Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

Facebook dan WA (akan) Mengungkap Dirimu

Gaya Hidup | Thursday, 21 Apr 2022, 05:36 WIB

Jujur ketika orang memiliki akun Facebook (FB), Mas Nakurat yang gaptek (gagap teknologi) cemburu. Dengan malu-malu ia mencoba membuat akun tersebut. Alhasil selalu gagal. Tak patah arang, ia merapat ke Om Aria yang dikenal ahli IT.

Sukses memiliki akun FB https://www.facebook.com/slamet.samsoerizal1. mulailah Mas Nakurat berselancar: ngintip, nyontek bagaimana orang-orang mengunggah status. Sebab ada yang unggah sambil pamer kesehariannya, kegalauannya, bahkan foto-foto narsisnya.

Status dan Komen

Mulailah Mas Nakurat menulis status perdananya, atas pengetahuan nalar alunya. Pedoman yang dijadikan acuan adalah pertanyaan: “Apa yang Anda pikirkan sekarang?” Spontan yang tertulis adalah: “Mikirin kamu!”

Wah, ternyata status tersebut ditanggapi riuh dengan emoticon: suka, super, peduli, haha,wow,sedih, dan marah. Ada pula yang mengomentari dengan ragam perundungan. Dua komentar saya kutipkan berikut.

“Cie cie yang lagi kasmaran” komentar seorang teman FB. Lalu ada pula yang menuliskan dengan “Umur boleh tua, tapi jiwa raga harus selalu muda ya Mas!”

Dengan teman berjumlah 3, 6 ribu sebenarnya komentar yang paling banyak 100-an itu belum representatif. Namun, ya sudahlah toh tidak berpengaruh sebagaimana empunya akun Youtube yang bisa bikin tajir seperti 5 nama besar Youtuber Indonesia: Deddy Corbuzier, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Baim Paula dan Paula Verhoeven, Atta Halilintar (bukan Abangnya Dewi Topan Halilintar!), dan Ria Ricis.

Selain komen dalam bentuk emoticon, kalimat, dan gif , Mas Nakurat merasa terhibur. Kawan-kawan yang terpisah entah karena adu nasib, berjuang demi hidup pun bermunculan dengan permintaan pertemanan. Usai dikonfirmasi, jadilah ajang obral-obrol entah melalui chatting lewat fitur inbox, pesan di dinding jadilah kami dapat bersilturahmi.

Adapun status akun media sosial WhatsApp (WA) berdampingan letaknya diapit oleh fitur: chat dan panggilan. Apa isi status pada WA? Kau boleh tulis cuma menggerutu: “Duh!” atau “Masak nasi pakai Magicom, lupa belum dicolokin kelistrik.wkwkwkwkw!”

Tak usah kau perdebatkan, apalah status yang ditulis sudah memenuhi kriteria berbahasa Indonesia yang baik. Misal, yang dimasak”beras” atau “nasi” ya? Itu kata dicolokin apa termasuk kata baku? Atau penulisan ke itu disambung (kelistrik) atau terpisah (ke listrik). Hal yang paling utama, unek-unek tersampaikan lewat status.

Ada pula yang membagikan (share) dengan tautan (link) entah berita, peristiwa baik berupa teks atau video dari sebuah kanal media daring.

Saring sebelum Sharing

Ada temuan perilaku khas warganet +621 menurut Mas Nakurat. Apa sajakah itu?

Pertama, apabila ada informasi berupa teks yang cukup panjang, misalnya 86 karakter atau video berdurasi 3 menit lebih, responnya cukup kasih emoticon: jempol (suka), senyum, tertawa. Pahamkah mereka dengan respon yang diberikan? Menurut survei: belum tentu.

Kedua, jika dalam sebuah chat, informasi yang disampaikan lebih dari pesan: jawaban yang diberikan hanya pesan yang terakhir. Padahal, dua pesan tersebut berbeda maksud.

Ketiga, jika pengguna WA memiliki grup lebih dari satu memiliki dampak khas. Banjirnya informasi melalui WA -apalagi yang bergabung dengan banyak grup- semakin pusing membaca atau memirsa tayangan yang diunggah. Terkadang, kita malah suka terprovokasi dengan tayangan yang belum tentu kebenaran informasi maupun faktanya.

Mas Nakurat jadi teringat sebuah spanduk yang menggelayut di antara dua pohon pembatas marka tengah jalan dengan marka pepinggiran jalan. Tulisan dengan iringan ilustrasi ponsel bertuliskan kalimat: “Saring sebelum Sharing.”

Kominfo sendiri bahkan sudah memberikan edukasi agar masyarakat tidak terprovokasi dengan berita hoaks. Bagaimana caranya? Klik sajake Google dan Anda akan diarahkan ke situs resminya: https://kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-maya/0/sorotan_media .

Inilah yang mesti dipahami pengguna WA, ketika menyikpai berita hoaks tentang peristiwa aktual. Masih ingat berita hoaks tentang Pembangkit Listrik Tenaga Hampa (PLTH)?

Slamet Haryanto atau dikenal dengan sebutan Mbah Embing adalah seorang tukang servis dinamo yang sempat menggemparkan berkat penemuannya, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Hampa (PLTH). Saat itu, ia mengklaim dapat membangkitkan listrik tanpa menggunakan apapun alias hanya butuh kehampaan saja.

Hal itu menuai banyak respon karena membuat orang penasaran. Sayangnya, hal tersebut hanya tipuan. Mentri BUMN saat itu, Dahlan Iskan juga termakan hoaks. Usai diklarifikasi, rahasia Mbah Embing terbongkar. Ternyata mbah Embing menyambungkan aliran listrik dari bawah tanah sehingga membuatnya menyala seolah tidak membutuhkan sumber energi apapun.

Status Dirimu

Bagaimana status dirimu? Hingga kini Mas Nakurat tak paham apa dan bagaimana status dari anggota grup WA “DERAS.” Apakah ada yang sedang bahagia lantaran Allah beri kemudahan dalam melaksanakan puasa. Apakah ada yang berpikir karena ketika akan mudik harus Booster. Apakah ada yang sedang berpikir: jangan-jangan menjelang H-3 ada kebijakan mendadak dari Dinas Perhubungan, bahwa pemudik tidak saja mereka yang telah melaksanakan vaksin hingga yang ketiga dan soal Gage (ganjil-genap) bagi pengendara.

Hal yang dirisaukan adalah jangan-jangan nanti ada peraturan baru: Gage tidak hanya berlaku bagi nomor seri kendaraan. Akan tetapi, dikenakan aturan tanggal lahir para pemudik. Padahal, serumah antara orang tua dan anaknya beda tanggal lahir. Orang tua bertanggal lahir genap, sementara anak-anaknya bertanggal lahir ganjil. ***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image