Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nurul jubaedah

Cinta Multidimensi

Eduaksi | Saturday, 07 May 2022, 07:31 WIB

Cinta Multidimensi

(Nurul Jubaedah,S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Pernyataan aljannatu tahta aqdam alummahat merupakan sabda Nabi yang diriwayatkan melalui berbagai sumber, ada yang kuat dan lemah. Masing-masing memperkuat yang lain. Yang pasti, inti haditsnya sama, yaitu seruan berbakti kepada ibu. Penulis tidak akan fokus pada telaah tentang apakah hadits di atas valid atau tidak. Yang penting di sini adalah tentang seorang wanita yang telah berkorban begitu banyak untuk anak-anaknya, yang keibuannya penuh dengan keterbatasan tetapi hatinya akan selalu menjadi milik anak-anaknya.

Ibu yang melahirkan dan merawat anak mereka dari kecil hingga dewasa, yang siap berkorban, selalu memaafkan kesalahan, selalu melindungi, selalu mendidik, selalu menempatkan anak-anaknya di atas dirinya sendiri. Ibu adalah seseorang yang bisa menerima baik dan buruk anaknya dengan keikhlasan, keikhlasan dan kesabaran. Dengan segala keterbatasan yang ada dalam dirinya, seorang ibu akan terus memberikan yang terbaik untuk anaknya. Jika ingin doamu dikabulkan, mintalah restu ibumu. Sukacita Tuhan tergantung pada sukacita ibu. Ibu adalah malaikat tak bersayap di dunia. Sang ibu hamil sembilan bulan dengan anak tercinta dan mempertaruhkan melahirkan. Menjadi seorang ibu bukanlah pekerjaan yang mudah. Ibu mendedikasikan seluruh waktu dan tenaganya untuk keluarganya

Lain halnya dengan orang tua toxic yang menyakiti hati anaknya dan menelantarkan anaknya berarti orang tua telah berdosa terhadap anaknya. Nabi SAW bersabda: “Dikatakan bahwa seseorang telah cukup berdosa jika meninggalkan orang-orang yang menjadi tanggungannya. (Menurut riwayat Abu Daud dan Nasa'i).” Orang tua yang toxic adalah mereka yang secara konsisten berperilaku dengan cara yang menyebabkan rasa bersalah, ketakutan, dan aspek negatif lainnya pada anak-anak mereka. Mereka lebih mementingkan kebutuhan mereka sendiri. Orang tua tipe seperti ini akan merusak psikologis anak-anak mereka.

Islam mengajarkan untuk menghormati dan memperlakukan orang tua dengan baik. Namun, orang tua juga bisa dianggap tidak patuh kepada anak-anaknya, jika dalam rangka menegakkan akidah dan agama Islam. Dilarang memarahi anak menurut Islam. Diriwayatkan oleh hadits bahwa ketika merawat anak, orang tua harus bisa bersikap seperti anak-anak ketika berada di sekitar anak kecilnya, orang tua harus bisa lebih memahami anaknya. Jika orang tua melakukan sesuatu yang salah dengan anaknya, maka anak akan memperingatkan orang tua dengan cara yang buruk, keras, atau menggunakan kekerasan untuk meminta orang tua untuk meminta maaf, ini mungkin termasuk ketidaktaatan kepada orang tua.

Ketidaktaatan kepada orang tua adalah salah satu dosa terbesar. Banyak cerita menjelaskan bahwa Allah SWT mengutuk siapa saja yang menghina orang tuanya. Dikutip dari buku Du'a e Kumeil karya Husein A. Ketidaktaatan Rahim kepada orang tuanya atau uququl walidain berarti melanggar kewajibannya kepada orang tuanya. Sekalipun doa orang tua tidak baik untuk anak-anaknya, doa mereka akan selalu manjur. Ketika seorang anak durhaka kepada orang tua dan orang tua mengucapkan kata-kata kotor, kata-kata buruk itu bisa menjadi doa. Doa orang tua khususnya ibu untuk anaknya adalah doa yang paling mudah dan mujarab yang diberikan oleh Allah SWT. Maka sebagai orang tua, kita banyak berdoa untuk anak-anak kita agar Allah SWT selalu memberikan rahmat di manapun mereka berada.

