DINAMIKA PERAN GENERASI MILENIAL DALAM MEMAJUKAN BANK SYARIAH DI MASA SEKARANG
Info Terkini | 2021-05-28 18:55:51Indonesia menapaki babak penting dalam industri perbankan syariah. Hal tersebut ditandai oleh merger Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah Indonesia Tbk, dan Bank BNI Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk. Kelahiran BSI ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, pada 1 Februari 2021.
Perbankan syariah merupakan salah satu menopang utama ekonomi dan keuangan syariah di negara ini. Saat ini. 89,26% aset lembaga keuangan syariah merupakan kontribusi perbankan syariah. Adapun sekitar 70% kegiatan ekonomi syariah masih bertumpu di perbankan syariah.
Pertumbuhan aset industri keuangan syariah mencapai 21,48% menjadi Rp 1.770,32 triliun. Jumlah ini mencakup aset yang dimiliki industri perbankan syariah sebesar Rp 593,35 triliun, pasar modal syariah Rp 1.063,81 triliun, dan industri keuangan non bank (IKNB) syariah Rp 113,16 triliun.
Melihat angka-angka menakjubkan saat ini dapat disimpulkan secara sederhana bahwa sistem ekonomi dan keuangan syariah mampu bertahan dan bisa bertumbuh positif di tengah krisis. Prestasi tersebut juga modal berharga memasuki tahun 2021 yang diyakini sebagai momentum pemulihan ekonomi syariah.
Dalam sambutan peresmian beroperasinya Bank Syariah Indonesia (BSI), salah satu amanat Presiden Jokowi adalah BSI harus mampu menarik minat kaum milenial untuk menjadi nasabahnya, terutama dengan pemanfaatan teknologi digital. Pasalnya saat ini generasi milenial mencatat populasi yang besar dalam komposisi penduduk Indonesia.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2020 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), didapati jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 270,2 juta jiwa. Sementara generasi milenial mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87%.
Dengan demikian, gabungan dua generasi yang memiliki rentang usia antara 11-41 tahun tersebut mencapai 145,39 juta jiwa atau 53,81% dari total populasi negara ini. Oleh karena itulah amanat dari Presiden Joko Widodo relevan dengan realitas terkini Indonesia. Diperlukan strategi dan formula jitu untuk menghadapi peluang dan tantangan tersebut.
Di Indonesia sendiri, ada dua jenis bank yaitu bank konvensional dan bank syariah. Berdasarkan pengertian Otoritas Jasa Keuangan yang dikenal dengan singkatan OJK, bank konvensional merupakan bank yang mengelola kegiatan usahanya secara konvensional. Sedangkan bank syariah adalah bank yang mengelolah kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah bagi masyarakat muslim.
Bank Islam atau yang dikenal sebagai bank syariah, merupakan bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan penggunaan bunga. Bank Islam atau biasa disebut bank tanpa bunga merupakan lembaga keuangan yang operasinya dan produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qurâan dan Hadis Nabi Muhammad Saw. Maka dapat dipahami bahwa bank islam merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya menaruh pembiayaan dan jasa-jasa lainnya pada lalu lintas pembayaran dan aliran pengoprasiannya disesuaikan menggunakan prinsip syariah islam.
Bank syariah memiliki tujuan yang berbeda dengan bank konsvensional, bank syariah sebagai bank yang berlandaskan syariah dan moral memiliki tujuan bukan hanya mencapai keuntungan semata tetapi juga memiliki tujuan sosial dan spiritual (maqhasid syariah). Selanjutnya maqhasid syariah atau tujuan syariah bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan bagi umat. Oleh karenanya dinamika generasi milenial saat ini harus dilandasi dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan dan mendasarkan pada keseimbangan duniawi dengan terciptanya kesejahteraan (maslahatan) menuju tercapainya kemenangan yang abadi ukhrawi (falah).
