Bank Syariah Juga Bisa Menjawab Kebutuhan Generasi Muda
Gaya Hidup | 2021-05-25 23:26:02Dewasa ini, banyak muncul kepermukaan istilah-istilah baru yang mengkotak-kotakan anggota masyarakat berdasarkan umur atau tahun kelahirannya. Generasi milenial, adalah istilah yang santer terdengar akhir-akhir ini. Istilah ini berasal dari kata âmillennialsâ yang diciptakan oleh pakar sejarah dan juga penulis asal Amerika, Wiliam Strauss dan Neil Howe. Kedua ahli tersebut menggolongkan pembentukan generasi tersebut berdasarkan tahun awal dan akhir kelahiran. Millenial generation atau generasi Y yang juga akrab disebut generasi milenial atau echo boomers digolongkan oleh Strauss dan Howe untuk mereka yang lahir pada tahun 1980 dan 1990-an. Secara harfiah, tidak ada demografi khusus dalam penentuan penggolongan kelompok generasi ini. Tapi, orang-orang dalam kelompok tahun kelahiran yang sama menunjukkan karakteristik, prefensi, dan juga nilai moral yang serupa yang menyebabkan ikatan yang tercipta karena kesamaan yang dirasakan tersebut.
Generasi milenial identik dengan kecakapannya dalam menggunakan teknologi digital yang juga aktif terlibat di dunia maya. Kemudahannya dalam beradaptasi dengan teknologi, membuat generasi milenial menjadi ujung tombak percepatan Indonesia dalam revolusi industry 4.0. Ada harapan untuk masa depan ekonomi digital Indonesia. Tapi dari cakapnya generasi milenial dengan teknologi digital, ternyata ada ketimpangan di dalamnya.
Gaya hidup yang bisa dibilang boros menjadi salah satu faktor yang ada dalam ketimpangan generasi ini. Belum lagi, pemuasan hasrat jiwa mudaâhobi dan lifestyleâyang masih menggebu-gebu menjadi sisi lemah dari generasi milenial. Investasi dan tabungan jangka panjang tampaknya masih belum dijadikan prioritas oleh kebanyakan anggota generasi ini. Pemenuhan hasrat hobi dan lifestyle masih terus menjadi prioritas sampai tiba saatnya ketika mereka mulai memikirkan biaya untuk kebutuhan masa depan, seperti menikah, membeli rumah, dan biaya lainnya untuk kehidupan yang lebih dewasa lagi. Dan pada kenyataannya, pemenuhan kebutuhan generasi muda ternyata perlu melibatkan adanya pihak kedua yang dapat membantu dan mengatur kebutuhan sesuai dengan porsinya. Pembelian rumah menjadi satu dari banyaknya kebutuhan masyarakat muda yang membutuhkan pihak kedua untuk membantu melancarkan prosesnya.
Membeli rumah bukanlah sebuah proses yang mudah dan sepele. Prosesnya panjang, berbelit, dan penuh kekhawatiran. Apalagi jika tidak adanya pemahaman yang cukup dan kurangnya literasi tentang proses pembelian rumah, maka prosesnya bisa lebih berat, stressful dan mungkin akan sedikit membuat nervous. Tapi, segala kekhawatirannya dapat sedikit teratasi jika ada pihak kedua yang membantu dalam setiap prosesnya.
Bank merupakan satu dari banyak pihak kedua yang dapat membantu dalam proses pemenuhan kebutuhan generasi muda saat ini. Terlebih lagi untuk kebutuhan pembelian rumah. Dan saat ini, selain bank konvensional ternyata bank syariah juga bisa menjadi jawaban dan membantu memenuhi kebutuhan masyarakat muda. Apalagi jika melihat populasi muslim di Indonesia yang menginginkan transaksi ekonomi yang sesuai dengan tuntutan agama, tentunya bank syariah menjadi satu-satunya pilihan yang dapat diambil.
Bank Syariah Indonesia sendiri bisa dikatakan cukup dekat dengan segmen masyarakat muda, terbukti dengan adanya program BSI Griya Simuda yang diluncurkan untuk membantu generasi muda agar dapat memiliki rumah di usia muda dengan tidak mengorbankan hobi dan juga lifestyle. BSI Griya Simuda menawarkan proses memenuhi kebutuhan pembelian rumah para generasi muda dengan proses yang sesuai syariat agama. Proses yang ditawarkan oleh BSI Griya Simuda juga disesuaikan dengan gaya dan keperluan masyarakat muda. Prosesnya yang tidak berbelit-belit, lebih cepat, dan juga simple yang sesuai dengan sifat dan karakter generasi milenial ini menjadi andalan program BSI Griya Simuda.
Saat ini, bank syariah bisa menjawab kebutuhan dan juga bisa dijadikan andalan dalam pemenuhan kebutuhanmasyarakat muda. Apalagi, generasi muda muslim saat ini sudah melek pemahaman terkait apa yang terbaik untuk pemenuhan kebutuhan yang sesuai dengan syariat agama. Proses yang sudah pasti sesuai dengan syariat agama tentunya akan membawa ketenangan dan kemaslahatan pada akhirnya.
Sumber refrensi:
Hartomo, Giri. 2021. âIncar Generasi Milenial, Begini Jurus Wapres Kembangkan Ekonomi dan Keuangan Syariahâ. https://www.inews.id/finance/bisnis/incar-generasi-milenial-begini-jurus-wapres-kembangkan-ekonomi-dan-keuangan-syariah (diakses pada 23 Mei 2021)
Ratriani, Virdita. 2020. âIngin Miliki Hunian? Ini Tips Cerdas Membeli Rumah Lewat KPRâ. https://personalfinance.kontan.co.id/news/ingin-miliki-hunian-ini-tips-cerdas-membeli-rumah-lewat-kpr?page=all (diakses pada 23 Mei 2021)
Republika.co. âMengenal Generasi Millenialâ. https://www.republika.co.id/berita/koran/inovasi/16/12/26/ois64613-mengenal-generasi-millennial (diakses pada 24 Mei 2021)
Shalihah, Nur Fitriatus. 2021. âIndonesia Didominasi Generasi Milenial dan Generasi Z, Apa Plus Minusnya?â. https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/23/163200065/indonesia-didominasi-generasi-milenial-dan-generasi-z-apa-plus-minusnya-?page=all (diakses pada 23 Mei 2021)
Siregar, Wahyudi Aulia. 2021. âJadi Generasi Paling Boros, Milenial Diajak Berinvestasiâ. https://economy.okezone.com/read/2021/05/22/622/2413864/jadi-generasi-paling-boros-milenial-diajak-berinvestasi (diakses pada 23 Mei 2021)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.