Melanggengkan Cinta Ramadhan
Agama | 2022-05-01 17:26:43Banyak cinta yang masih melekat. Ramadhan menumbuhkan motivasi, puasa membangkitkan ruhiyah. Kumandang maghrib menjadi harapan kegembiraan bagi pelaku puasa. Menjelang shubuh, piring, sendok dan garpu bertalu. Ada cita-cita yang terpendam, menjadi hamba yang bertaqwa.
Ramadhan ibarat tamu istimewa, membawa suguhan yang tidak biasa. Semua seperti kejutan. Kini, ramadhan akan "undur diri" dari untuk berjumpa lagi di tahun depan. InsaAllah.
Masihkah celupannya mampu mengangkat jiwa menjadi hamba kekasih-Nya—Robbi Rodhiyyah—? atau kita tetap menjadi hamba yang biasa saja? Maka, perlu merawat cinta. Iya, melanggengkan cinta-Nya.
Inilah 5 kebiasaan hebat yang bisa melanggeng cinta Ramadhan:
1) Kebiasaan tilawah Al-Qur'an —tadarrus— perlu menjadi menu harian. Kalam suci mari terus kita lantunkan sebagai penawar rindu tiada batas. Menyapa sang Ilahi, agar hati tak lupa digerus kesibukan.
Bacalah Alquran karena hal itu akan menjadi syafaat pada Hari Kiamat kelak." (HR. Muslim).
2) Qiyamu Lail—tarawikh— adalah menu sajian super istimewa. Ia hanya menyapa orang-orang khusus. Berat memang, tapi efeknya sampai relung terdalam. Hati bergetar, fikiran tenang.
"Hendaklah kalian menunaikan qiyamul lail, karena ia merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Ia juga bisa mendekatkan kalian pada Rabb kalian, pelebur kesalahan, penghalang dari dosa, dan pengikis penyakit dari tubuh." (HR Ahmad dan Tirmidzi).
3) Sedekah. Penghancur iri dan dengki. Ajak anggota keluarga menghujamkan kebiasaan ini. Siapkan uang 500, 1000. Masukkan di kotak amal masjid dan musholla, berikan para pengamen dan pengemis yang datang.
Inilah petuah penting dari Rosulullah,
“Sungguh bersedekah itu mencegah kematian yang jelek, mencegah malapetaka (bala), sampai sedekah itu melindungi dari orang yang zalim. Ibrahim An-Nakha’i mengatakan, ‘Orang-orang dahulu memandang bahwa sedekah akan melindungi dari orang yang suka berbuat zalim.’ Sedekah juga akan menghapus dosa, menjaga harta, mendatangkan rezeki, membuat gembira hati, serta menyebabkan hati yakin dan berbaik sangka kepada Allah.” (‘Uddah Ash-Shabirin wa Dzakhirah Asy-Syakirin, hlm. 313).
4) Silaturrohim. Penghapus "dosa". Ringankan kaki meneruskan tradisi sambang. Tidak hanya moment tahunan, tapi habits rutin harian.
Iniah hujjah dari Rasulullah, "Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR. Bukhari no. 5991).
5) Kuatkan sholat 5 waktu, utamakan di masjid dan tepat waktu.
Inilah bukti cinta Rosulullah kepada ummatnya.
Terdapat sebuah atsar dari dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu, beliau berkata:
"Barangsiapa yang ingin bergembira ketika berjumpa dengan Allah besok dalam keadaan muslim, maka jagalah sholat ini (yakni sholat jamaah) ketika diseru untuk menghadirinya. Karena Allah telah mensyariatkan bagi Nabi kalian SAW sunanul huda (petunjuk Nabi). Dan sholat jamaah termasuk sunanul huda (petunjuk Nabi).
"Sholat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian." (HR Al-Bukhari).
Ramadhan tiada bersua, tapi hati tetap abadi bersamanya. Selamat wahai pencari cinta, andalah kekasih Nabi dan berhak menerima syafaat kelak di akhirat. InsaAllah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.