Penolakan Olimpiade Tokyo dan Larangan Mudik
Info Terkini | 2021-05-07 15:28:56Pada hari Selasa 13 April 2021 saya mengikuti program SERAMBI SORE #3 yang diselenggarakan oleh Museum Bahari Jakarta dengan tema "Ekonomi Kreatif Diplomasi Budaya Negeri Bahari Kita". Narasumber pada Serambi Sore kali ini ialah Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang H.E Tri Purnajaya, pada sesi tanya jawab, beliau menyampaikan bahwa ajang Olimpiade Tokyo akan tetap dilaksanakan walaupun Pandemi Covid-19 belum berakhir. Sebagai penggemar olah raga tentunya kabar ini jadi satu kabar gembira terkait penyelenggaran Olimpiade Tokyo yang seharusnya diselenggarakan pada tahun 2020 dan siang ini saya cukup terkejut ketika membaca Republika tentang petisi penolakan Olimpiade Tokyo dikutip dari laman https://www.republika.co.id. Petisi dalam jaringan yang menyerukan agar Olimpiade Tokyo dibatalkan telah mendapat hampir 200.000 tanda tangan dalam beberapa hari terakhir, karena kekhawatiran publik meningkat atas penyelenggaraan Olimpiade di tengah pandemi.
Dengan kurang dari tiga bulan lagi sebelum dimulainya Olimpiade musim panas, yang sudah ditunda setahun karena virus corona, pertanyaan masih tersisa mengenai bagaimana Tokyo bisa menggelar event dunia tersebut dan menjaga para sukarelawan, atlet, ofisial dan warga Jepang aman dari Covid-19. Dikutip dari Reuters, Jumat (7/5), dalam dua hari sejak diluncurkan, kampanye secara daring yang bernama "Stop Olimpiade Tokyo" melalui laman www.change.org, telah memperoleh lebih dari 187.000 tanda tangan, hampir mencapai target 200.000. Hal itu menggaris bawahi keprihatinan publik atas penyelenggaraan event olahraga besar-besaran di ibu kota Jepang.
Memerangi gelombang keempat pandemi dan berjuang dengan kampanye vaksinasi yang lamban, pemerintah Jepang sedang berusaha memperpanjang status darurat di Tokyo dan tiga area lainnya hingga akhir Mei, kata menteri ekonomi, Jumat. Jajak pendapat di Jepang telah menunjukkan mayoritas publik menolak Olimpiade, yang rencananya dibuka pada 23 Juli.
"Kami sangat menyerukan pencegahan penyebaran virus corona dan perlindungan kehidupan dan mata pencaharian dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia untuk menghentikan Olimpiade," kata Kenji Utsunomiya, penyelenggara petisi daring tersebut, menulis dalam lamannya.
Utsunomiya adalah seorang pengacara yang telah beberapa kali mencalonkan diri sebagai Gubernur Tokyo. Namun, penyelenggara telah berulang kali mengatakan Olimpiade akan dilanjutkan, dan mengungkapkan protokol Covid-19 yang terperinci bagi atlet dan ofisial. Pfizer Inc dan mitranya dari Jerman BioNTech SE mengatakan pada Kamis (6/5) bahwa mereka telah menyetujui untuk mendonasikan vaksin mereka untuk membantu memvaksinasi mereka yang berpartisipasi dalam Olimpiade. Jika di Jepang sedang ada gerakan terkait penolakan Olimpiade Tokyo dan di negara kita sedang ramai penyekatan mudik. Seperti video yang ditayangkan oleh Republik Tv dengan judul ini Metode Penyekatan Pemudik di Karawang. Seperti yang kita ketahui Karawang adalah salah satu pintu masuk ke Jabodetabek dari Jalur Pantura atau sebaliknya dari Jabodetabek ke Jawa Tengah atau daerah lainnya di timur Jakarta.
Dalam video tersebut Kapolsek Karawang Kota Kompol Suparno Ezha berserta jajarannya memberlakukan beberapa persyaratan bagi pengguna jalan yang ingin melintas. Petugas melakukan pemeriksaan mendetail tentang syarat yang sudah ditentukan seperti surat hasil Pemeriksaan SWAB PCR/Antigen/Rapid test dan dokumen-dokumen terkait perjalanan serta pertanyaan tentang tujuan melewati Karawang dan penyekatan melalui plat kendaraan hingga jika ada indikasi ingin mudik tentu akan diputarbalikkan sesuai asal perjalanannya dan chek point Tanjung Pura ini setiap harinya bertugas 45 personel gabungan.
Baik Jepang maupun Indonesia sedang berjuang untuk bisa keluar dari Pandemi Covid-19, Momen perhelatan Olimpiade Tokyo dan Mudik Lebaran adalah dua momen besar bagi masing-masing negara dan bagi kita yang tidak mudik pada perayaan Idul Fitri 1442 H ini semoga momen silaturahim dengan orang tercinta tetap bisa dilakukan dengan menggunakan alternatif lainya seperti video call, zoom meeting atau platform lainnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.