Tradisi Lebaran di Indonesia yang Bikin Kangen! Mana Tradisi Favoritmu?
Gaya Hidup | 2022-05-11 03:49:26Tradisi lebaran di Indonesia yang akhir-akhir masih terasa euforianya menjadi lebih meriah dan mengobati kerinduan kita setelah dua tahun tidak bisa merayakannya. Karena pandemi, kita terpaksa tidak bisa melakukan banyak hal yang sejak kecil telah menjadi tradisi kita, bangsa Indonesia.
Selama dua tahun kemarin, kita merenungkan banyak hal dan pada akhirnya mensyukuri sesuatu yang sebelumnya mungkin kita anggap biasa saja. Yakni tradisi lebaran di Indonesia yang akhirnya bisa kita lakukan tahun ini. Apa saja itu?
1. Mudik
Pulang ke kampung halaman alias mudik menjadi salah satu tradisi lebaran yang melekat di hati. Entah itu mudik ke kampung halaman yang berjarak dua jam perjalanan dengan mobil dari tempat tinggal kita atau bahkan berjarak 1 hari jika mengendarai roda empat.
Islam memang tidak mengenal mudik, tapi menyambung tali silaturahmi dengan keluarga yang lama tak bersua adalah bagian dari kebaikan. Bagian dari jalan yang diridhai Allah. Sehingga mudik sebagai tradisi dengan niat menyambung tali silaturahmi sudah menjadi agenda wajib (untuk yang mampu) bagi masyarakat Indonesia.
Dalam tradisi mudik pun juga mengajari kita banyak hal lho. Diantaranya seperti kesabaran, meluruskan niat, dan masih banyak lagi yang bisa kita pelajari selama di perjalanan menuju kampung halaman.
2. Angpao
Orang bilang lebaran adalah hari raya-nya anak kecil. Karena pada saat itulah anak-anak menerima banyak “hadiah” yang kebanyakan berupa uang atau “angpao” ketika lebaran.
Uang lebaran yang diberikan kepada anak-anak kecil biasa disebut THR. Selain itu disebut angpao karena beberapa diantaranya diberikan dalam bentuk amplop kecil berisi uang di dalamnya.
Pemberian ini diberikan oleh orangtua sendiri sebagai bentuk apresiasi kepada anak karena sudah berhasil menyelesaikan puasa selama 30 hari, maupun dari sanak saudara, tetangga, hingga teman orangtua mereka sebagai bentuk kasih sayang mereka untuk anak-anak.
Namun bukan berarti memberi “angpao” untuk anak kecil menjadi kewajiban, tradisi ini penambah semaraknya lebaran, juga menjadi “sedekah” tersendiri bagi yang mampu melakukannya.
Kapan lagi anak-anak bisa punya banyak tabungan?
3. Hampers
Ternyata hampers atau bingkisan juga menjadi salah satu tradisi lebaran yang akhir-akhir ini juga membantu UMKM meningkatkan penghasilannya lho.
Idul Fitri memang menjadi berkah untuk semua orang. Apa saja bisa dijadikan bingkisan untuk dikirimkan pada orang-orang tersayang, kerabat, hingga relasi bisnis.
Mulai dari kue kering, buah-buahan, snack hingga kerajinan tangan bisa menjadi hampers atau bingkisan sebagai bentuk perhatian di hari yang fitri.
4. Tradisi “Kupatan”
Tradisi “kupatan” atau membuat ketupat bagi sebagian besar orang adalah hal yang wajib dilakukan di hari yang fitri. Membuat ketupat dengan opor ayam, sambal goreng kentang, petis telur, dan beberapa kondimen lain ini biasanya juga dihantarkan untuk tetangga dekat dan keluarga besar.
Tentu saja kita akan sering menemui ketupat dan makanan pendampingnya di hari lebaran. Jangan bosan dulu ya! Karena ada juga tradisi kupatan yang akan terus berlangsung sampai 14 hari pasca lebaran lho!
5. Kembang Api di Malam Takbir
Kembang api di malam takbir menjadi salah satu pemanis ketika kita mengakhiri bulan Ramadan setelah matahari tenggelam. Antara sedih dan senang.
Sedih karena Ramadan sudah berakhir, dimana keutamaan-keutamaan yang kita dapatkan pun juga berakhir. Begitu pula dengan kesempatan untuk beribadah dengan pahala yang berlipat-lipat.
Senang karena Idul Fitri menyambut kita dengan sukacita karena telah berhasil menyelesaikan tantangan 30 hari puasa non stop. Sanak saudara berkumpul, tak jarang pula yang bermusuhan saling bermaafan karena bertemu di hari raya yang agung.
Maka kembang api di malam takbir menjadi tradisi yang menambah keindahan malam hari raya Idul Fitri. Merayakan sekaligus merelakan.
6. Silaturahmi atau Unjung-unjung
Unjung-unjung juga menjadi tradisi yang wajib dilakukan ketika lebaran. Kita yang semula tak pernah mampir ke rumah tetangga, akhirnya datang ke rumahnya untuk menyambung tali silaturahmi meskipun setiap hari pun bertemu.
Unjung-unjung ke rumah paman, bibi, sepupu, kakek nenek, menjadi hal wajib ketika lebaran tiba. Apalagi setelah pandemi yang melanda dunia ini selama dua tahun terakhir.
Meskipun ada internet stabil dari IndiHome untuk mendukung kita bersilaturahmi secara virtual, namun unjung-unjung dengan berhadapan muka, saling menjabat tangan dan memeluk erat orang di hadapan kita akan terasa lebih dalam maknanya.
Jika dikatakan Internet menyatukan Indonesia tak berlebihan rasanya, karena dua tahun belakangan kita hanya mengandalkan internet stabil dari IndiHome, berusaha terhubung dengan orang-orang yang kita sayangi, bahkan tak jarang pula yang berusaha memperbaiki hubungan yang sempat rusak dan akhirnya saling memaafkan. Berkat internet yang menyatukan Indonesia inilah kita masih bisa menjaga tradisi itu meskipun terpisahkan oleh layar, silaturahmi tanpa batas pun terwujud.
Bersyukur sekali tahun ini kita bisa melakukan tradisi unjung-unjung tersebut seperti semula. Selama masih terjangkau oleh raga, tradisi ini memang harus dijaga. Tradisi yang menambah keberkahan usia hingga dikatakan bahwa silaturahmi dapat memperpanjang umur.
Diantara keenam tradisi tersebut di atas, mana tradisi favoritmu?
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.