Jika bertanya-tanya, apakah masyarakat non-Muslim bisa memilih dan menggunakan bank syariah? Tentu saja bisa dan diperbolehkn karena berdirinya bank syariah juga diperuntukkan bagi masyarakat non-Muslim di Indonesia untuk menggunakan atau berperan menjadi nasabah dari bank syariah ini. Di bagian dalam perkara UU maupun aturan dari Bank Indonesia atau DSN, dijelaskan bahwa sama sekali tidak terdapat batasan utuk siapa saja yang boleh menjadi nasabah pada perbankan syariah. Penawaran yang dilakukan tidak boleh menyanggah konvensi syariat seumpama bunga, komersial netra uang, dan lain sebagainya. Walaupun begitu, tidak ada larangan dalam syariat Islam untuk bertransaksi dengan pihak non-Muslim. Maka harus dimengerti bagi seluruh masyarakat bahwa bank syariah di sini adalah sebuah sistem bukan perihal ajaran yang mengikat suatu agama.
Pemerintah saat ini juga mendorong industri halal yang dinilai mampu berkontribusi terhadap perekonomian khususnya perbankan syariah. Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menjelaskan saat ini potensi pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia masih sangat besar, karena itu pemerintah berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi terutama pada generasi milenial yang terus berkembang.
Generasi milenial merupakan generasi yang unik dan berbeda dari generasi lain. Karena adanya pengaruh dari meluasnya internet, smarphone, dan munculnya jejaring media sosial (facebook, twitter, instagram, whatsapp dll), hal-hal tersebut turut mempengaruhi pola pikir, nilai-nilai dan perilaku generasi milenial. Bahkan visioner asal kanada, MC Luhan berpendapat bahwa perubahan budaya dalam kehidupan manusia itu ditentukan oleh teknologi dan kita berada di tengah-tengah sebuah revolusi (teknologi).
Generasi milenial identik dengan karakter melek teknologi. Dimana generasi ini paham betul bagaimana menyikapi modernisasi zaman tanpa norak atau kampungan. Justru yang mereka idamkan memang segala bumbu serba instan dalam kehidupan. Poin positif ini yang dimaksudkan untuk menyesuaikan perbankan syariah sesuai dengan perkembangan masa. Misalnya digitalisasi perbankan yang digadang-gadang sebagai wujud pembaharuan bank-bank syariah sesuai pemenuhan zaman. Semua perusahaan berlomba-lomba untuk memuaskan pelanggan berdasar istilah âpalugadaâ aliasi âapa lu mau gua adaâ. Mau aplikasi, website, media sosial seperti instagram, youtube, facebook, twitter dan aplikasi lainnya, perbankan syariah sediakan. Hal inilah kepiawaian generasi milenial diharapkan untuk menunjukkan peran dan kontribusinya.
Dilihat dari hal tersebut, investasi syariah sebagai salah satu instrumen perbankan syariah cocok untuk dicoba oleh generasi milenial. Mengapa? Terutama investasi jangka panjang, perbankan syariah menyajikan keuntungan jangka panjang untuk masa depan. Hal ini bisa dimanfaatkan generasi milenial sebagai aset tabungan untuk mempersiapkan kehidupan mendatangnya kelak. Salah satu primadona yang patut dilirik generasi milenial, misalnya obligasi syariah. Mulai investasi tanpa nominal modal cukup tinggi, halal menurut MUI dan UU, serta cukup mudah untuk investor amatir. Investasi sedini mungkin supaya mendorong kemandirian generasi milenial di tengah naiknya harga kebutuhan saat mencapai puncak usia dewasa.
Generasi milenial saat ini perlu berperan aktif dalam memajukan perbankan di Indonesia khususnya bank syariah yang kejelasan alur proses keluar masuknya uang sudah jelas sesuai dengan syariat Islam. Tidak diragukan lagi, jika sistem perbankan syariah dipercaya sebagai sistem yang menerapkan aspek-aspek keadilan. Hal tersebut berlandaskan dengan unsur prinsip kebersamaan, yaitu untung dibagi sama begitupun dengan resikonya.
