Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fathia Rasikha Ryani

Ngabuburit Ramadhan: Lifestyle Mahasiswa di Mesir

Eduaksi | Tuesday, 11 May 2021, 21:12 WIB

JAKARTA-Beasiswa Untuk Kita mengadakan program Ngabuburit Spesial Ramadhan yang dihadiri oleh Ahmad Nabil Nashiri, penerima beasiswa Universitas Al-Azhar, Mesir 2018. Acara tersebut diadakan pada Sabtu (24/4) dengan tema bertajuk Meraih Mimpi Mendapatkan Beasiswa Universitas Al-Azhar.

Universital Al-Azhar Kairo memiliki dua kampus. Pertama bernama adabi, berlokasi di dekat masjid Al-Azhar dan yang kedua berlokasi di tengah-tengah kota yang terdiri dari fakultas-fakultas baru, seperti kedokteran, ilmi, tarbiyah, komunikasi, dan lainnya.

Nabil mengatakan bahwa kehidupan mahasiswa di Mesir memiliki kebebasan dalam perkuliahan. Artinya, mereka tidak diwajibkan mengisi kehadiran karena sistim pembelajarannya menerapkan siapa yang butuh ilmu, maka dia yang datang. Al-Azhar hanya menyiapkan tempat untuk pelajar yang benar-benar ingin mencari ilmu. Kedewasaan dan pola hidup yang baik menjadi syarat dan modal utama suksesnya mahasiswa Al-Azhar, ujarnya dalam webinar bersama scholarship4us.

Selain memiliki kebebasan dalam perkuliahan, adapun fasilitas yang didapatkan dari beasiswa, seperti uang saku senilai 1.000 egp atau setara kurang lebih 1.200.000 rupiah, tiket keberangkatan ke Mesir, tiket kepulangan setelah lulus, tiket pesawat per 2 tahun untuk liburan, bahkan traveling yang dibiayakan oleh asrama.

Konsep nilai yang dimiliki yaitu masa studi strata 1 selama 4 tahun yang dimana setiap satu semester belangsung selama satu tahun dengan sistim penilaian dibagi menjadi 2, yakini awal dan akhir tahun. Khusus untuk mahasiswa penerima beasiswa, mereka dituntut tidak boleh mempunyai nilai rendah atau di bawah rata-rata sebanyak 2 mata kuliah. Jika tidak memumpuni kesepakatan, maka beasiswa yang didapat dipotong seperempat dari yang diterima.

Selain mahasiswa penerima beasiswa, Al-Azhar pun menerima mahasiswa non-beasiswa. Bahkan, Nabil menyampaikan bahwa pelajar dari Indonesia ada sekitar 11 ribu orang.

Di samping hal itu, Nabil memaparkan bila Ramadhan di Mesir berbeda dengan di Indonesia. Masyarakatnya banyak membuka kios bernama maidaturrahman yang menjual takjili untuk berbuka. Sementara makanan atau minuman yang dijual berbagai aneka, dari yang berkelas sampai yang biasa saja.

Adapun tempat tinggal, mahasiswa penerima beasiswa tinggal asrama bernama Madinatul Buuts mencangkup segala kebutuhan pokok, biaya kesehatan, gymnasium, dan berbagai fasilitas lain yang disediakan. Kehidupan di asrama itu bersama orang negara lain, jadi 1 kamar berisi 3 orang yang terisi dari warga negara yang sama, ucap Nabil melanjutkan ceritanya mengenai kehidupan di Mesir.

Selain karena kampus yang terkenal di penjuru dunia, Mesir juga dikenal sebagai negeri para Nabi dan terdapat makam Nabi Musa AS dan Harun AS. Untuk ilmunya tidak diragukan lagi, negeri Padang Pasir juga bersanad yang tersambung kepada Nabi Muhammad SAW.

Para pelajar yang ingin kuliah di Mesir tidak hanya berkesempatan belajar sejarah, tetapi mereka juga tidak pusing memikirkan skripsi karena itu diganti dengan ujian hafalan al-Quran dari juz 1 sampai 4.

Bagaimana, tertarik untuk melanjutkan studi ke Mesir?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image