Merdunya Kumandang Takbir di Penjuru Hunian WBP Rutan Purbalingga
Info Terkini | 2022-05-03 10:57:56Takbir tak kuasa berhenti berkumandang menyambut hari kemenangan setelah kurang lebih 1 bulan lamanya umat Islam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, tak terkecuali Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Purbalingga Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Tengah yang harus merasakan sholat Ied 1443 H di balik jeruji penjara, Senin (2/5) pagi.
Di tengah keterbatasan dalam menjalai masa pemidanaan berada di balik jeruji besi tidak menyurutkan semangat WBP untuk turut merayakan hari kemenangan bagi umat Islam ini. Dimana, WBP turut melantunkan kalimat takbir, tahmid, dan tahlil bersahut-sahutan dari bilik kamar hunian mereka sembari menunggu pelaksanaan ibadah shalat Ied.
Bersama Plt. Kepala Rutan Purbalingga yang turut dalam shalat Ied bersama jajaran pejabat struktural dan pegawai Rutan Purbalingga, sejak pukul 06.00 WIB, WBP bersiap. Satu per satu mereka keluar dari kamar hunian menuju lapangan bulutangkis Rutan Purbalingga, lengkap mengenakan pakaian sembahyang dan telah membasuh diri dengan air wudhu, menanti pelaksanaan salat Ied.
Tepat pukul 07.00 WIB, Sonhaji, selaku iman dan khotib dari Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga memulai salat Ied. Suasana khusyuk begitu kental terasa. Salat yang berlangsung tak lebih dari 10 menit ini berjalan dengan khidmat. Nampak wajah para WBP tegar saat Sonhaji menyampaikan khotbahnya.
Dalam khotbahnya, Ia mengajak jamaah untuk mengambil hikmah selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan di tengah masih adanya pandemi Covid-19 terlebih dengan keadaan khusus amahh di dalam Rutan Purbalingga yang sedang menjalani pemidanaan.
“Tentunya pelaksanaan ibadah salat Ied ini kita laksanakan sesuai dengan protokol kesehatan. Kita adakan shalat Ied di dalam Rutan ini pasalnya Warga Binaan juga hanyalah manusia biasa walaupun sedang menjalani pemidanaan namun tetap yang memiliki hak terlebih untuk menjalankan ibadah, kita tidak boleh menutup mata akan hal tersebut,” ungkap Bluri.
Bluri pun meminta kepada WBP maupun pegawai Rutan Purbalingga untuk terus meminta ampunan kepada Tuhan karena nyatanya manusia tidak pernah luput dari salah dan khilaf. Ia pun berharap agar WBP dapat mengambil hikmah selama menjalani pemidanaan di Rutan Purbalingga hingga pada saatnya mereka kembali ke masyarakat, mereka dapat menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Usai salat Ied, Bluri mengajak seluruh pegawai maupun WBP untuk saling memaafkan diantara sesama mereka.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.