Industri perbankan syariah berkeinginan generasi milenial sebagai targetnya, begitu pula sebaliknya. Komisari Mandiri Syariah, Mulya Siregar memberi pernyataan bahwa koneksi antara generasi milenial dan perbankan syariah adalah simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan. Hal tersebut menjadi kesempatan eams dengan melihat jumlah perkembangan karyawan di Bank Syariah Indonesia. Lebih dari 70% atau mayoritas karyawan BSI merupakan generasi milenial. Data nasabah deposito sebagian besar merupakan golongan generasi milenial yaitu 59,3%. Pertemuan arus besar generasi milenial di bagian dalam (pegawai) dan generasi milenial berasal dari luar (nasabah), inilah yang perlu dimaksimalkan sehingga mampu menjawab beberapa tantangan bagaimana memajukan bank syariah bagi generasi milenial.
Saat ini perbankan syariah juga memperhatikan Sumber Daya Manusia (SDM) serta memberikan pengusahaan teknologi infomasi dan digital banking bagi nasabahnya. Dalam babak peningkatan kemampuan SDM, salah satu poin pentingnya ialah Bank Syariah Indonesia (BSI) meletakkan pedoman yang kuat melalui Bank Syariah Indonesia Millennials Unity in Diversity & Agile (BSI Muda). Program tersebut benar-benar dilakukan dengan serius bagi BSI dalam pengembangan SDM generasi milenial, sekaligus untuk menarik ketertarikan milenial terhadap perbankan syariah.
Kalangan generasi milenial adalah harapan masa depan pada sektor perbankan, bukan hanya diperuntukan bagi perbankan syariah, ekonomi dan keuangan syariah, melainkan juga sebagai masa depan umat dan bangsa di Indonesia dan di dunia. Harapan ini bisa terwujud karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Berdasarkan proyeksi dari The Future of World Regilions & PEW Research Center, tahun 2050 umat Islam di dunia mencapai 2,7 miliar atau sekitar 29,7% dari total penduduk seluruh bumi. Sementara 12,7% dari total umat Islam dunia terbanyak pada umat Islam di dunia.
Di masa sekarang, harapan baru bagi perbankan syariah, khususnya di Indonesia adalah membutuhkan dinamika generasi milenial. Bila dilihat dari historikal kemunculannya di Indonesia, perbankan syariah lahir dari permintaan masyarakat. Hal ini membuat perkembangan perbankan syariah berkembang secara natural di Indonesia. Sehingga muncul banyak optimisme untuk menjaga eksistensi perbankan syariah di masa sekarang. Optimisme ini semkain diperkuat dengan kebijakan-kebijakan dibuat oleh regulator perbankan syariah seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) yang memberikan stimulus untuk dapat memperkuat perbankan syariah.
Salah satu keunggulan perbankan syariah adalah adanya layanan simpanan emas, hal ini tidak dimiliki oleh perbankan konvensional. Anom Garbo, S.E.I., M.E.I., dosen Program Studi Ekonomi Islam UII, menyampaikan bahwa layanan simpanan emas merupakan salah satu layanan yang secara teori adalah layanan zero risk. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menyaingi bank konvensional di masa sekarang.
Anom Garbo menambahkan, masih banyak potensi perbankan syariah yang dapat digali untuk memaksimalkan perbankan syariah. Sebagai generasi milenial, salah satu strategi nyata yang dapat dilakukan untuk memajukan perbankan syariah adalah dengan mencari sebanyak-banyaknya sumber yang dapat dijadikan jawaban untuk tantangan yang akan datang. Agar nantinya ketika ada masalah-masalah yang tidak terduga, perbankan syariah tidak terbata-bata dalam menghadapi dan bisa lebih cepat untuk bangkit kembali.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, peran dari generasi milenial ini diharapkan dalam merealisasikan potensi Indonesia menjadi pusat perbankan syariah dunia. Karakteristik generasi milenial yang kreatif, inovatif, dan melek teknologi akan menjadikan halal product and services sebagai life style yang merupakan katalisator berharga bagi pengembangan perbankan syariah.
