Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image elisheva joanna

Buku dan Generasiku

Eduaksi | 2021-05-10 12:08:09
Elisheva Joanna

JENDELA DUNIA! Membaca buku mungkin saat ini merupakan hal yang sudah jarang dilakukan anak-anak muda, terutama generasi Z. Kecanggihan teknologi yang semakin berkembang, membuat generasi ini semakin meninggalkan kebiasaan untuk membaca buku.

Padahal B. J. Habibie mengatakan bahwa buku adalah cinta pertamanya. Ia gemar membaca buku apa saja dan belajar banyak hal dari membaca buku. Inilah yang seharusnya juga dilakukan anak-anak generasi Z yang akan menjadi masa depan bangsa ini. Bahkan Milan Kundera mengatakan, jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya. Maka pastilah bangsa itu akan musnah.

Namun, sayangnya perkembangan teknologi yang ada sekarang malah membuat generasi ini semakin melek teknologi tetapi tidak lagi gemar membaca buku. Lebih baik menonton film/drama, pergi ke bioskop, bermain game online, mendengarkan musik, menonton televisi, mengakses internet ketimbang membaca buku.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita masih meluangkan waktu untuk membaca buku?

Manfaat Membaca Buku

Membaca buku memberikan kita banyak manfaat. Pertama, buku bisa memberikan kita berbagai pengetahuan. Seperti yang dikatakan bapak presiden Indonesia yang ketiga, B.J. Habibie bahwa ia belajar banyak hal dari membaca buku. Bahkan, ia bisa berbahasa Belanda karena membaca buku. Dengan membaca buku bisa memuaskan dahaga kita akan pengetahuan. Seperti pepatah mengatakan Buku adalah jendela dunia.

Kedua, membaca buku juga bisa membangun dan merangsang kreativitas kita, serta merangsang pikiran kita. Membaca akan memicu imajinasi kita terhadap kemungkinan-kemungkinan baru yang mungkin bisa terjadi/diwujudkan. Secara tidak langsung juga, ketika kita membaca, kita juga sedang melatih otak kita dan merangsang pikiran kita untuk terus menganalisa. Oleh karena itu, fungsi kognitif otak kita dan memori kita akan semakin meningkat.

Sebenarnya masih banyak lagi manfaat yang kita bisa dapatkan dari membaca buku. Maka dari itu, sangat penting bagi generasi Z untuk terus melestarikan kegemaran membaca buku yang sudah mulai ditinggalkan karena berkembangnya teknologi.

Generasi Z

Generasi Z adalah generasi kelahiran 1995 hingga 2010 atau orang-orang dengan usia sekitar 11 tahun hingga 24 tahun. Mereka inilah generasi yang sangat melek teknologi. Generasi pertama yang hadir di dunia digital. Generasi yang akan menjadi masa depan bangsa.

Seharusnya dengan teknologi saat ini, mereka bisa memanfaatkannya agar mempermudah mereka untuk akses membaca buku. Namun kenyataannya, menurut penelitian yang dilakukan Nielsen Consumer & Media View pada tahun 2016 yang dilakukan di 11 kota di Indonesia terhadap beberapa media (televisi, internet, dan radio) yang digunakan oleh generasi Z.

Anak-anak dan remaja lebih banyak menonton televisi pada akhir pekan di pagi hari. 49% anak-anak dan 62% remaja mengakses internet dari rumah mereka masing-masing. 93% Anak-anak dan 97% remaja menyatakan mengakses internet menggunakan gadget mereka misalnya smartphone atau ipad.

Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa pengunjung bioskop yang paling setia adalah generasi Z. Dalam satu tahun anak-anak bisa 9 kali pergi ke bioskop sedangkan remaja bisa 11 kali pergi ke bioskop untuk menonton film. Jadi, hampir setiap bulan, setidaknya satu kali mereka mengunjungi bioskop.

Kegiatan yang paling disukai 38% anak-anak adalah menonton TV, sedangkan remaja yang menyukai kegiatan menonton TV 32%. 17% anak-anak dan 25% remaja kegiatan yang disukainya adalah mendengarkan musik. Sementara itu, kegiatan yang disukai 11% anak-anak adalah membaca buku. Namun, 17% remaja lebih suka menjelajahi internet ketimbang membaca buku.

Ada lagi hasil penelitian tirto.id yang menemukan bahwa generasi Z lebih tertarik untuk mempelajari segala hal melalui YouTube dibandingkan harus membaca buku tebal. Generasi Z menyukai hal-hal yang praktis dan konkret.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa hanya 11% dari anak-anak yang menyukai kegiatan membaca buku. Sementara itu, tidak ada remaja yang menyatakan bahwa mereka menyukai kegiatan membaca buku. Dan penelitian lain juga menemukan generasi Z lebih suka mempelajari hal-hal dari YouTube ketimbang membaca buku.

Kita tidak bisa menyalahkan keadaan dimana generasi Z bertumbuh bersama teknologi. Hal yang bisa kita lakukan adalah beradaptasi dan menyesuaikan dengan keadaan generasi Z saat ini.

Misalnya, mempermudah dan memberikan akses buku digital secara gratis. Bisa juga membuat suasana perpustakaan terasa modern dan kekinian, diputarkan lagu-lagu seperti di cafe. Bukan perpustakaan yang harus hening tanpa suara sama sekali seperti di sekolah. Setidaknya ada suara sayup-sayup musik. Agar tidak bosan ketika membaca buku. Menyediakan ruang bacaan untuk sekaligus berdiskusi. Cafe, bioskop, dan tempat nongkrong anak muda lainnya juga bisa menyediakan buku/majalah yang boleh untuk dibaca pengunjungnya.

Luangkan waktu dalam satu hari untuk membaca buku apa saja. Waktu menunggu juga bisa kita manfaatkan untuk membaca. Oleh karena itu, membaca buku bukan hal yang asing lagi bagi generasi Z.

Dalam rangka memperingati hari buku nasional, mari kita sebagai generasi Z terus melestarikan kebiasaan membaca buku. Luangkan waktu kita untuk membaca buku daripada bermain game online, menonton film, dan aktivitas lainnya. Sebab, kita adalah calon masa depan bangsa ini. Seperti kata Milan Kundera, jika buku-buku suatu bangsa dihancurkan, bangsa itu akan musnah. Jangan sampai bangsa kita musnah karena kita tidak lagi gemar membaca buku. Ayo generasi Z, kita lestarikan kegemaran membaca buku!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image