Hargai Keunikan Anak
Eduaksi | 2022-04-26 14:56:09Para orang tua jangan galau jika putra-putrinya lemah akademik. Jangan risau jika tertinggal nilainya dari kawan-kawannya. Jangan paksakan anak kita untuk seperti mereka.
Masih ada aspek lain yang bisa dipacu, yaitu aspek mental, kedewasaan. Latihlah anak untuk memiliki tanggungjawab pribadi. Lihatlah di rumah, bagaimana anak kita melakukan pembiasaan. Pandu anak kita untuk meletakkan barang ditempatnya. Biasakan mereka menata sandalnya. Latih mencuci piring bekas makanannya sendiri. Bagimana cara masuk rumah dan keluar rumah. Hal-hal seperti ini yang sering dilupakan para orangtua. Padahal mereka akan membutuhkan ini.
EQ (Emotional Quotient), sangat dibutuhkan anak kelak ketika dewasa. Mereka akan menemukan kehidupannya sendiri. Para orangtua hanya membantu memproses kedewasaannya saja. Mengapa? Agar dikemudian hari anak-anak kita tidak gagap dan gugup menghadapi perubahan dan tantangan.
Untuk sementara hilangkan rasa kasihan. "Kasian masih kecil". "Nanti kalau dewasa kan tahu sendiri". Inilah kalimat-kalimat jebakan yang bisa membahayakan bagi kehodupan anak sendiri. Coba mari kita fikirkan. Berapa waktu yang bisa dihemat, jika anak disiplin? Berapa besar energi yang bisa disimpan jika anak taat? Bukan hanya besuk yang akan dinikmati oelh anak, tapi orang tua juga bisa memanen sekarag dari hasil penanaman kedisiplinan dan pematangan emosional
Matangnya Emosi tidak datang tiba-tiba. Perlu latihan terus menerus. Justru orang tua harus memberikan tantangan "game" untuk anak sebagai latihan. Berikalanlah tugas-tugas sebagai simulasi kehidupannya.
Akademis perlu tapi tidak bisa diaksa, kedisplinan penting dan bisa dilatih. Orang tua yang sabar dan tekun yang akan bisa membersamai anaknya menuju pertumbuhan yang sehat ruhani dan jasmani.
InsaAllah
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.