KURIKULUM BERDIFERENSIASI UNTUK ANAK BERBAKAT
Eduaksi | 2021-08-22 21:34:02.
Kurikulum merupakan metode menyusun kegiatan-kegiatan belajar mengajar untuk menghasilkan perkembangan kognitif, efektif, dan psikomotorik anak. Kurikulum mencakup semua pengalaman yang diperoleh siswa di sekolah, di rumah dan dalam masyarakat, dan yang membantunya mewujudkan potensinya.
Sistem layanan pendidikan yang ada dalam kurikulum bagi semua anak didik mengacu pada system pendidikan anak normal, yang artinya semua anak mendapat perlakuan yang sama sehingga tujuan pembelajaran seringkali tidak tercapai karena tidak memperhatikan heterogenitas potensi anak didik. Anak- anak yang memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal apalagi yang memiliki keterbatasan fisik seringkali tertinggal mengikuti pelajaran. Begitu juga halnya dengan anak- anak yang memiliki tingkat inteligensi di atas normal ataupun anak yang memiliki bakat khusus, mereka mendapatkan perlakuan seperti anak - anak normal. Akibatnya mereka akan merasa jenuh, sehingga sering berprestasi di bawah potensinya (under achiever).
Berbeda dengan kurikulum umum yang bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak pada umumnya, maka kurikulum berdiferensiasi merupakan jawaban terhadap perbedaan-perbedan dalam minat dan kemampuan anak didik. Sehingga, dengan kurikulum berdiferensiasi setiap anak memiliki peluang besar untuk terus meningkatkan kemampuannya tanpa harus terikat oleh satu kurikulum umum yang menyamaratakan kemampuan seluruh anak. Kendati demikian, pada dasarnya kurikulum berdiferensiasi tetap bertitik tolak pada kurikulum umum yang menjadi dasar bagi semua anak didik. Kurikulum berdiferensiasi juga memberikan pengalaman belajar berupa dasar-dasar keterampilan, pengetahuan, pemahaman, serta pembentukan sikap dan nilai yang memungkinkan anak didik berfungsi sesuai dengan tuntutan masyarakat atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Istilah diferensiasi dalam pengertian kurikulum menunjuk pada kurikulum yang tidak berlaku umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang bakat tertentu. Kurikulum berdiferensiasi (differ-rentiation instruction) adalah kurikulum pembelajaran yang memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak. Walaupun model pengajaran ini memperhatikan atau berorientasi pada perbedaan-perbedaan individual anak, namun tidak berarti pengajaran harus berdasarkan prinsip satu orang guru dengan satu orang murid. Berbeda dengan kurikulum reguler yang berlaku bagi semua siswa, kurikulum berdiferensiasi bertujuan untuk menampung pendidikan berbagai kelompok belajar, termasuk kelompok siswa berbakat. Melalui program khusus, siswa berbakat akan memperoleh pengayaan dari materi pelajaran, proses belajar dan produk belajar.
Hakekat pembelajaran berdiferensiasi yaitu penanganan anak-anak berbakat atau cerdas dengan program pengayaan dan percepatan penuh banyak memiliki kelemahan-ke-lemahan yang merugikan anak itu sendiri, maka telah dikembangkan kurikulum alternative yaitu berdiferensiasi (differentiated instruction ). Pendekatan ini menghendaki agar kebutuhan siswa berbakat dilayani di dalam kelas regular. Program ini menawarkan serangkaian pilihan belajar pada siswa berbakat dengan tujuan menggali dan mengarahkan peng-ajaran pada tingkat kesiapan, minat, dan profil belajar yang berbeda-beda.
Suatu kurikulum dapat berdiferensiasi melalui materi (konten atau muatan), proses, dan produk belajar yang lebih maju dan majemuk, serta dapat dirancang dengan cara menambah hal-hal baru yang menarik dan menantang bagi anak berbakat. Misalnya dengan menambahkan muatan tugas yang dianggap menantang kemampuan yang dimiliki anak berbakat, mengubah bagian-bagian tertentu yang kurang sesuai, mengurangi kegiatan-kegiatan yang terlalu rutin. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, anak berbakat memiliki tingkat kemampuan memahami pelajaran yang lebih tinggi dibandingkan anak umum, jadi beberapa kegiatan atau pelajaran yang dapat dikerjakan sendiri dan tanpa bantuan berarti dari pendidik sebaiknya dikurangi, meluaskan dan mendalami materi.
Dalam kurikulum berdiferensiasi ini, guru menggunakan beberapa kegiatan, agar siswa dapat mengksplorasi kurikulum, melakukan berbagai kegiatan atau proses belajar sehingga siswa dapat lebih mudah menyerap informasi dan menuangkan ide atau gagasan serta dapat mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari.
Dalam proses pembelajaran berdiferensiasi, pengajaran harus berfokus pada konsep atau pokok materi pelajaran sehingga semua siswa dapat mengeksplorasi konsep-konsep pokok bahan ajar. Siswa yang agak lambat (struggling learners) bisa memahami dan menggunakan ide- ide dari konsep-konsep yang diajarkan. Sedangkan bagi para siswa berbakat memperluas pemahaman dan aplikasi konsep pokok tersebut. Kesiapan dan perkembangan belajar siswa harus dievaluasi untuk dijadikan sebagai dasar keputusan penentuan materi serta strategi pembelajaran yang akan diterapkan.
Dalam pengajaran berdiferen-siasi, siswa berbakat sering belajar dengan banyak pola, seperti belajar sendiri-sendiri, belajar berpasangan maupun belajar dalam kelompok. Oleh karena itu, pada saat-saat tertentu siswa dapat diberi kebebas-an untuk memilih materi pelajaran dengan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Strategi ini memungkinkan siswa untuk belajar lebih cepat bagi mereka yang mampu,
sedangkan bagi mereka yang kurang, akan belajar sesuai dengan batas kemampuannya. Contoh untuk strategi belajar-mengajar berdasarkan kecepatan siswa adalah pengajaran modul.
Prinsip-prinsip pengajaran berdiferensiasi meliputi prinsip individualitas, yaitu memperhatikan karakteristik kemampuan stiap individu siswa; prinsip belajar tuntas, yaitu siswa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik; prinsip motivasi, yaitu bahwa guru memiliki peran yang besar untuk menumbuhkan motivasi eksternal, prinsip latar/konteks yaitu bahwa pembelajaran harus dikaitkan dengan situasi dunia nyata siswa, sehingga mendorong siswa membuat hubungan antara penge-tahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai individu maupun anggota keluarga, masyarakat, dan bangsa. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa, prinsip minat dan kebutuhan siswa, prinsip peilaian dan prinsip terpadu artinya penyelenggaraan pem-belajaran anak berbakat dikembangkan dan dilaksanakan di sekolah biasa. Anak dengan berbagai perbedaan belajar di ruang kelas yang sama.
Sedangkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pembelajaran berdiferensiasi (differentiation instruction) meliputi perpustakaan dan penyediaan alat pengajaran yang terdiri atas laboratorium atau workshop yang memadai, jadwal pelajaran yang fleksibel, pengembangan program independent study, pengembangan program penyuluhan dan bimbingan, dan pengembangan team teaching. Karakteristik umum kurikulum berdiferensiasi adalah pengajaran berfokus pada konsep dan prinsip pokok materi pelajaran, evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar siswa diakomodasi ke dalam kurikulum
DAFTAR PUSTAKA
Mukti, Abdul dan Sayekti, Adjie, (2003), Gerbang; Majalah Pendidikan, 4, 36 -38.
Suryosubroto, B., (1997), Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta. 
.
,
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
