Sejarah Cikal Bakal Terbentuknya Pergerakan HAMAS
Sejarah | 2021-06-14 12:02:05Konflik antara Palestina dengan Israel semakin memanas pada bulan Ramdhan ketika masyarakat sipil palestina yang bermukim di Yarussalem sedang melakukan ibadah tetapi mereka diserang oleh militer Israel. Kerisuhan yang terjadi di Masjid Al Aqsa menimbulkan amarah bagi masyarakat sipil palestina di Jalur Gaza. Kemudian. Mereka saling serang menyerang antara militer Israel dengan Hamas. Hamas meluncurkan roket udara menuju Israel yang mengakibatkan kerusakan dan 10 masyarakat sipil meninggal dunia, sedangkan militer Israel melakukan serangan udara di Jalur Gaza yang mengakibatkan kerusakan parah, 212 orang meninggal dan 1.400 warga sipil luka-luka, serangan yang dilakukan oleh Israel menargetkan permukiman, bangunan pemerintahan dan Inflastruktur Hamas. Bahkan Hamaz mampu memenangkan perseturan ini dengan terlaksanaya perjanjian Genjatan Sejata. Sehingga, pada tengah malam waktu Gaza, rakyat Palestina melakukan perayaan dengan turun dijalan dengan menyanyikan lagu-lagu kemenangan. Beberapa hari yang lalu, kelompok Hamaz melakukan parade pameran roket yang digunakan dalam penyerangan ke palestina dengan berkeliling di wilayah Jalur Gaza. Lantas banyak berbagai pertanyaan siapa itu Hamas?
Cikal Bakal Terbentuknya Hamas
Pada tahun 1928, Ikhwanul Muslimin dipandang sebagai cikal bakal terbentuknya gerakan politik Islam di kawasan Timur Tengah yang didirikan oleh Hasan Al-Banna di Mesir. Tujuan dari terbentuknya organisasi ini untuk menyebarkan moral Islam dan akhlak baik. Ikhwanul Muslimin melihat persoalan antara Palestina dengan Israel yang didukung oleh negara besar. Maka, Ikhwanul Muslimin menaruh perhatiannya untuk membantu Palestina. Keseriusan Hasan Al-Banna terhadap konflik Palestina, ia mengutus dua saudaranya yang bernama Muhammad Asâad Al-Hakim dan Abdurrahman Al-Saâad untuk mrngunjungi Palestina pada tahun 1935 guna melihat kondisi disana. Setahun kemudian tepatnya, di tahun 1936, Ikhwanul Muslimin mendirikan cabang di Haifa, Gaza guna mengontrol pergerakan kelompok Ikhwanul Muslimin di Yarussalem. Oleh karena itu cabang-cabang Ikhwanul Muslim menyebar dipenjuru Palestina.
Pada tahun 1948, kelompok Ikhwanul Muslimin mencapai 25 cabang dibawah pimpinan Hasan Al-Banan di Kairo, Mesir. Selain itu Ikhwanul Muslim memiliki hubungan dekat dengan kelompok Jihad Al-Qassam sehingga mereka menjadi satu sekutu untuk melawan zionis Israel. Mereka bergabung dengan pasukan militer sukarela dalam barisan militer yang dikirim ke pasukan Mesir. Namun, pemerintah mesir membekukan gerakan Ikhwanul Muslimin. Sehingga berdampak juga bagi kelompok Ikhwanul Muslimin di Palestina. Maka, Ikhwanul Muslimin berpindah haluan kedalam gerakan bawah tanah untuk melawan zionis Israel.
Pada tahun 1967, Isreal mengalami kemenangan atas pertempuran antara koalasi negara-negara Arab yang mengakibatkan perubahan tatanan politik Palestina. Oleh karena itu gerakan Ikhwanul Muslimin mengalami perubahan strategi dalam perjuangan mereka. Hal ini disebabkan oleh pertempuran enam hari, Israel dapat menguasai Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan semenanjung Sinai. Rakyat palestina berjuang sendiri untuk merebut wilayah teritorial terutama di Tepi barat dan Jalur Gaza. Pada tahun 1973, kembali terjadinya perang di Timur Tengah anatara Isarel dengan gabungan militer suriah dan Mesir yang dikenal sebagai Yom Kippur. Pertempuran ini, Israel mengami kekalahan yang mengakibatkan harga minyak mengalami kenaikan yang signifkat.
