Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sutanto

Bagaimana Umur yang Berkah?

Agama | Friday, 27 Aug 2021, 21:22 WIB

Banyak nikmat yang Allah berikan kemana manusia, baik berupa nikmat iman, nikmat islam, kesehatan dan diberi umur panjang.

Berbicara tentang umur, semua manusia tidak tahu berapa umur yang diberikan, karena merupakan rahasia Allah. Namun sesungguhnya yang terpenting seberapa kita diberi umur di dunia ini, namun bagaimana umur itu digunakan untuk beribadah kepada Allah SWT dan memberi manfaat kepada sesama.

Rasulullah bersabda:

Dari Abi Barzah al-Islami, ia berkata. Rasulullah SAW bersabda,” Tidak akan bergeser dua kaki seorang hamba di hati kiamat sebelum ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, dan tentang ilmunya untuk apa ia pakai, dan tentang hartanya, darimana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan, dan tentang badannya untuk apa ia pakai.” (HR. Tirmidzi)

Dari hadits tersebut kita mesdi sadar, betapa pentingnya waktu sampai menjadi hal yang ditanyakan di hari kiamat dan membuat kaki manusia tidak akan bergeser sebelum tuntas dari pertanyaan tentang waktu. Maka setiap muslim harus benar-benar memikirkan tentang umur yang diberikan Allah SWT menjadi sarana untuk menambah amal ibadahnya, menjadi media berbuat baik dan bekal menuju akhirat.

Kita bisa mengambil contoh seperti Imam Syafi'i, Imam Nawawi dan ulama lain yang umurnya tidak terlalu panjang tetapi mampu menghasilkan amal dan karya yang memberi manfaat dan bisa dirasakan generasi setelahnya.

Sekarang pertanyaannya, bagaimana seorang seseorang memiliki keberkahan umur dan memiliki amal yang nilainya melampaui hitungan umurnya?

Kesungguhan akan mengantarkan seorang muslim secara disiplin dan ketat dalam menjaga dan mengatur waktunya. Karena waktu tak mungkin diputar Kembali, sehingga mesti pandai pandai memanfaat, mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat bagi diri maupun sesame. Jangan sampai mengisi waktu dengan hal yang tidak berguna, sebab mereka yang bisa menghindarkan diri dari perbuatan tak berguna dijamin masuk Surga Firdaus,

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Mu`minun ayat 3:

وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ

“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.”

Kebaikan dan kualitas iman dapat dicirikan dengan kemampuannya meninggalkan hal yang tidak berguna. Orang yang imannya baik akan memenuhi waktunya dengan kegiatan yang baik dan bermanfaat. Sebagaimana bunyi sebuah hadis:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317)

Menurut ulama Ibnu Qayyim al-Jauziah menyebutkan:

“Menyia-nyiakan waktu itu lebih berbahaya daripada kematian. Sebab menyia-nyiakan waktu akan memisahkanmu dari allah dan negeri akhirat, sedangkan kematian hanya memisahkanmu dari dunia dan penghuninya.”

Saking pentingnya waktu Allah SWT berfirman:

وَالْعَصْرِ (١) إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢) إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣

“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman[2] dan mengerjakan amal saleh[3] serta saling menasihati untuk kebenaran[4] dan saling menasihati untuk kesabaran[5].

Dari Ibnu Abbas ia berkata; Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ada dua macam nikmat yang orang banyak tertipu dengan kesuanya; nikmat waktu sehat dan nikmat waktu luang.”

Berdasar hadis tersebut ada dua hal yang menyebabkan waktu manusia terbuang, yakni nikmat sehat dan waktu luang. Ketika dua nikmat ini berkumupul, akan menjadi masalah bagi manusia. Orang yang badannya sehat tetapi tidak punya kegiatan alias pengangguran cenderung mengarah kepada keburukan. Angka pengangguran yang tinggi berbanding lurus dengan tingginya kriminalitas.

Hal yang harus disadari bahwa waktu tak bisa terulang, hendaknya ini menjadi motivasi seorang muslim menunda-nunda pekerjaan. Seseorang yang menunda pekerjaan sama saja zalim kepada dirinya sendiri, apa yang mestinya diselesaikan hari ini baru selesai esok atau lusa. Akibatnya ketika mestinya ia menyelesaikan sepuluh amal, akhirnya hanya 4 atau 5 yang diseleaikannya. Ini sebenarnya rahasia efektif atau tidaknya hodup yang dalam Islam disebut dengan berkah, jadi jangan menunda-nunda pekerjaan!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image