Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Akmalia A.

Berat Badan Naik Usai Ngemil Kue Kering Lebaran? Saatnya Terapkan Mindful Snacking

Gaya Hidup | 2021-05-18 23:28:54
Ilustrasi kue kering lebaran. (Gambar: Dok. Pribadi)

Sama halnya dengan ketupat, kue kering juga identik dengan momen lebaran. Kue kering menjadi salah satu camilan khas yang tak boleh absen saat lebaran. Sasa, seorang karyawan swasta juga sepakat dengan hal ini.

Buat aku sih menyajikan kue kering itu udah jadi rutinitas setiap lebaran ya, ujar Sasa.

Sasa mengaku kue kering terlihat lebih menarik ketika disajikan saat lebaran, ketimbang pada hari biasa. Itu sebabnya ia jadi lebih sering mengemil ketika lebaran.

Tanpa kita sadari, mengemil kue kering sudah jadi bagian dari aktivitas kita saat lebaran, seperti halnya yang dilakukan oleh Sasa. Memandangi berbagai sajian kue kering di atas meja, semakin menambah nafsu makan kita untuk terus memakannya. Alhasil, frekuensi kita mengemil meningkat dibandingkan dengan sebelum lebaran.

Akibatnya, berat badan yang semula turun karena puasa, kembali bertambah seiring dengan meningkatnya frekuensi mengemil. Mengemil memang tidak salah selama masih dalam batas wajar, yang salah adalah bila kita mengemil secara berlebihan. Nah, agar berat badan tak semakin bertambah akibat mengemil kue lebaran, kita bisa coba terapkan metode Mindful Snacking.

Ilustrasi Mindful Snacking. (Gambar: Unsplash)

Apa itu Mindful Snaking?

Mindful Snacking adalah metode mengemil camilan dengan penuh kesadaran. Bentuk kesadaran ini bisa dengan memperhatikan camilan yang kita konsumsi sampai menakar jumlah camilan yang kita konsumsi.

Ketika mengemil, sering kali kita lupa berapa banyak camilan yang sudah masuk ke dalam perut kita. Hal ini yang kemudian memicu kenaikan berat badan secara tiba-tiba. Menerapkan mindful snacking, artinya kita secara sadar tahu betul camilan apa yang sedang kita konsumsi juga seberapa banyak kita mengonsumsinya.

Tips Mindful Snacking

Melalui kanal Youtube Mondelez Internasional, Psikolog Klinis, Susan Albers membagikan beberapa tips untuk menerapkan Mindful Snacking.

1. Menakar porsi camilan di piring atau di mangkuk

Dengan menakar porsi camilan secukupnya di piring atau di mangkuk, kita bisa menaruh perhatian penuh pada camilan yang kita makan. Cara ini dinilai efektif karena kita bisa fokus menikmati camilan tanpa perlu memutuskan kapan kita harus berhenti mengemil.

2. Meminimalkan distraksi

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalkan distraksi adalah dengan mematikan handphone dan televisi. Dengan begitu, pikiran kita bisa fokus tanpa memikirkan apapun selagi kita menikmati camilan.

3. Fokus pada aroma dan rasa camilan

Ketika mengemil, kerap kali kita bahkan tidak merasakan rasa camilan pada setiap gigitan yang kita makan. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa menikmati aroma pada camilan akan membantu meningkatkan rasa camilan loh.

4. Memperhatikan tekstur camilan

Mengetahui tekstur camilan yang kita suka akan membantu kita untuk lebih menikmati camilan yang kita konsumsi. Apalagi bila ditambah dengan memperhatikan bagaimana perubahan tekstur camilan saat kita terus-menerus memakannya.

5. Mengunyah setiap gigitan dengan seksama

Sulit memang melakukannya jika belum terbiasa. Untuk itu, kita bisa memulainya dengan menggigit camilan sedikit demi sedikit dan mengunyahnya secara perlahan.

6. Menyelesaikan satu gigitan sebelum memulai gigitan yang lain

Saat mengemil, secara tidak sadar pikiran kita acapkali sudah memikirkan gigitan berikutnya bahkan sebelum kita menyelesaikan gigitan yang kita miliki. Bagi Susan, teknik yang baik adalah dengan mengambil jeda di antara setiap gigitan.

Menerapkan mindful snacking akan membantu kita dalam membangun gaya hidup yang lebih sehat, tutup Susan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image