Panen Kopi Yellow Caturra Saat Lebaran
Kuliner | 2021-05-14 08:33:19Kulit kopi ini berwarna kuning tebal jika sudah matang. Ini jelas berbeda dengan kopi-kopi arabika dan robusta pada umumnya yang berwarna merah jika waktu matang tiba.
Kopi jenis ini disebut kopi Yellow Caturra. Asal muasal kopi Yellow Caturra datang dari Kolombia, Costa Rica, dan Nikaragua. Kemudian dikembangkan di Brazil dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, sempat terjadi kebingungan di kalangan petani ketika melihat biji kopi matang berwarna kuning, bukan merah. Petani menganggap biji kopi kuning sebagai bentuk gagal panen.
Maka, ditebanglah pohon-pohon kopi itu. Namun, para petani baru menyadari jika kopi kulit kuning ini merupakan varietas arabika yang berbeda dengan kopi pada umumnya.
Yellow Caturra memang kopi berbeda, unik, dan jumlahnya masih belum banyak. Rasa yang dihasilkan kopi jenis ini pada umumnya memiliki tingkat keasaman sedang sampai tinggi, rasa manis coklat atau karamel, lebih kental, dan ada rasa floral.
Tiga tahun lalu, kami menanam jenis kopi Yellow Caturra di kebun kopi keluarga di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat. Bibit kopinya berasal dari Kebun Kopi Malabar, Bandung, binaan Kang Nuri.
Selain menanam kopi Yellow Caturra, kami juga menanam kopi sigararutang (SGR) yang bibitnya juga berasal dari Malabar. Nah, Malabar ini menjadi bagian sejarah penting masuknya kopi di Indonesia.
Usai Sholat Idul Fitri dan kumpul keluarga di Bandung, kami langsung berangkat ke Ciwidey. Dari pinggir jalan tampak jelas kopi-kopi yang sudah menguning.
Kang Mus dan timnya menjadi petani yang mengolah kopi Yellow Caturra di kebun kopi Ciwidey ini. Hasilnya, selama dua tahun ini kopi Yellow Caturra sudah dua kali panen.
Proses panennya cukup lama, bisa sebulan penuh atau bahkan lebih. Pada Lebaran tahun 2021 ini, panen Yellow Caturra sudah dimulai sejak awal puasa.
Biji kopi menguning terus tumbuh sementara yang hijau masih akan menguning. Hingga Juni 2021 ini, panen kopi Yellow Caturra di Ciwidey masih akan berlangsung.
Salah satu kesenangan saat panen kopi adalah ketika kita ikut memetik biji kopinya. Ada teknik khusus memetik kopi matang agar kopinya tetap bagus, dan biji kopi yang belum matang tidak terambil.
Yang utama, harus hati-hati saat memetik. Kedua, putar dengan lembut biji kopi yang matang. Jika mudah putus saat diputar menandakan biji kopi itu sudah matang.
Pohon kopi Yellow Caturra ini memang tidak setinggi dan selebat pohon-pohon kopi arabika, apalagi robusta. Jadi sangat mudah saat memetiknya.
Pada panen sebelum Lebaran, kopi Yellow Caturra diolah dengan teknik full wash atau basah. Ini teknik yang terbilang cepat dan mampu memunculkan rasa asam kopi maksimal.
Untuk panen Lebaran, kami mengolah kopi ini dengan teknik natural atau kering. Teknik ini berbeda dengan full wash.
Teknik natural ini secara sederhana kopi-kopi panen dibiarkan utuh termasuk kulit kopinya. Kemudian, kopi-kopi ini dijemur langsung kena sinar matahari agar kering dan semua zat dari dalam kopi sampai getahnya menyatu.
Biasanya perlu waktu 7-14 hari untuk penjemuran kopi natural. Jika matahari bersinar lebih panas dan konsisten, bisa lebih cepat.
Untuk full wash, sebelum dijemur kulit kopi dibersihkan dulu. Dicuci sampai bersih dan kemudian dijemur. Butuh waktu sampai tujuh hari untuk proses ini.
Satu jam kemudian, kami menyelesaikan petik kopi kuning. Lumayan, dapat sekitar 10 kg. Jika sudah dijemur dan dilepas kulit luar dan dalamnya, jumlah kopi ini berkurang hingga 30 persen.
Apa dan Bagaimana Sih Rasa Kopi Yellow Caturra Ini?
Sejarah kopi Yellow Caturra di Indonesia tak lepas dari tren di beberapa negara seperti Brazil.
Kopi Yellow Caturra di Bajawa, Flores, NTT, menjadi salah satu pelopor dikenalnya kopi jenis ini di Indonesia. Kemudian, kopi ini berkembang ke seluruh Indonesia.
Saat ini, hampir di semua perkebunan kopi, petani menanam jenis kopi Yellow Caturra. Selain unik, harga jenis kopi ini juga di atas kopi arabika lainnya.
Untuk mengetahui rasa kopi Yellow Caturra bisa dilakukan dengan beberapa cara: cupping, seduh tubruk, seduh dengan filter dan dripper, dibuat espresso, dan dibuat americano atau long black.
Ketika saya mencoba seduh dengan filter (teknik V60 pour-over) dengan temperatur air 85 derajat Celcius, rasa Yellow Caturra yang muncul asam fruity, kental, ada rasa manis dan pahit.
Rasa kopi juga ditentukan oleh seberara light, mediaum, atau dark kopi yang dipanggang (roasting). Jika light, rasa asam buah kopi menjadi sangat kuat.
Jika medium, rasa asam kopi sedang dan muncul rasa-rasa lainnya seperti manis, coklat, floral. Jika dark, rasa pahit kopi sangat kuat. Rasa asam dan lainnya menjadi sangat lemah.
Nah, setelah penjemuran selama beberapa hari ke depan, saya akan berbagi resep kopi Yellow Caturra dengan berbagai cara seduh hingga kopi kekinian....
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.