Teman Toxic ? Yuk, Ikuti Tips Memilih Teman Yang Baik Menurut Islam
Eduaksi | 2021-06-10 20:16:21Siapa sih yang tidak ingin memiliki teman ? pasti semua manusia berkeinginan memiliki teman yang banyak. Namun, dalam berteman hendaknya kita harus lebih selektif dalam memilihnya. Karena tidak semua teman baik dan juga tidak semua teman dapat memberikan energi positif.
Islam mengajarkan agar umatnya tidak gegabah dan memperhatikan teman yang bergaul dengannya. Islam juga tidak memperbolehkan âcuekâ terkait pemilihan teman, sebab sudah banyak yang terjerumus kedalam lubang kemaksiatan dan kesesatan karena pengaruh buruk dari teman bergaul yang jelek. Meski begitu, tidak pula sedikit orang yang mendapat hidayah dan banyak kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang baik (shalih).
Sebagaiman sabda Rasulullah Saw. :
âPermisalan teman yang baik dan teman buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya. Kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu. Kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.â (HR. Bukhari dan Muslim).
Nah, berdasarkan hadis di atas sudah selayaknya kita mengetahui cara-cara yang baik dalam memilih teman menurut ajaran Islam, sebagai berikut:
1. Pilihlah teman yang rajin,
2. Teman yang memiliki sifat wiraâi (menjaga diri dari yang haram),
3. Teman yang memiliki watak jujur, teman yang jujur sesungguhnya sangat bermanfaat untuk kamu. Memiliki seorang teman yang jujur dan soleh, maka akan memberi tahu kamu hal baik dan buruk. Selain itu, sosok teman yang mengedepankan kejujuran dalam Islam juga sangat membantu kamu dalam membentuk karakter atau jati diri.
4. Teman yang ahli dalam memahami ilmu (banyak pemahamannya tentang keilmuan).
Dan Islam juga mengajarkan agar menjauhi teman yang seperti dibawah ini:
1. Pemalas, karena banyak sekali orang-orang yang baik dan rajin lantaran bergaul dengan orang yang pemalas dan rusak tingkah lakunya, akhirnya menjadikannya ikut-ikutan malas dan rusak.
2. Tidak amanah, Islam melarang umatnya berteman dengan orang yang tidak amanah (mengkhianati kepercayaan).
Sebuah syiâir dari Kitab Talâlimul Mutaâallim karya Syekh Az-Zarnuji bekata:
: ÙÙÙا٠Ù٠اÙØÙÙ Ø© باÙÙارسÙØ©
باربد بدتÙر بÙد از٠Ùاربد بØÙ٠ذات بÙا٠اÙÙ٠اÙصÙÙ Ùد
باربد ازدترا سÙÙ ØجÙ٠بار ÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙر ÙابÙÙ ÙعÙÙÙÙ
: ÙÙÙÙ
Ø¥Ù ÙÙت تبغ٠اÙعÙÙ ÙØ£ÙÙ٠أ٠شÙاÙدا ÙØ®ÙبÙر ع٠غائب
Ùاعتبر اÙأرض بأسÙ٠ائÙا Ùاعتبر اÙصاØب باÙصاØب
Catatan dari penggalan syaâir tersebut adalah bahwasannya pengaruh teman yang buruk bagi kita lebih berbahaya daripada ular yang jahat. Karena sesungguhnya dibalik teman yang buruk dan jahat itu akan dapat menjeremuskan kita ke dalam neraka Jahannam. Dan dari sebab itulah, kita harus cerdas dalam memilah teman yang baik tingkah lakunya agar dapat menuntun kita berhasil mendapatkan surga Naâim. Sedangkan apabila engkau ingin mengetahui perilaku seseorang dari kejauhan, maka lihatlah dengan siapa saja ia berteman. Sebab, di dalam pergaulan itu, sering terjadi perilaku sesorang menjadi ikut-ikutan.
Lihatlah teman sebagaimana engkau melihat bumi melalui macam-macamnya. Misalnya yang disebut sawah adalah tanah yang mengeluarkan padi, sedang yang disebut kebun adalah tanah yang mengeluarkan buah-buahan. Semoga dengan membaca ini kita bisa saling menjadi teman dengan vibes postif untuk manusia lainnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.