Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Johanes Sutanto

Mispersepsi Likuiditas Exchange Trade Fund (ETF)

Bisnis | Tuesday, 03 Aug 2021, 12:43 WIB

Ada anggapan keliru (mispersepsi) di kalangan investor pasar modal kalau Exchange Trade Fund (ETF) itu tidak likuid. Padahal, ETF sebagai produk reksa dana yang diperdagangkan di bursa nyata-nyata sangat likuid dan makin ke sini makin mudah dinikmati secara retail di pasar sekunder (secondary market).

Sementara itu, mispersepsi investor institusi terkait likuiditas ETF ini terjadi karena investor belum melihat lebih dalam kalau likuiditas ETF yang sebenarnya ada di pasar primer (primary market).

Dari sisi pasar sekunder (secondary market), ETF benar-benar likuid karena tersedia sepanjang perdagangan bursa. Dengan begitu, investor retail bisa dengan mudah melakukan jual-beli ETF setiap saat sepanjang perdagangan bursa dengan dana yang sangat terjangkau dalam satuan Lot (1 lot = 100 Unit Penyertaan).

Reksa dana rasa saham ini likuid karena bisa diperjual-belikan real time kapan saja sepanjang jam bursa. Investor retail bisa beli pagi, jual pagi atau beli pagi, jual siang.

Fakta begini tentu saja sangat menarik untuk kategori reksa dana. Biasanya nih, cut off time reksa dana saham sudah di pukul 13:00 WIB. Padahal hingga jam 16:00 WIB, harga saham masih bisa berubah.

Karena ETF ini bisa kapan saja transaksinya, investor tentu bisa melakukan pembelian dan penjualan setiap waktu, sejauh saat sudah bid ada yang bersedia menjual (offer) sehingga terjadi transaksi.

Kalau belum terjadi transaksi, likuiditas di pasar sekunder juga terjaga karena ada dealer partisipan yang menjadi penjaga likuiditas ETF. Dealer partisipan ini bisa bertindak sebagai pembeli dan penjual sekaligus, manakala tidak ada permintaan dan penawaran yang cukup.

Kehadiran dealer partisipan di pasar sekunder membuat investor retail tidak akan kesulitan saat membeli atau menjual ETF pada saat jam bursa. Likuiditas ETF di pasar sekunder pun terjaga.

Selanjutnya, terkait likuiditas ETF di pasar primer (primary market) dapat dikatakan justru sangat likuid. Transaksi ETF di pasar primer (Primary Market) sangat likuid karena di situlah likuiditas ETF selama ini, kendati transaksi produk ETF di pasar primer memang butuh modal besar dalam satuan unit kreasi (1000 Lot = 100.000 unit).

Investasi ETF di pasar primer yang biasanya dinikmati kalangan institusi dibanding retail memang butuh modal gede yakni sekitar Rp50 juta untuk membeli satu basket ETF. Makanya, nilai transaksi ETF di pasar primer juga relatif lebih besar dibandingkan pasar sekunder (retail).

Likuiditas ini juga dapat dirasakan secara nyata karena investor institusi bisa menggunakan ETF untuk mengambil posisi masuk dan keluar dengan cepat manakala membutuhkan dana tunai.

Menariknya, siapa pun kini bisa dengan mudah menikmati ETF baik di pasar primer atau sekunder dengan smartphone di genggaman tangan. Aplikasi IPOT besutan Indo Premier Sekuritas sudah mengintegrasikan platform ETF di dalamnya.

Transaksi ETF berbasis aplikasi IPOT milik sekuritas karya anak bangsa dengan tagline #SemuaBisaInvestasi tentu makin memudahkan jual-beli ETF yang berujung pada peningkatan likuiditas ETF. Likuiditas reksa dana makin terjaga.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image