dalam atau luar negeri. Pemerintah Indonesia dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 terkait Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang selanjutnya diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 terkait Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mulai menggaris bawahi kebijakan teknologi dan inovasi bisa mempercepat pembangunan ekonomi. kebijakan inovasi berfokus pada upaya pemerintah guna mendorong aktivitas risset dan pengembangan yang bisa dijadikan sebagai produk bernilai eknomi.
Kemudian dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa opini masyarakat menurut Mariana yang mengatakan: pemerintah sebagai alat birokrasi yang kikuk dan mustahil untuk berinovasi. Dalam artian peran dari pemerintah dinilai sangat terbatas dalam mengatur, memperbaiki, mengoreksi pasar yang salah, dan mendistribusikan kembali adalah sesuatu yang salah. Sesuai dengan kerangka pemikiran Mariana, terdapat 3 mitos yang bisa menghambat kemajuan sebuah negara yakni :
a) Bisnis disebut sebagai satu-satunya institusi yang dapat menciptakan nilai dan berani mengambil resiko, sedangkan peran pemerintah hanya terbatas dalam menurunkan resiko sekaligus memfasilitasi bisnis pada penciptaan nilai
b) Tujuan dari pemerintah untuk memperbaiki kegagalan yang ada di pasar. Pemerintah akan sangat sibuk saat mekanisme pasar sedang tidak baik
c) Pemerintah perlu untuk menjalankan bisnis. Outsourcing bisa menghemat uang pembayar pajak sekaligus bisa menurunkan resiko yang akan ditanggung.
Dari apa yang dinyatakan oleh Mariana diatas, penulis mengaminkan bahwa 3 point tersebut dapat menghambat pencapaian tujuan negara yang keberlanjutan dan sejahtera. Namun menurut saya, ketiga mitos tersebut pasti belum seluruhnya lengkap. Masih ada penjelasan dari Mariana tentang mitos-mitos lainnya yang cukup memuaskan. Dan peran Indonesia dalam merespons perkembangan inovasi di negara Amerika sangatlah banyak, salah satunya menjadikan negara maju tersebut sebagai mitra global dalam kolaborasi riset dan inovasi, kemudian menjadikan negara Amerika sebagai best pratices, dengan proses meniru secara langsung, mengadaptasi, menginsipirasi, mereplikasi dan mengabsorbsi IPTEKIN atau sistem inovasinya.
Referensi
Indonesia dan Amerika Serikat Optimis Peluang Kerja Sama Riset dan Inovasi Makin Berkembang dalam Koordinasi BRIN. (2018). Brin_indonesia. https://www.brin.go.id/indonesia-dan-amerika-serikat-optimis-peluang-kerja-sama-riset-dan-inovasi-makin-berkembang-dalam-koordinasi-brin/
Redaksi. (2021, October 26). Mariana Mazzucato dan Misi Menyelamatkan Dunia - Situs Hijau Indonesia. Situs Hijau Indonesia. https://hijauku.com/2021/10/26/mariana-mazzucato-dan-misi-menyelamatkan-dunia/
Tempo.co. (2022, March 30). Belajar Inovasi dari AS, Indonesia Perlu Ekosistem RIset dan Berpikir Kritis. Tempo; TEMPO.CO. https://nasional.tempo.co/read/1576579/belajar-inovasi-dari-as-indonesia-perlu-ekosistem-riset-dan-berpikir-kritis/full&view=ok
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.