Membangun Semangat Berkarya dan Berkreasi Peserta Didik Selama Pandemi
Eduaksi | 2021-09-10 01:33:21Pandemi Covid-19 yang hampir dua tahun melanda dunia pendidikan tentu memberikan dampak yang berat bagi para peserta didik di seluruh Indonesia. Kegiatan pembelajaran yang sejatinya merupakan hubungan interaksi edukatif antar guru dengan siswa kini terhambat oleh jarak dan fasilitas.
Keterbatasan fasilitas tentu menjadi tanggung jawab bersama seluruh komponen dalam dunia pendidikan. Karena kebutuhan mendapatkan pembelajaran sudah tidak dapat diganggu gugat keberadaannya dalam Undang-Undang. Juga kaitannya dengan persoalan jarak, yang menjadikan hubungan menjadi terhambat.
Terhambatnya hubungan sosial antar guru yang menjadi kebiasaan sehari-hari, bahkan memiliki budaya dan ciri khasnya masing-masing, tidak lagi mampu bertahan ditengah aturan mengenai pembatasan sosial. Semua demi keselamatan bersama tentunya. Menjadi sesuatu hal yang sangat berarti saat ini.
Orientasi merdeka belajar yang memberikan ruang terbuka untuk pengembangan segala karya dan kreatifitas peserta didik adalah solusi alternatif dalam menghadapi realita pendidikan saat ini. Tentu tujuannya melihat masa depan dengan tantangan yang lebih kompleks dan terbuka.
Tetap Berkarya Ditengah Pandemi
Upaya pengembangan kemampuan peserta didik saat ini tentu terbatas dalam aspek komunikasi. Virtualisasi komunikasi yang tengah dibangun menjadi budaya kini, tentu mendapatkan tantangan sosial yang berkaitan dengan norma dan etika.
Norma dan etika dalam konteks ini kembali kepada interaksi yang biasa terjadi di lingkungan sekolah, sebelum masa pandemi Covid 19 melanda. Suatu hal yang semoga saja tidak dilupakan oleh para generasi muda.
Kerinduan tentu ada dirasa oleh para peserta didik untuk hadir secara langsung di bangku-bangku sekolahnya. Menyiasati hal ini, sebagai pendidik tentunya harus dapat memfasilitasi peserta didik untuk dapat mengembangkan bakatnya dalam berbagai hal.
Tetap berkarya ditengah pandemi, menjadi hal yang harus dipertahankan. Pada awal pandemi, sudah banyak reaksi yang bermunculan menghadapi kejenuhan dalam mekasanakan pembelajaran jarak jauh. Banyak hadir konten kreator dalam berbagai karya yang positif.
Memasuki dua tahun masa pandemi, semangat berkarya tentu sangat diperlukan untuk mempertahankan semangat belajar. Kontekstualnya adalah memberi media bagi para peserta didik untuk dapat berkreasi dengan ragam wadah yang difasilitasi oleh sekolahnya masing-masing.
Kreativitas Jangan Pernah Berhenti
Berkreasi ini kemudian diwujudkan dalam bentuk ragam kegiatan yang sesuai dengan semangat pembelajaran. Mengusung tema merdeka belajar, tentu menjadi tujuan utamanya. Semisal memberikan kegiatan lomba-lomba virtual yang dapat memacu peserta didik untuk mengembangkan kreativitasnya.
Pendampingan guru tentu sudah wajib dilakukan selama kegiatan pengembangan kreativitas ini. Tak lain sekedar kontroling agar tidak lepas dari koridor norma dan etika. Dalam berbudaya tentu ada batasan, tidak bisa bebas, mengingat budaya Indonesia adalah budaya berbudi yang luhur.
Peringatan hari-hari besar dapat dijadikan ruang untuk para pesera didik. Semisal, kegiatan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia, Hari Kartini, Hari Pahlawan, ataupun Hari Bahasa dan Sastra. Tentu banyak ruang lainnya yang bisa dijadikan referensi bagi para pendidik.
Pandemi, jangan sampai menjadikan semangat kita dalam berkarya dan berkreativitas turun. Semua tentu ada hikmahnya dan banyak aspek positif yang dapat dijadikan kita pengalaman untuk masa yang akan datang.
Tidak akan menyelesaikan masalah apabila kita larut dalam wabah. Tidak akan mengurai persoalan apabila kita berhenti dalam mengembangkan wawasan.
Seperti pada misi SMA Malahayati, semangat melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif bagi semua peserta didik merupakan acuan bagi para pendidik disekolah ini. Semangat berkarya dan berkreasi sudah menjadi kegiatan rutin yang biasa dilaksanakan, baik sebelum dan selama masa pandemi.
Alip Arodabiro, S. Pd, M. Pd.
Kepala Sekolah SMA Malahayati, Cijantung, Pasar Rebo
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.