Selain itu, peran generasi milenial ini bisa menjadi enterprener muda industri halal maupun menjadi investor/nasabah/konsumen produk-produk halal perbankan syariah. Apalagi berdasarkan statistik Indonesia, jumlah generasi milenial lebih darai 100 juta orang. Sementara di dunia generasi milenial akan tumbuh menjadi 4,7 miliar orang pada 2030. Potensi berkembangnya perbankan syariah saat ini semakin besar dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Kontribusi antara perkembangan teknologi dan besarnya penduduk muslim dan penduduk usia milenial, seharusnya dapat ditangkap oleh penggiat ekonomi syariah sebagai peluang untuk semakin mendorong perkembangan industri halal dan perbankan syariah. Perkembangan perbankan syariah juga harus di dukung oleh peran industri keuangan syariah.
Seluruh upaya yang diharapkan akan memberikan ruang untuk tumbuh kembangkannya perbankan syariah. Namun demikian keinginan ini tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri. Perlu kolaborasi antara pemangku kepentingan dan seluruh penggiat industri syariah. Dengan sinergi semua pihak, OJK berharap perbankan syariah di Indonesia akan terus membaik. Serta juga dapat meningkatkan kontribusinya dalam mendukung pembangunan nasional untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Bank syariah saat ini sudah lebih jauh melangkah dari mergernya tiga bank syariah yang menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI). BSI mengedepankan inovasi bertransaksi menggunakan teknologi internet dengan berbagai produknya dan kerjasama dengan berbagai mitra merupakan pemikiran yang baik. Seperti Bank Syariah Indonesia (BSI) yang sudah banyak di temukan di berbagai patform E-commerce sebagai salah satu bank yang bekerja sama dalam memudahkan transaksi, baik bagi para konsumen maupun penjual sudah cukup merubah fikiran masyarakat dimana bank syariah pun bisa di akses dimana saja dan dengan mudah ditemukan sekalipun keberadaannya dalam platform E-commerce. Artinya bank syariah mampu untuk bersaing dengan bank konvensional lainnya dan kemudahan mengaksesnya pun sama sehingga generasi milenial perlu tau akan hal ini.
Keunggulan bank syariah selain dari produk-produk yang dimilikinya, juga tidak dari perhatiannya terhadap kesesuaian dengan prinsip-prinsip syariah. Perlu diketahui bahwa islam mengatur segala aspek kehidupan umatnya baik yang berkaitan dengan akhirat seperti ibadah, maupun segala aktivitas kehidupan manusia di dunia atau yang disebut muamalah. Dalam muamalah termasuk juga segala aktivitas bertransaksi dalam kehidupan sehari-hari umat islam. Kegiatan yang berkaitan dengan akhirat seperti ibadah, maupun segala aktivitas kehidupan manusia di dunia atau yang disebut muamalah. Mungkin kalangan masyarakat tidak banyak yang mengetahui batasan-batasan atau aturan islam yang diterapkan dalam bertransaksi.
Sering ditemukan di lingkungan masyarakat yang biasanya hanya tahu bahwa umat islam harus menjauhi riba dan seolah-olah pengetahuan tentang riba pun hanya sebatas perbincangan belaka karena terbukti dari perilaku sehari-hari masyarakat dalam bertransaksi yang masih memaklumi akan adanya riba ini. Selain riba, transaksi yang dilarang oleh islam diantaranya transaksi yang mengandung Maysir (suatu bentuk permainan yang dipersyaratkan, di dalamnya ada yang menang dan yang kalah. Pihak yang menanglah yang mengambil keuntungan dari pihak yang kalah) dan Gharar (ketidakpastian dalam transaksi yang berdampak pada perdzaliman pada salah satu pihak yang bertransaksi. Biasanya yang sering terjadi yaitu adanya ketidaksesuaian timbangan dan ketidaksesuaian kualitas barang). Tentunya bank syariah menghindari akan adanya larangan-larangan ini.
Dalam operasionalnya bank syariah menggunakan akad-akad syariah. Akad syariah merupakan perjanjian yang dibenarkan menurut syara dan menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya, walaupun perjanjian tersebut hanya sebatas ucapan baik yang tertulis maupun lisan, hal ini sangat berpengaruh dan harus dipertanggungjawabkan.
