Menjadikan Menulis Sukses Dunia dan Sukses Akhirat
Gaya Hidup | 2022-05-12 08:20:05Di manapun aktvitas menulis haruslah tetap bisa dilakukan sebagai suatu kebiasaan yang baik. Proses kreativitas yang dilakukan haruslah tetap terjaga sehingga setiap penulis akan menghasilkan karya-karya terbaiknya dan kemunculan tulisan sebagai buah karyanya akan ditunggu pembaca karena setelah membaca banyak sekali manfaat yang didapat pembaca dalam hal ini.
Banyaknya media yang bermunculan saat ini khsuusnya media online atau media lainnya menjadi kesempatan untuk menulis semakin terbuka dan semakin memberikan tantangan kepada setiap penulis an harus tetap terus menghasilkan karya-karyanya untuk khalayak pembaca. Bisa jadi khalayak tidak kenal dengan penulisnya tetapi melalui karya-karyanya penulis bisa berkonumikasi dan berbagi kebaikan bagi pembaca
Seorang penulis sejatinya seumur hidup terus menulis sesuai kemampuannya kecuali yang bisa menghentikannya adalah kematian. Buya Hamka kendati dipenjara sekalipun ternyata masih mampu menghasilkan sebuah karya fenomenal yang bermanfaat bagi umat. Boleh saja badan terkurung tetapi pemikiran tetaplah bergerak hingga menghasilkan karya Tafsir Al Azhar. Hal ini membuktikan jika penulis selayaknya menulis dalam kondisi apapun.
Bertebarannya ide-ide tulisan yang berseiweran dalam kehidupan sehari-hari jelas harus mampu dimanfaatkan sebaik mungkin oleh seorang penulis. Dengan berbekal inilah maka akan senantiasa banyak tulisan yang bisa dihasilkan. Artinya, semangat menulis bagi seorang penulis seharusnya tak lantas berhenti. Apakah tulisan berhonor atau tidak. Tulisan yang baik tidak sekedar diapresiasi dengan sejumlah uang saja tetapi bisa mungkin banyak khalayak yang membacanya dan yang terlebih utama dari hasil tulisan itu memberi manfaat bagi pembaca dan mencerahkannya ke arah yang lebih baik.
Jika tulisan telah memberi efek positif kepada pembaca maka penulis telah mampu melakukan satu kegiatan dakwah bil qaalam yang bisa jadi menghasilkan pajala yang berarti bagi yang melakukannya. Disinilah yang sangat berarti bagi pembaca. Keberhasilannya menyampaikan pesan religius kepada umat tidak sekedar diganjar oleh umat tetapi lebih dari itudiganjar oleh Allah SWT.
Karenanya, bagi seorang penulis walau tentu saja sangat membutuhkan unsur duniawi untuk kehidupannya. Namun begitu ia pun harus mampu meletakkan dirinya sebagai orang yang memang diperintahkan beramal saleh oleh Allah SWT. Jika hal tersebut mampu dilakukannya maka kegiatan menulisnya takkan pernah sia-sia karena bernilai dan bermakna bagi dirinya. Bukan saja yang ddiapat popularitas tetapi juga ia mendapatkan nilai terbaik di mata Sang pencipta. Sehingga menulis haruslah menjadi bagian dari iabdah yang dilakukan sehingga mendapati nilai optimal baik secara duniawi maupun secara ukhrowi.
Sehingga dalam melaksanakan aktivitas menulis haruslah menanamkan dalam jiwa untuk berkarya tanpa pamrih alias selalu ada dalam ketulusan berkarya. Kendati tidak tertutup kemungkinan hal tersebut akan pula menghasilkan sejumlah uang. tetapi saat berkarya menghasilkan tulisan mesti ditanamkan jiwa tidak melalu komersil tetapi ada unusr idealisme tertinggi di mana apresiasi tertinggi karya kita adalah ganjaran pahala dari Allah SWT. Karenanya dengan begitu maka menulis akan lepas karena tak terkungkung kepentingan yang membuat penulis akan berhenti karena tulisan tak ada yang menghargai.
Kemampuan menulis adalah anugerah yang diberikan oleh Allah kepada orang tertentu. Karenanya kondisi ini haruslah dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kebaikan. dengan mampu menyebarkan kebaikan melalui tulisan yang dihasilkannya maka peulis tersebut akan senantiasa memperoleh banyak kebaikan selama menjalani profesinya sebagai penulis. jadi memang alangkah hal yang bijak jika para penulis memikirkan hal ini karena kalaupun ada honor tulisan itu hanyalah bonussemata karena apresiasi tertinggi hanya langsung diberikan oleh Allah.
Mka dari itu mari kitamanfaatkan waktu yang ada untuk menulis karya terbaik yang bermanfaat bagi umat. Karena selain nanti mungkin banyak yang membacanya, intinya tulisan tersebut dapat bernilai dakwah karena menyebarkan kabaikan dan beragam manfaat. Bukankah kita tahu, sebaik-baiknya manusia adalah yang mampu memberi manfaat bagi orang lain. Di penghujung tulisan, tak salah jika kita sebagai penulis untuk berazzam terus emnghasilkan tulisan dengan harapan pahala terus mengalir dan juga bisa memberikan manfaat yang sangat berarti bagi seluruh pembaca di manapun mereka berada.***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.