Social Media Membius Remaja
Eduaksi | 2021-07-09 14:33:39Dalam islam kita diperintahkan untuk terbiasa menutup aurat, menjaga pandangan hingga mengucapkan kalimat Tayyibah (baik) ketika melihat, merasakan sesuatu yang ada pada diri kita ataupun pada sekitar, Sikap-sikap yang menunjukan betapa terjaganya aktivitas seorang muslim walapun hanya sekedar ucapan yang tentu hanya mengharap pahala kepada Alloh SWT. Namun masifnya pengunnaan sosial media dari berbagai kalangan tidak didukung oleh pemahaman agama yang cukup menghasilkan fakta yang berbeda, ramainya bertebaran video â video remaja khususnya putri maupun dewasa berlengak lenggok genit menari dengan iringan music diberbagai laman media sosial.
Ragam aplikasi media sosial untuk sekedar menunjukan aktualisasi diri banyak bertebaran yang mempermudah siapa saja untuk mengakses, kemudahan dan kurangnya pemahaman tentang agama inilah yang dimanfaatkan banyak kalangan muda lebih sering mengunakan media sosial sebagai curahan hati serta tak jarang sebagai batu loncatan untuk bisa viral dimedia sosial. Mulai dari tulisan, lisan hingga aneka skill yang mampu ditampilkan yang mampu menyedot perhatian khalayak ramai.
hal ini tentu membuat banyak orangtua mulai khawatir seharusnya sebagai umat yang terbaik mampu menjadi pemimpin dan mewarnai segala aktivitas dengan kebaikan karena sebaik- baik muslim adalah yang bermanfaat bagi yang lain, semoga para orangtua, guru serta masyarakat dan negara mampu berkerjasama dan menjadi benteng utama untuk generasi penerus agar terus mendorong segala aktivitas yang bermanfaat dan lebih mengedepankan adab dalam segala prilaku dimanapun juga.
Wallahu'allam bisawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.