Kelompok Ikhwanul Muslimin bergabung dengan PLO untuk mendukung perlawanan terhadap Israel. Namun sebagian anggota Ikhwanul Muslimin melakukan perubahan di lingkungan masyarakat untuk mempersiapkan kemerdekaan Palestina dalam bidang sosial, politik, budaya, dan pendidikan. Namun bidang militer dan politik dipercayakan oleh kelompok Fattah. Ikhwanul Muslim di Palestina mengirimkan kader-kader pemuda ke Suriah, Irak, Yordan, Mesir dan lain-lain untuk menimbah ilmu di universitas, selain itu juga Ikhwanul Muslim mendirikan sekolah-sekolah di Palestina, membangun masjid, perpustakan umum dan pembangunan yayasan di Jalur Gaza yang didirikan oleh Syaikh Ahmad Yassin diberi nama Al-Majmaâ Al Islam dan Ia mendirikan Universitas di Jalur Gaza. Ikhwanul muslimin kembali mengubah haluan ke militer dan politik di tahun 1981-1987 dengan membentuk mujahidin Palestina di Jalur Gaza yang didirikan oleh Syeikh Ahmad Yassin karena tindakan ini sebagai bentuk pelepasan diri dari ketidakpuasan terhadap Fattah. Hal ini sudah terindikator sejak 1970-an ketika kelompok Ikhwanul Muslimin tidak mensetujui berbagai upaya yang dilakukan oleh PLO yang di domisi oleh kelompok Fattah. Selain itu terjadinya perbedaan Ideologi antara Fattah dan Ikhwanul Muslimin
Terbentuknya Hamas
Pada tahun 1987, rakyat Palestina melakukan perlawanan terhadap hegemoni zionis Israel, gerakan ini diberinama IntifÄdhah (protes). Gerakan ini bermula ketika terjadinya peristiwa angkutan umum dimana enam warga sipil palestina meninggal dunia karena ditabrak dengan truk oleh militer Israel. Sehingga perilaku yang dilakukan oleh militer Israel memicu amarah pemuda Palestina. Mereka melakukan penyerangan terhadap militer Israel dengan menggunakan batu untuk melawan militer Israel yang memiliki alat persenjataan yang lengkap. Keberanian yang dilakukan oleh pemuda Palestina menimbulkan rasa simpati di kalangan aktivis dunia internasional karena pada saatitu advolasi terhadap HAM sedang menguat di dunia Internasional yang semula orang negara lain tidak mengetauhi atau memperdulikan isu kemanusiaan di Palestina. Para pemuda di Palestina memiliki keyakinan bahwa dengan melawan kekejaman zionis Israel merupakan salah satu bentuk Jihad di Jalan Allah SWT.
Gerakan IntifÄdhah dapat diorganisasikan dengan baik. Sehingga pada 14 Desember 1987 Syaikh Ahmad Yassin mendeklarasikan berdirinya Hamas (Harakah Al-Muqawamah Al-Islamiyyah). Pendirian gerakan Hamas memiliki dampak yang signifikat karena gerakan perlawanan Islam memiliki jati diri. Selain itu Hamas secara tegas menolak bergabung dengan PLO dan memilih untuk perjuang dibawah. Nama Hamas baru diresmikan pada tahun 1988 dalam bentuk selebaran yang dibagikan kepada rakyat Palestina. Terbentuknya kelompok Hamas karena ketidakpuasan sebagian masyarakat Palestina terhadap organisasi-organisasi perlawanan terhadap Israel seperti PLO dan perbedaan ideologi antara Hamas dan Fattah. Hamas memiliki suatu ideologi untuk membangun negara islam di (ad-Daulatu l-IslÄmiyyah) sedangkan kelompok Fattah memiliki ideologi untuk mendirikan negara nasionalisme yang sekurel. Perlawanan kelompok Hamas memiliki dua jenis, yakni secara diplomasi dan kekuatan militer guna mengusir zionis Israel di tanah Palestina.
Rakyat Palestina berpindah haluan mendukung Hamas yang ditandai dengan kemenangan Hamas dalam pemilu 2006 (Burdah, 2008) yang dilatarbelakangi oleh isu korupsi yang dilakukan oleh kelompok Fattah setelah melakukan penandatanganan kesepakatan Deklarasi Oslo II pada bulan September 1995 yang mengakibatkan kekecewaan di kalangan Palestina. Hal ini dimanfaatkan oleh kelompok Hamas untuk lebih giat melawan kekejaman zionis Israel dan memperhatikan kondisi masyarakat Palestina. Kepimpinan kelompok Hamas menggunakan sistem kepimpinan bersama atau Majlis Syuro. Syaikh Ahmad Yassin menjadi pimpinan yang didampingi enam pimpinan Majelis. Semua anggota pimpinan menetap di Palestina dan menetap di luar Palestina. Namun militer Israel melakukan operasi militer untuk menghancurkan kelompok Hamas. Bahkan pemimpin mereka seperti Syaikh Ahmad Yassin dan Abdulaziz Ali Abdul Majid Al-Rantissi meninggal dunia.
Sumber:
Basyuni., Muhammad Muzammil, Ideologi Hamas Gerakan Perlawanan Islam. Jurnal CMES. 8(1). (2015)
Kumoro., Bowono, Hamas, Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme Israel. Bandung: Mizan Media Umum. (2009)
Abu Amr, Ziad, Hamas: A History and Political Background, Jurnal of Palestine Studies Vol.22, No.4, University of California Press, California. (1993)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.