Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Samdy Saragih

Ketika Ilalang Merah Menyerbu Jakarta

Wisata | 2021-07-05 07:49:26

Jika melihat ilalang atau alang-alang, naluri kita mungkin ingin langsung membabatnya. Tumbuhan ini dianggap gulma tidak berguna. Andai pun ada manfaat, paling sebagai bahan pembuat kompos.

Seperti itu juga saya ketika menengok ilalang tumbuh di pekarangan. Bukan hanya saya potong, tetapi saya cabut sampai akar. Pikir saya, ketimbang tumbuh lagi, lebih baik dimatikan sampai ke akar-akarnya.

Pengalaman saya sendiri, mencabut sampai ke akar pun belum tentu membuat ilalang musnah. Sebab akar yang terputus ternyata masih menyimpan akar lagi. Jadi, kalau mau menghabisi ilalang harus betul-betul mengorek tanah sampai batang akar tak bersisa.

Selesai? Tidak juga. Beberapa saat kemudian ilalang bertunas lagi di areal yang kita cabut. Namun, tunas baru ini biasanya masih satu-satu. Selagi belum menjalar ke mana-mana, lebih baik dicabut saja.

Kesan nirguna ilalang langsung berbalik ketika saya melewati Jln. Medan Merdeka Selatan pada April lalu. Di pedestrian sebelah Lapangan Monas, saya melihat tumbuhan warna merah dengan ujung bak bunga berayun-ayun. Lalu saya mendekat dan melihat mirip ilalang, hanya saja daunnya berwarna merah kehijauan.

Ilalang merah di pedestrian Lapangan Monumen Nasional, Jln. Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Dok. pribadi

Saya kemudian mencari-cari informasi mengenai tumbuhan itu di internet. Hasilnya, benar bahwa tanaman itu masuk kategori ilalang. Sejumlah pelapak daring menamakan tanaman itu ‘ilalang merah’, masuk kategori tumbuhan hias.

Ternyata, ilalang merah tidak hanya ditanam di taman pedestrian Merdeka Selatan. Saat berjalan-jalan dengan angkutan Transjakarta, saya menengok tanaman serupa di sejumlah titik. Saya mencatat antara lain di persimpangan Atrium Senen, pertigaan jalan menuju Kompleks DPR, hingga taman di atas pos pemadam kebakaran Taman Ismail Marzuki (TIM).

Saya penasaran juga dengan tanaman itu. Dari literatur dunia maya, saya melihat sejumlah gambar yang menyerupai ilalang merah di negara lain. Tanaman itu memiliki nama Latin Pennisetum setaceum. Nama populernya di Amerika Serikat adalah red fountain grass atau rumput air mancur merah.

Dalam salah satu artikel Edward F. Gilman, seorang profesor di Departemen Hortikultura Lingkungan Universitas Florida, Pennisetum setaceum disebutkan bertinggi 3 kaki (90 cm) sampai 4 kaki (120 cm). Ketinggian tangkai bunganya bisa mencapai 90 cm.

Jika tumbuhan itu mau ditanam, sediakan tanah kering dengan cahaya matahari cukup. Syarat agar Pennisetum setaceum tumbuh bagus adalah dengan membersihkan terlebih dahulu akar-akar di sekitar areal tanamnya.

Bagi sobat Retizen yang tertarik dengan ilalang merah, silahkan datangi kebun-kebun bibit. Berikut saya bagikan foto ilalang merah yang ‘menyerbu’ Jakarta.

Ilalang merah di pertigaan jalan menuju Kompleks DPR, Jakarta. Dok. pribadi
Ilalang merah di persimpangan Atrium Senen, Jakarta. Dok. pribadi

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image