Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sutanto

Pak Budi: Sakitnya Sang Ibu Menjadikannya Pemijat Ternama

Info Terkini | 2021-08-23 15:49:46

Semua yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Allah SWT, manusia hanyalah insan lemah tanpa daya, hanya bisa melakoni layaknya sebuah wayang. Suatu cobaan yang menimpa seseorang terkadang bisa diambil hikmah dibalik peristiwa tersebut. Seperti yang terjadi pada Kalbudiyanto atau biasa dipanggil Pak Budi yang mengawali profesi sebagai pemijat karena ibunya menderita sakit.

Pada tahun 2005 Sang Ibu sakit komplikasi (stroke, diabetes, darah tinggi), menjalani opname selama 45 hari di rumah sakit namun tidak kunjung pulih kesehatannya. Sang Ibu dibawa pulang, dirawat sendiri sambil dicarikan pengobatan alternatif. Namun sampai menghabiskan banyak biaya tak ada hasilnya.

Melihat keaadan itu timbul keinginan untuk belajar pijat dengan membaca buku, dipraktikkan untuk memijat ibunya sendiri. Budi heran, ternyata usahanya membuahkan hasil, meski belum begitu bagus. Sedikit demi sedikit kesehatan ibunya semakin membaik. Setelah melihat perkembangan dari pijatan yang dilakukan, Budi yang juga menderita sakit sampai ditangani 6 dokter tak kunjung sembuh tersebut, bersemangat semakin mendalami pijat refleksi sekaligus pijat akupresur.

Menurutnya, pijat refleksi lebih mudah dipelajari karena hanya menghafalkan titik di kaki yang jumlahnya tidak banyak. Sedangkan akupresur itu pengobatan dengan berdasar titik-titik yang jumlahnya ribuan titik syaraf dalam tubuh manusia. Setiap hari dia menghafalkan 3 titik. Kerja kerasnya belajar pijat tanpa guru ini membuahkan hasil, dan mulai 2010 mempraktikkan ilmu yang dikuasai untuk menolong sesama dari rumah ke rumah, artinya dia belum buka praktik hanya menerima panggilan kalau ada yang butuh bantuan.

Kalbudiyanto atau biasa disapa Pak Budi ( Greges Domotirto Kretek Bantul DIY)

Setelah mulai banyak pelanggan, tahun 2013 lelaki yang sehari-harinya sebagai pendidik di SMKN 1 Bantul ini memberanikan diri buka praktik di rumah, di sela-sela kesibukannya mengajar. Rata-rata dia menangani 5-7 pasien perhari, dengan durasi pemijatan 45-60 menit tergantung keluhan dan jenis penyakit.

Pasien yang sembuh dengan perantaaan pijatannya paling banyak adalah penyakit migrain, vertigo dan asam lambung. Ketiga penyakit tersebut bisa dibilang adalah spesialisasinya, artinya dia sudah tidak terlalu lama menemukan titik-titik pusat kesembuhan. Kalau penyakit lain harus mempelajari beberapa saat untuk bisa menemukan titik-titik yang tepat untuk sembuh, seperti: jantung, ginjal, asam urat, maupun syaraf kejepit.

Penyakit satu dengan yang lain tentu saja berbeda penanganannya. Ada beberapa kategori penyakit, pertama kelompok syaraf kejepit, penyempitan syaraf dan peradangan otot. Kelompok ini banyak syaraf di punggung yang mesti dideteksi. Penyakit yang berhubungan dengan aliran darah misalnya gula, kolesterol, triglisrid mesti dideteksi titik yang berhubungan dengan peredaran darah.

Untuk penyakit organ, seperti jantung, ginjal, paru-paru, pengobatannya dengan pijat dilengkapi herbal.

Ketika ditanya tentang pantangan hari, sarjana alumni Pendidikan Seni Rupa UNY tahun 2003 mengaku tidak punya pantangan, karena baginya semua hari bagus semua. Saat ada pasien bertanya apakah penyakit yang diderita bisa disembuhkan dia tidak langsung mengiyakan, sebab kesembuhan itu mutlak kuasa Allah SWT, dia hanya menjadi lantaran kesembuhan. Selain itu faktor dari dalam, keyakinan diri pasien dan semangat untuk sembuh menjadi kunci utama.

Setiap pasien meski penyakit sama bisa saja waktu sembuhnya tidak sama, tergantung kondisi dan motivasi untuk sembuh. Sambil memijat, Budi akan bertanya kepada pasien bagaimana keluhan yang dirasakan termasuk melihat telapak tangan dan telapak kaki untuk menentukan strategi pengananann

Pak Budi saat memijat pasien

Dalam memijat Budi hanya menggunakan lotion, alasannya ada beberapa pasien alergi dengan minyak maupun param. Keuntungan lain dengan lotion memudahkan mencari titik yang perlu dipijat. Dia juga menghindari penggunaan alat bantu seperti batu, kayu, tanduk, gading karena itu bisa menciderai pasien.

Pria 43 tahun tersebut tidak menampik, untuk pasien dengan penyakit tertentu dia menyarankan dilengkapi dengan beberapa obat herbal, misalnya untuk menyembuhkan asam lambung, maag, tersedia juga vitamin otak, bahkan yang terpapar covid-19.

Baginya hidup akan semakin berarti kalau bisa berbermanfaat bagi orang lain, sehingga dia akan siap membantu orang yang memang membutuhkan untuk lepas dari penyakit. Dan untuk memudahkan jadwal pemijatan di rumahnya Greges Donotirto Kretek Bantul DIY, biasanya sehari atau dua hari sebelumnya pesan tempat melalui WhatsApp.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image