Hening 3 Menit 10.17 WIB 17-8-2021
Eduaksi | 2021-08-17 11:33:46Apa yang dirasakan ketika hening pada tanggal 17 Agustus 2021 pukul 10.17 s.d. 10.20 WIB, selama 3 menit? Atau lupa tak melakukan hening sejenak?
Yaps, pemerintah beberapa hari lalu mengajak semua warga untuk menghentikan kegiatan tiga menit saja. "Berdiri tegap saat lagu lndonesia Raya dikumandangkan secara serentak di berbagai lokasi dan daerah, untuk menghormati peringatan Detik-Detik Proklamasi."
Jika sungguh-sungguh hening, kita terasa seolah sedang bermeditasi. Apa itu meditasi? Beberapa pemikir mengungkapkan meditasi merupakan tindakan "menarik diri" dari hiruk pikuk duniawi untuk menenggelamkan diri dalam keheningan. Dalam keheningan itulah seseorang melakukan relaksasi untuk melatih konsentrasi dan fokus pikiran agar mendapatkan perasaan tenang dan damai. Juga mendapatkan pikiran yang rileks, seimbang dan harmoni.
Istilah "menarik diri" tersebut pernah disinggung filsuf Marcus Aurelius dalam bukunya "Meditations". Menurutnya, dalam kehidupan ini ada saat seseorang perlu mundur ke dalam dirinya sendiri untuk menemukan "siapa dirinya". Aurelius mengutip istilah dari Lucius Annaeus Seneca, yaitu "secede in te ipsum" ( menarik dirimu ke dalam dirimu sendiri ).
Aurelius memaparkan kurang lebih begini, manusia mencari penarikan untuk dirinya sendiri entah di pedesaan, di pantai atau di bukit. Dimanapun pilihan tempat, pada intinya tidak ada penarikan diri yang menawarkan ketenangan dan relaksasi selain menarik diri ke dalam pikirannya sendiri. Terutama bilamana bisa menyelami pikiran-pikiran yang akan menempatkan diri kepada kemudahan. "Kemudahan yang kumaksud adalah kehidupan yang tertata baik. Jadi, teruslah melakukan penarikan diri ini untuk memperbarui diri," tulis Aurelius.
Menafsirkan "memperbarui diri" ala Aurelius itu bisa dari berbagai sudut pandang. Dari perspektif kesehatan bahwa "memperbarui diri" itu ibarat mind body medicine yang mampu memperbaiki kinerja pikiran seseorang serta persepsinya terhadap hidup yang dilakoni. Pikiran adalah penerima sinyal dan mengolahnya menjadi sesuatu yang positif dan negatif. Manakala informasi diolah oleh pikiran menjadi sesuatu yang positif, maka memberikan "suplemen" yang baik bagi tubuh. Sebaliknya jika suatu informasi diolah menjadi negatif, maka memberikan "racun" bagi tubuh. Oleh karena inilah banyak motivator memotivasi agar berpikiran positif demi meningkatkan imun.
Dalam hening tiga menit, kita diajak berpikir positif tentang makna perjuangan. Kita berimajinasi para pejuang yang gagah berani melawan kaum penjajah demi kemerdekaan. Kita pun diajak untuk merenungi kembali, sudahkah ikut berjuang demi bangsa ini?
Pikiran positif itulah yang akan menebalkan keyakinan terhadap kehidupan yang lebih baik. Ini punya andil penting dalam tindakan selanjutnya, sebagaimana pernah dikemukakan Mahatma Gandhi; bahwa keyakinan kita akan menjadi pikiran kita; pikiran kita akan menjadi kata-kata kita; kata-kata kita akan menjadi tindakan kita; tindakan kita akan menjadi kebiasaan kita; kebiasaan kita akan menjadi nilai-nilai kita; nilai-nilai kita akan menjadi takdir kita.
Dari keheningan itu pula kita dibangun kesadaran untuk memeditasikan setiap tindakannya, termasuk saat pandemi berkepanjangan ini. Itikad memeditasikan apa yang mau dilakukan akan melahirkan tindakan mediatif dalam keseharian. Tindakan mediatif ini berupa tindakan yang didasari pikiran jernih, rileks, seimbang maupun harmoni. Tindakan mediatif meringankan siapapun untuk memilah "hal-hal yang berada dalam kendali kita dan hal-hal yang tidak berada dalam kendali kita. Maka, jika sesuatu tidak berada dalam kendali kita, lalu kita pun tidak akan mengerahkan energi untuk itu. Buat apa buang-buang energi untuk hal-hal di luar kendali kita!
Keuntungan lain dari tindakan mediatif antara lain melakukan segalanya sepenuh hati dengan kesadaran penuh. Inilah yang sangat penting pada saat pandemi. Semua kegiatan protokol kesehatan, mulai memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi maupun interaksi, akan dilakukan dengan penuh perhatian.
Sederhana bukan? Dari hening tiga menit itu saja sudah bisa membangun pikiran positif untuk ikut berjuang melawan Covid 19. Kalau toh lupa ikut berhening sejenak, gampang saja, sisihkan waktu untuk berhening sendiri. Rasakan hasil dari keheningan itu. ( */ Institut Askara )
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.