Meningkatkan Pemahaman Proses Keterampilan Belajar Siswa Melalui Model PBL
Eduaksi | 2021-04-29 12:52:36Penulis :
Fitria Faridhotul Khasanah
Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dirancang oleh guru agar siswa dapat melakukan kegiatan belajar ,untuk mencapai tujuanatau kompetensi yang diharapkan . Dalam merancang kegiatan pembelajaran ini,seorang guru semestinya memahami karakteristik serta ciri khas siswa, tujuanpembelajaran, yang ingin dicapai atau kompetensi yang harus dikuasai siswa,materi ajar yang akan disajikan, dan cara yang digunakan terus mengemaspenyajian materi serta penggunaan bentuk dan jenis penilaian yang akan dipiihuntuk melakukan pengukuran terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran ataukompetensi yang telah dimiliki siswa.
Untuk meningkatkan pemahaman proses keterampilanbelajar siswa , siswa diharuskan untuk sering berlatih, sering belajar dansering mengulas materi-materi sebelumnya, Adapun upaya yang dapat dilakukan seorang gurupembimbing dalam mempertahankan dan meningkatkan keterampilan belajarsiswa adalah menyajikan materi-materi padalayanan penguasaan konten, penguasaan materi pembelajaran dengan mempergunakanmetode-metode pembelajaran, model-model pembelajaran yang lebih menarik, menantang danberagam serta menjalin kerjasama dengan guru mata pelajaran dalam meningkatkanketerampilan belajar siswa.
Berkaitan dengan cara atau metode- metodeserta model -model yang ingin dicapai dan dipilih didalam pembelajaran, Seorangguru harus terlebih dahulu memahami berbagai pendekatan, strategi dan modelpembelajaran. Model Pembelajaran dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikanpengalaman belajar untuk mencapai sebuah tujuan belajar. Dapat juga diartikan sebagai suatupendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, memilikiarti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode-metode pembelajaran . Saat ini telah banyakdikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampaimodel yang lebih kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalampenerapannya . Salah satu contoh model pembelajaran yang ingin dibahas disini adalah Model PBL (Problem Based Learning).
Model PBL ini bercirikan penggunaan masalahkehidupan nyata sebagai sesuatuyangharus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikirkritis, keterampilan belajar siswa dan pemecahan masalah serta mendapatkanpengetahuankonsep- konsep penting, dimana tugasguru harusmemfokuskan diri untukmembantu siswa dalam mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaranberbasis masalah penggunaannya di dalam tingkat berfikiryanglebih tinggi, dalamsituasi berorientasi pada masalah, termasukbagaimana belajar.
Problem Based Learning atauPembelajaran berbasis masalah meliputi pengajuanpertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitanantar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama dan menghasilkan karya serta peragaan.Pembelajaran berbasis masalahtidak dirancanguntuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya pada siswa tersebut.
Adapun penerapanmodel PBL ( Problem Based Learning)ini nantinyadalam meningkatkan keterampilan pemahaman proses serta pemahaman pembelajaransiswa. Keterampilan proses PBL(ProblemBased Learning) yang bertujuan agar guru dapat melihatbagaimana siswa merencanakan pemecahanmasalah,melihat bagaimana siswamenunjukkan pengetahuan danketerampilannya.
Sebagian masalah dalam kehidupan nyata ini bersifat dinamis sesuai dengan perkembanganzaman dan konteks atau lingkungannya, maka disampingpengembangan kurikulumjuga perlu dikembangkan model-model pembelajaran yangsesuai dengan tujuan kurikulumyang memungkinkan siswa dapat secaraaktif mengembangkan kerangkaberfikir dalam memecahkanmasalah serta kemampuannyauntuk bagaimana belajar(learning howto learn). Dengan kemampuan atau kecakapantersebut diharapkan siswa akan mudah beradaptasi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.