Bank syariah sudah sangat menyesuaikan dengan kebiasaan masyarakat Indonesia dalam bertransaksi. Menyesuaikan bukan berarti prinsip syariah ditinggalkan, tentunya kesesuaian dengan prinsip syariah tetap ada dan tetap ditegakkan. Salah satu upaya pemerintah yang membentuk Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawai jalannya kegiatan operasional bank syariah, hal ini terutama generasi milenial merasa nyaman untuk memakai bank syariah khususnya Bank Syariah Indonesia (BSI) tanpa mengkhawatirkan kesesuaian atau tidaknya dengan prinsip syariah dari produk-produk yang ada.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, menyatakan sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi peluang dan tantangan generasi milenial dalam memajukan perbankan syariah di Indonesia. Di antara sejumlah strategi yang disiapkan, peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta pemanfaatan teknologi informasi dan digital banking, serta peran generasi milenial merupakan peran penting dalam pembangunan tersebut.
Bank syariah memiliki keunggulan membantu perekonomian negara. Dengan perkembangan teknologi saat ini dapat menjadikan kolaborasi bagi generasi milenial melek akan bank syariah yang mendorong industri halal dan keuangan syariah. Apalagi saat ini bank syariah di Indonesai menawarkan layanan yang cocok untuk generasi milenial. Diantara investasi syariah dan layanan aplikasi e-wallet yang dapat digunakan untuk kebutuhan transaksi melalui satu aplikasi saja, contohnya melakukan pembukaan rekening, transfer antar bank dan pembayaran e-commerce.
Potensi ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi dan keuangan syariah. Sebagai gambaran, saat ini literasi keuangan syariah di Indonesia baru mencapai 8,11% dan inklus keuangan syariah 11,06%. Harapannya, peningkatan literasi terhadap keuangan syariah juaga akan menaikkan market share perbankan syariah saat ini baru mencapai 6,51% dari total industri perbankan dalam negeri. Untuk itu, Bank Syariah harus membangun identitas baru. Jangan sampai eforia yang sekarang muncul, tidak berdampak pada perkembangan perbankan syariah di Indonesia.
Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan membangun fitur dan dan produk yang ramah dengan generasi milenial. Dimana produknya harus sesuai dengan kondisi terkini. Salah satunya memperkuat digital banking dan itu tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sebab generasi milenial sudah menggunakan gadget yntuk transaksi. Begitu juga dengan pengajuan kredit, dimana nasabah bisa mengajukan secara online. Itu semua memerlukan teknologi canggih dengan identifikasi nasabah yang lebih valid.
Di masa sekarang ini, para pihak perbankan memperbaiki atau merubah sistem menjadi syariah yang hal tersebut adalah hukum atau aturan secara islami dan dapat di dilihat penduduk di Indonesia juga mayoritas muslim. Dalam sistem syariah kedua belah pihak dari perbankan maupun nasabah, sama-sama mendapatkan untung tanpa adanya kata riba. Dan aplikasi-aplikasi yang dibuat oleh pihak perbankan juga diperbatui dengan sistem syariah. Dengan begitu, para generasi milenial dapat menabung maupun bertransaksi bisa menjadikan yang terbaik dalam menjalankan ekonomi syariah. Oleh karena itu, tidak ada kewaspadaan tentang menabung di bank dan bank syariah bisa menjadi solusi yang terbaik karena menggunakan sistem syariah ataupun islam tanpa harus takut riba.
Perkembangan dan pertumbuhan bank syariah saat ini tentunya tidak lepas dari kepercayaan pasar yang terus mebaik. Memiliki prinsip dan landasan dasar sistem keuangan islam yang tentunya semua transaksi sesuai dengan ajaran agama islam. Generasi milenial yang makin melek terhadap layanan perbankan sehingga bank syariah jangan sampai kalah dengan bank yang lainnya di Indonesia. Dengan memperbanyak program-program yang menyasar generasi milenial. Walaupun syariah, bank syariah harus mampu menggiat generasi milenial dengan platfrom-platfrom kekinian dan menguntungkan dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Bank syariah diharapkan memiliki program unggul di segmen UMKM seperti memberikan kemudahan dalam transaksi perbankan perusahaan, sehingga hal ini nantinya akan berdampak kepada kontribusi generasi milenial terhadap bank syariah.
