Menggugat Tuhan
Agama | 2021-05-04 01:39:22Semua doa rasanya sudah dilantangkan keras melalui lisan, hati, tulisan, maupun perbuatan. Seluruh aliran pikir juga rasanya sudah mengalir teruntuk hanya tujuan yang bertumpu akan keridhoan-Nya. Pun laku tindakan sudah bergerak rasanya atas dasar gerakan-Nya.
Namun, upaya-upaya itu pada jalannya belum menemui titik capai yang sesuai dengan keinginan. Justru berbalik jauh dengan apa yang menjadi cita dan asa.
Padahal sudah merasa bahwa semua doa-doa itu memang yang dipanjatkan sampai kepada-Nya. Segala jalan pikiran pasti Dia memahaminya. Seluruh gerak jiwa dan raga sudah pasti berdasarkan laku kehendak-Nya.
Namun, mengapa tidak kunjung senang?
Mengapa juga tidak jadi sempurna?
Apakah ini isyarat? Apakah ini sebuah tanda, bahwa yang diminta bukanlah sesuai dengan keinginan-Nya?
Bagaimana cara membacanya?
Kemudian dengan lantang menggugat Tuhan, bahkan kerap mengancam, dan menerka apa maksud dan tujuan Dia membuat risau para makhluk-Nya.
Sepanjang detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun melakukan aksi demonstrasi kepada Tuhan. Aksi itu berupa mogok ibadah, mogok berdoa, bahkan mogok meminta.
Namun di kala aksi damai pemogokan itu, kemudahan-kemudahan lantas menaungi jalan hidup. Meski doa-doa yang belum terkabul masih menjadi pertanyaan, tapi jalan lain muncul secerah apa yang diharapkan.
Cahaya Tuhan kemudian perlahan datang menerangi gelap jiwa. Lama-lama, lamat-lamat, hingga nantinya tamat.
Yang sebelumnya sudah tak perduli lagi akan serba-serbi ritual untuk menuju pada-Nya, kemudian heran bertanya tentang makna dari fenomena yang terjadi ini.
Apakah Dia harus diancam dan didemo terlebih dulu, agar doa-doa terkabulkan?
Namun sisi arif dalam diri kemudian menjadi bijaksana dan menyadari, bahwa yang dibutuhkan hanya kembali kepada pengggalan ayat "Maka, nikmat mana lagi yang kau dustakan," dan "Sungguh beserta kesulitan itu ada kemudahan."
Tuhan memang Maha Bercanda dan Maha Asyik. Sebercanda itu Tuhan pada seluruh makhluknya, tapi kadang makhluknya malah menganggap sangat serius apa yang menjadi ketentuan-Nya. Janganlah berburuk sangka pada-Nya.
Seorang Ustaz berpesan; Doa-doa itu bukan meminta, tapi mengajak serta kehadiran Allah dalam setiap apapun yang ingin diwujudkan. Sebab hakikat perwujudan apapun sebenarnya ialah dari Allah.
Sehingga juga yang dibutuhkan adalah mengalir, sabar, ikhlas, dan benar.
Wawllahuaklam.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.