DEMI SEJUMPUT REMAH
Sastra | 2022-05-06 10:32:28Dulu masih di sini
Bersama harapan dan mimpi
ketika pipit masih menari
dan hujan manja memayungi
menatap hidup penuh harap
terus menggantung cita di ubun-ubun langit
keringat terburai menembus tulang dan kulit
basah kuyup, kerongkonang membentuk lorong-lorong sepi
penat menyerbu,
kelelahan berdamai dengan waktu
kala senja menutup hari
dan malam menyelimuti bumi
banting tualng, peras keringat
demi sejumput remah
tuk penyambung hidup
mungkin yang lain tak pernah membaca
kala hidup adalah air mata
dari mata hati
yang belum mati
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.