Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image 19_ Nawang Nurandini_2020

Tradisi Menyambut dan Merayakan Hari Raya Idul Adha

Agama | 2021-06-21 18:36:31
https://pixabay.com/id/photos/kambing-hewan-kurban-candi-assam-142716/

Perayaan Hari Raya Idul Adha akan segera tiba yang jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah, yang mana pada momen ini lebih tepatnya di hari Tasyrik umat Muslim diharamkan untuk berpuasa. Perayaan Hari Raya Idul Adha tahun ini sangatlah berbeda, karena masyarakat Indonesia dihimbau oleh pemerintah agar tidak berkumpul pada keramaian untuk meminimalisir bertambahnya kenaikan kasus Covid-19.

Pada tahun sebelumnya umat Muslim selalu merayakan Hari Raya Idul Adha bersama keluarga dan kerabat. Banyak orang yang menyambut sebelum datangnya perayaan tersebut dengan mulai memelihara atau melakukan transaksi jual beli hewan kurban. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah.

Pada pagi hari biasanya masyarakat muslim mulai bergegas untuk melaksanakan Ibadah shalat Ied. Jika tidak sanggup membeli hewan Kurban maka diperbolehkan untuk mereka membayar Zakat sebelum waktu yang telah ditentukan. Kemudian setelah melakukan Shalat Ied mereka melakukan penyembelihan hewan kurban serta membagikannya kepada masyarakat sekitar. Dan pada malam hari kebanyakan dari mereka berkumpul dengan keluarga untuk memanggang daging kurban. Hal tersebut sudah menjadi Tradisi dan Ciri khusus yang dilakukan Masyarakat Muslim Indonesia setiap Tahunnya pada saat perayaan Hari Raya Idul Adha tiba.

Hari Raya Idul Adha memiliki sejarah yang dialami Nabi Ibrahim As. Ketika beliau harus merelakan anak semata wayangnya untuk disembelih. Allah melakukan hal ini karena ingin menguji Nabi Ibrahim seberapa taat beliau kepada-Nya. Pada malam ke delapan dzulhijjah beliau bermimpi, bahwa Allah memerintahkan untuk menyembelih putranya. Pada hari berikutnya beliau kembali bermimpi dan segera meminta pendapat anaknya mengenai mimpi tersebut.

Beliau berkata kepada anaknya “ putraku, aku melihatmu dalam mimpiku bahwa aku sedang menyembelihmu. Maka apa pendapatmu ?”. Nabi Ismail pun menjawab “ Wahai Ayahku, kerjakan apa yang diperintahkan kepadamu, engkau akan mendapatiku termasuk golongan orang-orang yang sabar.”

Dengan hati yang ikhlas serta penuh keridhoan, beliau pun melaksankan perintah Allah dengan menyembelih putranya. Pada saat akan disembelih Allah pun berkehendak lain dengan menggantikan putranya menjadi seekor domba sebagai hewan kurban. Hal ini dilakukan karena Allah melihat ketaatan dan ketulusan hati Nabi Ibrahim.

Dari kisah beliau kita dapat mengambil hikmah. Agar menjadi hamba Allah yang selalu bersabar, taat kepad-Nya dengan menjauhi segala larangan-Nya. Yakinlah jika sesuatu yang menurut Allah baik maka sudah pasti terbaik bagi hamba-Nya dan teruslah berperasangka baik kepada Allah, InsyaAllah sesuatu yang sudah Allah takdirkan untuk kita sudah Allah gariskan dengan segala ketetapannya.

Umar Bin Khattab berkata “ Hatiku tenang karena mengetahui bahwa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku.”

Dari kisah Nabi Ibrahim As Allah menyampaikan kepada umat Muslim untuk melaksanakan ibadah kurban pada Hari Raya Idul Adha seperti yang sudah dijelaskan dalam surah Al-Kautsar ayat 1-2 berbunyi " Sesungguhnya kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena tuhanmu dan berkurbanlah."

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image