Pentingnya melek literasi keuangan bagi generasi milenial menjadi urgensi penting saat ini. Bank syariah ini dapat menjadikan generasi milenial sebagai sociopreneur yang mampu menjadi penompang kemajuan ekonomi bangsa. Ini dapat menjdaikan generasi milenial sebagai pengusaha baru di masa depan yang berkarakter, profesional, dan memiliki kepedulian sosial masyarakat. Keuntungan dari bank syariah yang cukup dilirk yaitu transaksi transfer antara ketiga bank merger yang biasanya dikenakan biaya transfer, akan menjadi bebas biaya karena berada dalam entitas yang sama. Bank syariah akan memiliki keleluasaan dalam melakukan ekspansi bisnis termasuk dalam keaitannya menyasar pada pangan pasar keuangan syariah global. Bank syariah juga akan memberikan layanan treasury and internastional banking demi mengoptimalkan potensi global sukuk serta produk yang mengadopsikan teknolgi digital terkini untuk melayani generasi milenial.
Peran generasi milenial sangat dibutuhkan untuk berkontribusi dalam mengembangkan era digitalisasi perbankan syariah di pasar dalam negeri maupun global. Bahkan kehadiran generasi milenial ini menyokong dunia perbankan syariah dapat memenangkan persaingan. Di era sekarang digitalisasi bisa dianggap sebagai berkah bagi industri perbankan syariah bisa lebih irit dan efisien. Oleh karena itu, peran generasi milenial sebagai penopang untuk menjadi salah satu objek pengembangan perbankan syariah sekaligus dalam rangka meningkatkan SDM milenial yang handal serta ikut serta dalam membangun bangsa Indonesia.
Generasi milenial harus paham keuntungan dan manfaat jika menggunakan bank syariah. Sehingga hal ini dapat membuka peluang terhadap bank syariah untuk mendapatkan nasabah dari generasi milenial. Seperti yang pernah dikatakan oleh bapak Presiden Joko Widodo, saat peresmian beroperasinya Bank Syariah Indonesia mengatakan bahwa Bank Syariah Indonesia harus mampu menarik generasi milenial untuk menjadi nasabahnya, khususnya dengan pemanfaatan teknologi digital. Tentunya hal ini untuk membuka pengetahuan generasi milenial terhadap bank syariah memerlukan beberapa tahapan.
Generasi milenial saat ini khususnya mereka yang berkontribusi dalam memajukan bank syariah di Indonesia adalah kunci untuk menaklukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dunia. Generasi milenial harus tetap berkomitmen mengakselerasi pertumbuhan bank syariah agar bisa menjadi âChampion Bank Syariahâ, yang dapat bersaing di dalam negeri hingga level global. Mimpi besar ini hanya dapat terwujud jika bank syariah bekerja secara inklusif, memacu produktivitas, serta mendorong sekuat tenaga agenda kemaslahatan umat dan negara.
Sejumlah agenda aksi tersebut harus juga diimbangi kepada generai milenial saat ini dengan kemauan untuk terus menimba ilmu, belajar, mengasah kemampuan dan kemahiran, serta mengikuti perkembangan zaman. Tidak boleh dilupakan juga adalah dorongan dan bimbingan dari perhatian pemerintah pusat maupun daerah, sehingga bisa memuluskan proses transformasi bank syariah ke arah yang semakin baik.
Jadi sebagai generasi milenial, kita harus dapat memahami dan meningkatkan peran dan peluang perbankan syariah agar nantinya para generasi milenial terus dapat berkembang dan berkontribusi, milenial ini sangat dibutuhkan sebagai bentuk agen of change di tengah-tengah masyarakat. Saat ini merupakan waktu yang tepat bagi generasi milenial sebagai harapan bangsa untuk menyalurkan segala bentuk kontribusi nyata serta berpikiran terbuka dari buah pemikirannya yang kreatif, inovatif dan kritis tentang memajukan ekstensi perbankan syariah sebagai bank yang pelaksanaannya berdasarkan hukum islam dan dinilai lebih adil dan tidak membebani masyarakat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.