Indonesia Bisa Mengambil Hikmah di Balik Kasus Covid-19 di India
Gaya Hidup | 2021-05-11 22:29:03Beberapa hari terakhir banyak media massa yang menyajikan berita tentang perilaku unik yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat India di negara bagian Gujarat, yakni mengolesi tubuh mereka dengan kotoran dan urin sapi. Tindakan ini mereka yakini mampu meningkatkan imunitas tubuh dalam menangkal dan bahkan menyembuhkan Covid-19.
Meski telah diperingatkan oleh para dokter dan ilmuan setempat bahwa tindakan tersebut dapat memicu timbulnya gangguan kesehatan yang ditularkan dari hewan ke manusia, namun praktik tersebut masih saja dilakoninya. Padahal, hingga sekarang belum ditemukan bukti secara ilmiah yang merekomendasikan kotoran dan urin sapi dapat dijadikan penangkal Covid-19.
Memang, pada masyarakat India, kotoran sapi diyakini bermanfaat untuk kesehatan dan bahkan mereka menggunakannya untuk melakukan sebuah tradisi unik. Akan tetapi, praktik unik ini makin massif dilakukan sejak kasus Covid-19 menjadi sorotan dunia. Kini, seolah kotoran dan urin sapi menjadi primadona pada sebagian masyarakat Gujarat, India. Mungkin ke depan jika stok kotoran dan urin sapi di negaranya sudah menipis, mereka akan mengimpor kotoran dan urin sapi dari negara lain termasuk dari Indonesia.
Belakangan ini banyak informasi di berbagai media yang mengulas bahwa kasus Covid-19 di India meningkat tajam. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pertemuan massal, rendahnya tingkat vaksinasi, dan adanya varian baru virus Corona yang lebih menular dibandingkan "Covid-19 konvensional" menyebabkan kasus Covid-19 di India melonjak tidak terkendali.
Praktik yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat di Gujarat, India belum terbukti secara ilmiah bahwa mampu menurunkan atau mencegah penyebaran Covid-19. Justru praktik ini dinilai sebagai salah satu sumber penyebaran Covid-19 karena menyebabkan kerumunan orang banyak. Jika praktik ini terus dilakukan dengan alasan kotoran dan urin sapi dapat menjadi alternatif untuk mencegah Covid-19, maka menjadi pertanda buruk bagi India dalam mengendalikan pandemi ini.
Saat sebagian masyarakat India diberitakan memilih kotoran dan urin sapi sebagai alternatif menangkal Covid-19, justru di waktu bersamaan pula sebagian lainnya berlomba-lomba untuk memperoleh tempat tidur di rumah sakit, oksigen, dan obat-obatan, sehingga menyebabkan banyak di antaranya meninggal dunia karena tidak mendapatkan perawatan kesehatan yang baik.
Praktik yang dipilih oleh sebagian masyarakat di India merupakan tindakan yang tidak direkomendasikan oleh WHO karena belum ada pembuktian secara science. Fenomena unik yang dipertontonkan sebagian masyarakat di India dapat disalahartikan dan diikuti oleh masyarakat di negara lain yang menyaksikannya.
Olehnya itu, sudah menjadi tugas kita bersama untuk menginformasikan kepada masyarakat Indonesia bahwa praktik tersebut keliru dan tidak berdasar. Kotoran dan urin sapi memang mudah diperoleh di Indonesia, tetapi tidak berarti bahwa masyarakat Indonesia telah kehilangan nalar dalam memilih alternatif penangkal Covid-19 yang tidak direkomendasikan.
Kita semua tentu berharap bahwa kasus Covid-19 yang terjadi di India saat ini yang merupakan akibat adanya kerumunan massal, tidak terjadi di Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menghimbau sejak awal bahwa salah satu upaya mencegah penyebaran Covid-19 adalah menghindari kerumunan orang dalam jumlah yang banyak.
Jika praktik berkerumun masih saja dipertontonkan oleh masyarakat dan tidak dicegah, maka tidak mustahil bahwa kejadian di India juga dapat menimpa Indonesia. Oleh karena itu, sikap menahan diri atau menghilangkan kebiasaan berkumpul di masa pandemi adalah suatu sikap bijaksana untuk mencegah Indonesia tidak seperti yang terjadi di India.
Selain menghindari kerumunan massal, Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan protokol kesehatan Covid-19 lainnya yang harus dipatuhi seperti menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain, sesering mungkin mencuci tangan, dan tetap memakai masker jika berada di luar rumah.
Mari bahu-membahu mengatasi pandemi. Jika kita menginginkan pandemi segera berakhir dan menghilang dari Indonesia, maka sudah saatnya menahan diri dan menghilangkan kebiasaan yang bertentangan dengan protokol kesehatan. Selain itu, jangan sampai lupa untuk hadir menerima vaksinasi jika waktunya sudah dijadwalkan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.