Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Hanifah, CHt., C.NNLP

Riuhnya BTS Meal, Potret Generasi Millenial yang Mubadzir

Gaya Hidup | Sunday, 18 Jul 2021, 07:59 WIB

Sebulan yang lalu setidaknya kita dikejutkan dengan riuhnya iklan McDonalds yang menggandeng BTS, boyband asal Korea Selatan dengan jumlah penggemar terbesar seantero dunia. Bagi haters yang tidak pernah berkenalan dengan Kpop biasanya doi akan melontarkan sesuatu yang terindra di depan mata “Oh. cuma nugget dan kentang” tapi bagi Army (sebutan untuk penggemar BTS) BTS Meal bukan sekedar nugget dan kentang, ia adalah sebuah perjuangan besar Kpop idol yang harus dibayar dengan dukungan.

Bagaimana bukan perjuangan besar? Sebelum berkolaborasi dengan McD, video dan musik yang diproduksi oleh BTS sebenarnya selalu menduduki trending topic youtube setiap negara. Patut diakui, kualitas video yang diproduksi boyband asal negeri gingseng ini kerennya bukan main. Wajar, sebab BTS telah menghabiskan ribuan jam terbang, bahkan sebelum debut sekalipun. Sebenarnya Army sendiri tidak ingin menciptakan kerumunan bapak gojek dan grab food yang menyebabkan McDonalds ditutup sementara, ia hanya ingin mengapresiasi karya idolnya. Tapi apalah daya, Army juga tidak dapat memberhentikan gempuran kekuatan besar penjajahan pemikiran, yakni food dan fun.

Aduhai betapa melankolisnya hidup ini, rela menunggu dan membiarkan abang gojek mengantri dan berdesak-desakan demi mendapatkan konten kardus McD untuk bahan konten di youtube dan instastory. Yang lebih membuat geleng-geleng lagi, sepaket kardus dengan polesan logo BTS x McDonalds tersebut terpampang di berbagai marketplace dibanderol dengan harga ratusan hingga jutaan ribu rupiah. Korea Selatan berhasil menjadikan setiap negara teralihkan perhatiannya padanya, termasuk Indonesia.

Bagi warga Korea Selatan Hallyu adalah produk budaya yang terkenal ke seluruh dunia. Tidak semua yang berasal dari Korea Selatan adalah Hallyu. Hanya saja ketika orang lain mendengarkan music, film yang diproduksi Korea Selatan kemudian mereka mencintainya bahkan sampai terjun memelajari budayanya, sampai membeli kardus dengan bubuhan logo idolnya, selamat anda sudah terkena gelombangnya. Awalnya hanya menonton film satu sampai dua episode kok pengen lagi dan lagi, awalnya hanya mendengar musik BTS di beranda, semakin dipakai orang untuk membuat konten kok jadi hafal juga. Kalau sudah kecanduan, tiba-tiba uang di dompet sudah ludes aja untuk membeli album dan souvenir yang dikeluarkan idolnya, dalihnya nanti untuk menghargai kerja keras idolnya. Begitulah Korean wave, masuknya gampang keluarnya susah.

Patut diapresiasi memang, berbagai film dan lagu yang diproduksi oleh Industri di Korea Selatan kualitasnya tidak selevel dengan sinetron Indonesia. Drama Korea memang hanya 16 episode, tapi kekuatan pesan yang ditangkap oleh yang menonton lebih menancap daripada sinetron yang beratus-ratus episode tapi alurnya begitu-begitu saja. Lewat drama Korea, sudah berapa value yang kita amini padahal itu bertentangan dengan nilai yang kita ambil?

Kim-Gu, presiden ke 13 Republik Korea mengatakan ‘I want our nation to be the most beautiful in the world ‘by this do not mean the most powerfull nation’ beliau ingin negaranya menjadi negara Indah di dunia. Berkat keseriusan puluhan tahun yang lalu, hari ini Korea berhasil mentransfer budayanya. Tak heran jika BTS menjadi global brand yang memberikan penambahan JPP bagi Korea Selatan sebesar 0,3% Kesuksesan BTS tidak terlepas dari dukungan fansnya dan Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah fans terbanyak. BTS tidak membangun kekuatan itu hanya sehari semalam, melainkan selama bertahun-tahun.

Sebenarnya kolaborasi ini bukan pertama kali dilakukan oleh McD. Tahun 1992 McD pernah menggandeng Michael Jakson, kemudian menggandeng Travis Scott khusus McD Amerika hasilnya mengalami kenaikan penjualan. Tahun ini kita menyaksikan sendiri bagaimana McD sukses melaunching BTS Meal di 50 negara. Perpaduan antara boyband global dengan Korporasi setiap hari melayani 68 juta pelanggan kemudian didukung dengan kolaborasi followers BTS dan followers McD disemua negara maka menjadi perpaduan boom! 128 Miliar Rupiah berhasil dikucurkan McDonalds untuk menggandeng BTS.

Betapa banyak keuntungan yang akan diraup oleh McDonalds. Belum lagi dari merchandise yang dijual seperti jaket mandi, kaos berlogo saus, hoodie, dompet berlogo BTS dll. Lagi-lagi kita tau, siapa target sasarannya. Generasi muslim. Yang awalnya makan masakan Ibu saja cukup, sekarang harus yang naik level sedikit, demi apakah wahai anak muda, ujung-ujungnya juga demi konten. Yang awalnya hanya makan, sekarang makan harus ditemani dengan drama Korea pilihan, yang awalnya nggak upload makanan berlogo BTS sekarang harus banget upload karena trigger dari social media akhirnya ingin coba juga.

Apa yang dikatakan oleh Kim-Gu hari ini menjadi kenyataan lewat kolaborasi McD dan BTS ditopang dengan pengarusan yang amat deras di social media. Tiga kekuatan besar milik kapitalis inilah yang belum bisa kita bendung. Kita bukan penggeraknya, kita hanyalah sasaran dari semua itu. Tak heran jika hari ini generasi millenials termasuk juga generasi z menjadi generasi yang mubadzir. Berawal dari kurikulum yang mubadzir menghasilkan generasi mubadzir akhirnya suka hal yang mubadzir. Usianyapun juga mubadzir. Sadar buang-buang makanan itu mubadzir, tapi lupa usianya habis untuk mendengarkan lagu dan menonton drama.

Wahai adik-adikku Army. Sudah bagus langkah kalian terinspirasi peliknya perjuangan BTS. Untuk dunia yang sementara saja, mereka bersimbah darah, bercucuran air mata. Apa kabar kita yang bervisi surga? Sudahkah seberapa mati-matian kita mengejarnya?

Oleh: Putri Hanifah, CHt., C.NNLP (Life Coach)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image