Mengenal Sahabat Yang Pertama Hijrah ke Madinah Mush’ab bin Umair Radhiyallahu Anhu
Agama | 2021-08-13 09:52:04Untuk menggambarkan siapa Mushâab bin Umair Radhiyallahu Anhu, maka dapat dibayangkan dari hadist dimana Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam bersabda,
Artinya : âAku tidak pernah melihat seorang pun di Mekah yang lebih rapi rambutnya, paling bagus pakaiannya, dan paling banyak diberi kenikmatan selain dari Mushâab bin Umair.â (HR. Hakim).
Mushâab bin Umair lahir pada masa jahiliyah, empat belas tahun (atau lebih sedikit) setelah kelahiran Nabi shallallahu âalaihi wa sallam. Jika Nabi Muhammad shallallahu âalaihi wa sallam dilahirkan pada tahun 571 M (Mubarakfuri, 2007: 54), maka Mushâab bin Umair dilahirkan pada tahun 585 M.
Mushâab bin Umair merupakan pemuda kaya keturunan Quraisy. Dalam Asad al-Ghabah, Imam Ibnul Atsir mengatakan, âMushâab adalah seorang pemuda yang tampan dan rapi penampilannya. Kedua orang tuanya sangat menyayanginya. Ibunya adalah seorang wanita yang sangat kaya. Sandal Mushâab adalah sandal al-Hadrami, pakaiannya merupakan pakaian yang terbaik, dan dia adalah orang Mekah yang paling harum sehingga semerbak aroma parfumnya meninggalkan jejak di jalan yang ia lewati.â (al-Jabiri, 2014: 19).
Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam bersabda,
Artinya : âAku tidak pernah melihat seorang pun di Mekah yang lebih rapi rambutnya, paling bagus pakaiannya, dan paling banyak diberi kenikmatan selain dari Mushâab bin Umair.â (HR. Hakim).
Mushâab bin Umair yang hidup di lingkungan jahiliyah; penyembah berhala, pecandu khamr, penggemar pesta dan nyanyian, Allah beri cahaya di hatinya, sehingga ia mampu membedakan manakah agama yang lurus dan mana agama yang menyimpang. Manakah ajaran seorang Nabi dan mana yang hanya warsisan nenek moyang semata. Dengan sendirinya ia bertekad dan menguatkan hati untuk memeluk Islam. Ia mendatangi Nabi shallallahu âalaihi wa sallam di rumah al-Arqam dan menyatakan keimanannya.
Kemudian Mushâab menyembunyikan keislamannya sebagaimana sahabat yang lain, untuk menghindari intimidasi kafir Quraisy. Dalam keadaan sulit tersebut, ia tetap terus menghadiri majelis Rasulullah untuk menambah pengetahuannya tentang agama yang baru ia peluk. Hingga akhirnya ia menjadi salah seorang sahabat yang paling dalam ilmunya. Kemudian Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam mengutusnya ke Madinah untuk berdakwah di sana.
Mushâab bin Umair adalah salah seorang sahabat nabi yang utama. Ia memiliki ilmu yang mendalam dan kecerdasan sehingga Nabi shallallahu âalaihi wa sallam mengutusnya untuk mendakwahi penduduk Yatsrib, Madinah.
Saat datang di Madinah, Mushâab tinggal di tempat Asâad bin Zurarah. Di sana ia mengajrkan dan mendakwahkan Islam kepada penduduk negeri tersebut, termasuk tokoh utama di Madinah semisal Saad bin Muadz. Dalam waktu yang singkat, sebagian besar penduduk Madinah pun memeluk agama Allah ini. Hal ini menunjukkan âsetelah taufik dari Allah- akan kedalaman ilmu Mushâab bin Umair dan pemahamanannya yang bagus terhadap Alquran dan sunnah, baiknya cara penyampaiannya dan kecerdasannya dalam berargumentasi, serta jiwanya yang tenang dan tidak terburu-buru.
Hal tersebut sangat terlihat ketika Mushâab berhadap dengan Saad bin Muadz. Setelah berhasil mengislamkan Usaid bin Hudair, Mushâab berangkat menuju Saad bin Muadz. Mushâab berkata kepada Saad, âBagaimana kiranya kalau Anda duduk dan mendengar (apa yang hendak aku sampaikan)? Jika engkau ridha dengan apa yang aku ucapkan, maka terimalah. Seandainya engkau membencinya, maka aku akan pergiâ. Saad menjawab, âYa, yang demikian itu lebih bijakâ. Mushâab pun menjelaskan kepada Saad apa itu Islam, lalu membacakannya Alquran.
Saad memiliki kesan yang mendalam terhadap Mushâab bin Umair radhiyallahu âanhu dan apa yang ia ucapkan. Kata Saad, âDemi Allah, dari wajahnya, sungguh kami telah mengetahui kemuliaan Islam sebelum ia berbicara tentang Islam, tentang kemuliaan dan kemudahannyaâ. Kemudian Saad berkata, âApa yang harus kami perbuat jika kami hendak memeluk Islam?â âMandilah, bersihkan pakaianmu, ucapkan dua kalimat syahadat, kemudian shalatlah dua rakaatâ. Jawab Mushâab. Saad pun melakukan apa yang diperintahkan Mushâab.
Setelah itu, Saad berdiri dan berkata kepada kaumnya, âWahai Bani Abdu Asyhal, apa yang kalian ketahui tentang kedudukanku di sisi kalian?â Mereka menjawab, âEngkau adalah pemuka kami, orang yang paling bagus pandangannya, dan paling lurus tabiatnyaâ.
Lalu Saad mengucapkan kalimat yang luar biasa, yang menunjukkan begitu besarnya wibawanya di sisi kaumnya dan begitu kuatnya pengaruhnya bagi mereka, Saad berkata, âHaram bagi laki-laki dan perempuan di antara kalian berbicara kepadaku sampai ia beriman kepada Allah dan Rasul-Nya!â
Tidak sampai sore hari seluruh kaumnya pun beriman kecuali Ushairim.
Karena taufik dari Allah kemudian buah dakwah Mushâab, Madinah pun menjadi tempat pilihan Nabi shallallahu âalaihi wa sallam dan para sahabatnya hijrah. Dan kemudian kota itu dikenal dengan Kota Nabi Muhammad (Madinah an-Nabawiyah).
Semoga kita bisa meneladani perjuangan Mushâab dalam beragama. Aamiin
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.