Jika anak dengan bijaksana mengingatkan orang tuanya akan kesalahannya, tanpa merendahkan dan tanpa merendahkan status orang tuanya, itu bukanlah suatu perbuatan durhaka kepada orang tua, karena siapa pun yang melakukannya harus melakukannya. agar dia bisa kembali ke jalan yang benar. Intinya, itu adalah bentuk kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya, ingin mereka pergi ke jalan yang benar. “Barang siapa yang menunjukan kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (Shahih Muslim nomor 1893 (كتاب الإمارة).

Faktor pertama yang mendorong anak membenci orang tuanya adalah kurangnya komunikasi. Setiap masalah dapat diselesaikan dengan komunikasi. Sayangnya, sebenarnya ada anak yang kesulitan untuk mengkomunikasikan sesuatu dengan orang tuanya. Anak yang saleh, jika suatu saat kita marah kepada orang tua kita, bahkan membenci orang tua kita, maka ketahuilah bahwa dalam keadaan apa pun kita tidak dapat menyakiti orang tua kita dengan cara apa pun tanpa alasan.

Allah SWT menegaskan dalam surat Al-Isra ayat 23 yang artinya, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklan berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik”.

Meminta maaf adalah hal yang terpuji dan baik jika orang yang meminta maaf melakukan kesalahan, atau jika dia meminta maaf kepada seseorang untuk memperbaiki hubungan dengan orang itu bahkan jika orang itu memiliki bagian kesalahan yang lebih besar daripada ketika ada perselisihan. Jika orang tua telah berbuat salah kepada anaknya dan meminta maaf dengan inisiatif sendiri, ini adalah sesuatu yang positif dan pelajaran berharga bagi anak mereka: mengakui kesalahan mereka dan menjadikan kebenaran sebagai prioritas, bahkan jika pembuat kesalahan adalah prioritas pertama. orang di sisi lain.

Nasehat kami kepada anak-anak yang orang tuanya meminta maaf, anak harus bangga dan hormat kepada orang tuanya, dan terus membela kedudukan orang tuanya karena itulah yang Allah SWT tetapkan dalam Al-Qur'an dan ditentukan oleh Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa salam. Selamat pagi. Hal ini juga harus memotivasi anak untuk siap meminta maaf kepada orang tuanya (dan orang lain pada umumnya) dan tidak keras kepala membenarkan kesalahan pribadi untuk mempertahankan harga diri palsu.

Ingatlah bahwa surga ada di telapak kaki ibu meskipun semua ibu tidak benar karena mereka hanya manusia. Manusia adalah tempat kesalahan dan dosa. Maafkan ibumu, Nak!. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seluruh Bani Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan (dosa), dan sebaik-baik manusia yang banyak kesalahannya (dosanya) adalah yang banyak bertaubat.” (hasan, lihat shahih at-Targhib wa at-Tarhib 3139)

Semoga hati dan cinta kita tidak hanya dicurahkan kepada manusia tetapi tetap lebih mengutamakan cinta kepada Tuhan. Sebagaimana ditegaskan dalam suar Al-Baqarah ayat 165 yang artinya, “orang-orang yang beriman lebih kuat cintanya kepada Allah”. Cinta multidimensi memiliki cara pandang yang luas dari berbagai sudut pandang bukan hanya cinta yang melulu terhadap suami, istri, anak, keluarga, atau pasangan hidup yang belum tentu berjodoh.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kami di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di atara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”

Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Pendidikan : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional) (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 18 buku antologi (Januari-April 2022). Launcing 1 buku solo. Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube , 40 artikel (Oktober 2021- Mei 2022) di Blog : http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email : [email protected]. Whatsapp : 081322292789.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image