Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Iqbal Maulana MH

Penting!!! Lima Poin Utama Dalam Menulis Kisah Inspiratif

Eduaksi | Sunday, 15 Aug 2021, 15:21 WIB
Dokumen pribadi Iqbal Maulana

Menulis adalah hal yang paling menyenangkan bagi sebagian orang, terlebih bagi mereka yang suka mengungkapkan ide/gagasannya dalam sebuah tulisan. Seolah buku dan pena adalah teman paling mengerti untuk mendengarkan segala perasaan yang tak mampu diungkapkan dengan lisan.

Dalam karya tulis, ada dua jenis tulisan yaitu karya tulis fiksi dan non-fiksi. Jika karya tulis fiksi ia mengacu kepada imajinasi dan khayalan. Contohnya adalah novel, cerpen dan puisi. Sedangkan karya tulis non-fiksi adalah karya tulis yang bersifat nyata dan fakta terjadi di kehidupan sehari-hari. Contohnya: karya tulis ilmiah, opini pendidikan, jurnal dan masih banyak lagi yang lainnya.

Sekarang, sudah paham bukan perbedaan antara kedua jenis karya tulis tersebut. Kemudian muncul pertanyaan lain yaitu karya tulis berupa kisah inspiratif itu termasuk ke dalam karya tulis fiksi atau non-fiksi?

Buku solo Iqbal Maulana 'Inspirasi Islam' yang diterbitkan oleh penerbit Gapura Pustaka.

Kisah inspiratif adalah cerita yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang dialami oleh seorang penulis itu sendiri, atau bisa juga cerita hikmah yang berasal dari seorang tokoh yang paling berpengaruh dalam kehidupan.

Selain itu, kisah inspiratif juga dapat berasal dari fenomena alam yang tengah terjadi di sekitar kita, yang memiliki nilai manfaat berupa pembelajaran/pengalaman bagi kehidupan manusia. Seperti halnya pada saat ini, yaitu fenomena virus covid-19 yang banyak memberikan pelajaran hidup bagi setiap manusia (positif dan negatifnya).

Baik, kita lanjut ke inti pembahasan kita kali ini, yaitu lima poin penting dalam membuat karya tulis berupa kisah inspiratif. Lima poin ini bisa Anda terapkan dalam menulis kisah inspiratif, agar karya tulis Anda menjadi keren dan menarik minat pembaca. Apa sajakah lima poin tersebut? Mari kita simak penjelasannya berikut:

Pertama, hipnotis pembaca. Pada poin ini penulis dapat memulai menulis dengan menjelaskan/mengenalkan seorang tokoh (nama, karakter, latar belakang keluarga, pendidikan atau lainnya yang relevan dengan inti pesan yang akan kita angkat), atau bisa dengan membuat narasi singkat tentang kisah yang akan kita tuliskan.

Kedua, hidupkan suasan cerita. Pada poin ini bisa dijelaskan latar tempat dan waktu yang ingin dikisahkan dalam bentuk tulisan. Kemudian pemilihan diksi juga dapat menambah gairah pembaca, sehingga tulisan dapat lebih menarik. Namun, tetap tujuan utama kita adalah menulis, jangan sampai tak dapat menghasilkan tulisan, karena fokus mencari diksi yang tepat. Tulis saja dahulu, baru nanti kita cari diksinya sambil self editing.

Ketiga, menghidupkan tokoh. Maksudnya adalah penulis diharapkan dapat membangun sebuah dialog, baik itu dengan tokoh antagonis, protagonis, tritagonis maupun figuran. Semua itu boleh kita tuangkan dalam kisah inspiratif, agar jalan cerita lebih berwarna.

Keempat, ending (akhir cerita). Seperti apa akhir kisah yang akan kita buat?, bagaimana kondisi tokoh setelah ia melakukan beberapa hal atau hasil perilaku yang dilakukan oleh para tokoh. apakah bahagia, duka atau dibuat bersambung, sehingga membuat pembaca tambah penasaran dengan lanjutan ceritanya.

Kelima, amanat/hikmah. Pesan apa yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca?, Apa hikmah yang dapat dipetik dari kisah yang telah ditulis tersebut?. Penulis juga dapat memberikan penguatan dengan menuliskan dalil ayat Al-Qur’an, hadis, atau Al-Kitab, atau boleh juga dengan quotes dari seorang tokoh yang sangat berpengaruh sesuai dengan kisah inspiratif yang telah ditulis.

Demikianlah lima poin penting dalam membuat karya tulis kisah inspiratif. Langkah selanjutnya adalah kita mencoba untuk action menuliskan setiap ide atau gagasan yang ada di pikiran kita.

Good Luck. Selamat mencoba dan salam literasi. Literasi untuk Negeri.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image